SUBADI
Banyak
sekali cara yang bisa kita lakukan untuk memotivasi diri. Bagi saya salah
satunya dengan cara menulis hal-hal positif yang kita inginkan, tentang apa
saja. Maka dari itu, spirit literasi yang sedang saya sinaoni ini
semata-mata untuk motivasi diri, ya, diri saya sendiri. Jika tulisan itu
ternyata dibaca oleh orang lain, dan akhirnya bisa memberi bermanfaat, tentu
saya juga sangat senang.
Sebagai
generasi muslim, kita sudah selayaknya membudayakan membaca. Dengan membaca,
kita sejatinya juga sedang menjalani proses belajar, dan bahkan pada titik
tertentu membaca juga akan bernilai ibadah, seperti halnya membaca al-Qur’an,
membaca shalawat, dan membaca apa saja, asal didasarkan pada niat yang benar, talabil
ilmi, misalnya.
Pada
tulisan sederhana ini, seperti judul di atas [ MEMBACALAH “ al-Qur’an &
Koran”], bukan serta merta “membaca” yang yang saya maksud, hanya ditumpukan
pada al-Qur’an dan Koran saja. Benar pada satu sisi, saya ingin sedikit
mengulas seputar membaca Al-Qur’an secara kusus, dan pada sisi yang lain saya
hendak mengulas sedikit tentang bahan bacaan selain al-Qur’an. Itulah kira-kira
topik yang hendak saya uraikan. Jadi
judul itu [Al-Qur’an & Koran], semata-mata hanya untuk keindahan dan ber-gaya
saja. Meskipun demikian, semoga tidak mengurangi esensi dari tulisan.
Secara
lebih kusus, saya ingin menggaris bawahi kata “Koran”. Koran di sini
saya posisikan sebagai wakil untuk semua bacaan selain al-Qur’an, seperti buku bacaan, buku pelajaran, majalah,
tabloit, dan media informasi
telekomunikasi lainnya. Artinya, semua bahan bacaan yang dapat menambah wawasan
kita, tentang ilmu, informasi, dan sebagainya. Iya, memang benar, secara kusus
dan lebih optimal koran [surat kabar] mempunyai porsi tempat yang
sedikit lebih luas di tulisan ini. Mohon maaf, meskipun demikian, saya
perlu akui bahwa sebenarnya saya juga sangat jarang membaca Koran. Ingin
sekali, tulisan ini bisa menjadi motivasi bagi saya, supaya bisa lebih banyak
membaca al-Qur’an dan juga bacaan-bacaan yang lain, terutama membaca buku.
Al-Qur’an
dan Koran, sudah maklum di kalangan masyarakat, bahwa ke duanya adalah
bahan bacaan yang sangat familiar, dekat dengan kita. Al-Qur’an adalah firman
Allah yang sudah ditulis dalam kumpulan yang runtut, dan menjadi bacaan yang
indah, di dalamnya terdapat petunjuk ke jalan yang benar. Sedangkan Koran,
adalah bacaan tentang informasi terkini tentang apa saja yang terjadi di dunia.
Ia berisi pengetahuan, informasi aktual, dan kejadian-kejadian yang menarik
untuk diberitakan.
Jika
al-Qur’an datangnya dari Dzat yang Maha Alim, yaitu Allah SWT, disampaikan
oleh Malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW, dan dari Nabi Muhammad SAW sampailah kepada kita, umatnya. Ia
sebagai petunjuk dan pegangan hidup di dunia bagi umat. Sementara Koran, adalah
bacaan hasil liputan para wartawan tentang kejadian-kejadian yang terjadi di
dunia ini, nuansa positif dan negatif selalu menyertai bacaan yang ada di
Koran, ia sebagai penyalur informasi kepada masyarakat atas segala kejadian
yang ada di dunia. Setiap informasi yang disuguhkannya bisa menjadi bahan refleksi
bagi kita semua.
Uraian
di atas, menegaskan bahwa antara ke duanya [al-Qur’an dan Koran] terdapat
perbedaan yang sangat jauh. Bahkan tidak se level jika membandingkan al-Qur’an
dan Koran. Al-qur’an datang dari Allah SWT, Tuhan yang menciptakan manusia,
sedangkan Koran datang dari manusia sendiri. Namun, meskipun demikian, keduanya
menjadi bacaan orang setiap hari. Ada kalanya, orang lebih banyak membaca
al-Qur’an, dan ada kalanya, orang lebih banyak membaca Koran ketimbang
al-Qur’an. Kira-kira demikian faktanya.
