S u b a d I
Bismillah, hari ini sebagian wilayah di Indonesia sedang menunggu hujan, namun hujannya tak kunjung datang. Sebagian wilayah yang lain tidak menunggu hujan, namun hujan yang tidak ditunggu itu datang dengan derasnya sehingga berakibat banjir, tanah longsor, dan bahkan menelan korban, orang terbawa arus, tertimbun longsor, dan tak sedikit tanaman yang diidam-idamkan kini menjadi gagal penen.
Akhir-akhir ini, musim kemarau maupun penghujan bisa datang sewaktu-waktu, tidak seperti dahulu kala yang dengan mudah ditebak oleh petani desa. Kini musim kemarau masanya bisa lebih lama dari biasanya, atau malah sebaliknya. Begitu pula musim penghujan kadang juga bisa lebih lama dari biasanya, pun juga sebaliknya. Karena itu, kita semua, termasuk bangsa ini harus berfikir dan memikirkan terhadap fenomena alam ini.
Sepakat atau tidak, orang kebanyakan sekarang ini memang sudah berfikir, tetapi pikirannya mungkin sebatas pada pekerjaannya masing-masing, dan sikap seperti itu tidaklah cukup. Banyak orang sering kali bertanya dengan pertanyaan "apa", namun sering kali tidak bertanya menggunakan pertanyaan " mengapa"?. Misalnya, mengapa sekarang ini belum masuk musim penghujan kok sudah turun hujan, bahkan bisa begitu deras. Bagaimana akibatnya terhadap petani yang sudah terlanjur menanam jagung atau tembakau? Akibatnya, tanaman itu mati karena terlalu banyak tergenang air, atau bisa saja penen, tetapi hasilnya tentu tidak maksimal.
Membincang soal hujan, tentu hujan itu bisa menjadi rahmat dan sebaliknya bisa menjadi petaka. Yang jelas, hujan akan menjadi rahmat tergantung bagaimana sikap manusia itu sendiri, yang terpenting adalah jangan sampai alam ini dirusak atau jangan merusak alam. Hujan itu adalah rahmat, namun jika kita tidak bisa mengolah lingkungan kita maka akan sangat mungkin terjadi banjir, yang berarti menjadi petaka.
Oleh sebab itu, kata Ni'mah itu jika sedikit saja dirubah, menjadi Niqmah akan berubah sekali artinya. Ni'mah mengandung unsur ketenangan, kesenangan, dan kegembiraan, tetapi kalau dibaca Niqmah di sana ada unsur derita, gelisah, dan kesusahan.
Walhasil, hakikatnya keseluruhan alam ini adalah rahmat, yang bisa menjadi ni'mat dan juga bisa menjadi niqmat. Dan, itu semua sangat tergantung kepada manusianya untuk menyikapi, memahami, menangani, serta memelihara. Karena itu, setiap kali kita mendapatkan kesulitan maupun penderitaan, sudah sepantasnya kita bertanya kepada diri kita masing-masing. Apa yang salah pada diri saya? Jangan menyalahkan orang lain, atau lebih berbahaya lagi jika kita menyalahkan Sang Pencipta. Ibda' binafsik...
Punjul, 12 Oktober 2020