Disamping
itu, juga sudah menjadi tradisi bagi sebagian orang, setiap pagi sambil ngopi
di teras, sambil membaca Koran. Sampai-sampai merasa ada yang kurang jika belum
sempat membaca Koran, terus tergiang dan bahkan gelisah, kira-kira. Si
sisi yang lain, juga banyak orang yang jika sehari tidak membaca al-Qur’an
rasanya juga ada yang belum lengkap, seperti ada yang belum komplit. Dan
bahkan, ada orang yang sama sekali tidak membaca keduanya, pun demikian rasanya
biasa-biasa saja, tidak merasa ada yang kurang sedikit pun.
Bagi
saya, secara pribadi ada cara menyikapi al-Qur’an dan Koran. Al-Qur’an sebagai
firman Allah, sebagai petunjuk bagi kita, seharusnya senantiasa dibaca setiap
hari, karena membaca al-Qur’an adalah ibadah, bahkan membaca satu huruf dalam
al-Qur’an pahalanya sepuluh kebaikan. Selain itu, al-Qur’an di dalamnya
terdapat petunjuk, yang hendak menuntun manusia ke jalan yang benar. Jika kita
dalami lebih lanjut, begitu banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari aktivitas
membaca al-Qur’an, entah kita faham artinya, ataupun tidak sama sekali,
semuanya penuh dengan fadhilah.
Yang
jelas, semakin banyak orang membaca al-Qur’an maka semakin banyak pula
mendapatkan petunjuk. Apalagi, jika membacanya tidak asal membaca, tidak sekedar
membaca, melainkan membaca al-Qur’an sekaligus memahami pesan dan kandungannya,
tentu akan lebih mantap lagi. Dari sini, dapat kita ketahui bahwa membaca
al-Qur’an selain mendapatkan keuntungan pahala dari Allah, juga akan
mendapatkan petunjukNya. Petunjuk yang dapat menuntun kepada jalan yang lurus,
jalan yang diridhai Allah Ta’ala.
Ya,
membaca al-Qur’an lengkap dengan berbagai manfaat. Namun demikian, bukan berarti
kita hanya harus membaca al-Quran saja, dan menyingkirkan jauh-jauh Koran [dan
bacaan yang lain, juga menyimak berita]. Kiranya, dapat saya pastikan, - mungkin
juga anda- membaca Koran dan bacaan yang
lain juga sangat penting bagi kita, untuk mengetahui setiap peristiwa yang
terjadi di dunia ini, dengan gemar membaca buku dan bacaan yang lain, juga akan
menambah wawasan dan membuka kacrawala berfikir kita. Maka, sungguh pun kita
sudah membaca al-Qur’an setiap hari, harapan saya, kita juga musti membaca
Koran dan bacaan-bacaan yang lain.
Membaca
keduanya, bagi saya perlu dibudayakan, dilestarikan, dan di-dakwah-kan. Karena,
antara keduaya, ada kaitan yang sangat kentara dan krusial.
Al-Qur’an banyak menyebutkan kejadian-kejadian umum, yang tak sekaligus
menyertakan contoh-contoh dan permisalannya secara terperinci, seperti
sifat-sifat orang munafik, tindakan orang yang dzalim, orang-orang yang
beruntung, bencana, keberkahan, dan lain sebagainya. Sementara Koran dan bacaan
yang lain, selalu melaporkan contoh-contoh kejadian konkrik yang sudah terlebih
dahulu disebutkan di al-Qur’an. Berbagai macam berita hadir di dalam Koran,
berbagai contoh teladan ada di dalam buku, berita peristiwa bencana hadir di
TV, contoh kerusakan hutan juga hadir di
Koran dan TV, sungguh lengkap Koran dan bacaan yang lain itu. Secara konkrit
menunjukkan kesesuaian antara isi al-Qur’an dan Koran [bacaan yang lain, juga
menyimak berita].
Walhasil,
jika setiap dari kita membaca koran
[dan bacaan yang lain, juga menyimak berita], telah terlebih dahulu
membaca al-Qur’an, maka setiap kali membaca Koran [dan bacaan yang lain, juga
menyimak berita], kita akan mengatakan “Maha
Benar Allah dengan Segala Firmannya”. Apa
yang kita baca dalam al-Qur’an, yang disebutkan secara singkat, benar-benar
dirinci kejadiannya, dalam Koran-Koran, Buku-buku, TV, dan Majalah-majalah.
Jika
kita refleksikan lebih dalam lagi, saya bisa pastikan, semuanya tidak ada yang
betentangan dengan apa yang telah disebutkan sebelumnya di dalam Al-Qur’an.
Maka dari itu, gerakan literasi [membaca dan menulis], mari kita terus
budayakan, karena sejatinya, [bagi saya] aktivitas liteasi itu adalah
bagian dari cara untuk mengokohkan keimanan kita bahwa firman Allah itu
[al-Qur’an], yakin benar adanya, sungguh tak ada ruang sejengkal pun untuk meragukan kebenaran al-Qur'an. Wallahu a’alam bissowab.