google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': September 2022

Kesulitan Membaca? Jangan Sedih, ini Solusinya...


S u b a d i

Bismillah, sebagai seorang guru pasti sudah terbekali dengan ilmu pendidikan dan beberapa ilmu penunjang lainnya. Sehingga selain guru itu profesional dalam mengajar juga memiliki kepekaan terhadap para siwanya. Guru secara alamiah akan mudah mengenali mana siswanya yang minderan, mudah ngambek, percaya diri, cepat tanggap, mudah konsentrasi, dan tipe-tipe belajar efektif dari masing-masing siswa. Maka dari itu, tak berlebihan jika guru dianggap sosok yang sangat menawan dan istimewa. Oke banget.

Rata-rata anak baru masuk kelas 1 sekolah dasar masih ada yang kesulitan membaca atau belum mampu membaca dengan baik dan benar, meskipun tidak semuanya. Bahkan beberapa kasus juga ditemukan siswa yang belum mampu mengenali huruf. Melihat kasus ini guru harus segera tanggap kemudian mencari solusi untuk mengatasi kasus kesulitan membaca bagi para siswa. Ini menjadi sangat penting karena materi kelas 1 sudah berupa bacaan dan sampai butuh menalar. Jika peserta didik kelas 1 yang belum mampu membaca dengan baik tidak segera teratasi maka akan timbul masalah yang lebih komplek lagi, sikap minder, tujuan pembelajaran tidak tercapai, malas sekolah karena malu, psikis, dan lain sebagainya. Misalnya. 

Membincang soal membaca menjadi penting, sebab membaca sendiri merupakan landasan pendidikan secara umum dan juga landasan literasi. Sehingga membaca dianggap sebagai kunci untuk membuka segudang pemahaman terhadapa materi yang mereka pelajari. Pada fase selanjutnya, membaca juga menjadi modal mereka untuk menjadi sukses. Membaca dalam hal ini bagian dari alat meraih cita-cita. 

Maka dari itu, guru yang menemukan peserta didiknya kesulitan membaca harus segera tanggap, sebab kesulitan membaca merupakan masalah terpenting yang dihadapi para siswa. Ya, nyatanya membaca tidak mudah bagi beberapa siswa sehingga guru harus segera menentukan strategi pembelajaran yang efektif untuk mengatasi masalah kesulitan membaca ini. 

Ada beberapa strategi yang bisa membantu guru untuk menumbuhkan kecintaan siswa pada membaca, dengan cara melibatkan para siswa ikut aktif serta percaya diri belajar membaca. Strategi yang sangat sederhana, namun bisa memberi pengaruh besar dan efektif untuk mengatasi kesulitan membaca bagi para siswa.

Pertama, membaca bersama-sama.
Ingat, biasanya guru meninta peserta didik untuk bergantian menyampaikan bacaan dengan keras di depan kelas, tanpa memperhatikan kemampuan membaca siswanya. Hal ini dapat menjadi momen yang mengerikan bagi para siswa yang tidak percaya diri terhadap kemampuan membaca mereka. Maka, perahatian guru terhadap mental dan psikis peserta didik harus lebih diutamakan ketimbang menuntut meraka cepat bisa membaca. Tumbahkan percaya diri tentu lebih utama.

Ada istilah Choral Reading dimana guru dan para siswa membaca bersama-sama dengan keras, mendorong semua siswa untuk berpartisipasi karena kesalahan yang terjadi akan tertutupi oleh anggota kelas yang lain. Hal ini akan membangun rasa percaya diri para siswa dan memberikan peluang bagi mereka untuk mengambil resiko lebih dibandingkan dengan jenis pengaturan atau model membaca yang lain. 

Kedua, bertukar pilihan bacaan guru dengan siswa.
Sementara saat guru sangat baik dalam memilih teks yang bagus bagi siswa dengan tingkat membaca yang sesuai, tidak ada yang dapat mengalahkan minat serta ketertarikan siswa, ketika mereka sendiri yang memilih bacaannya.

Menurut hemat saya ini sangat menarik, sebab membiarkan siswa memilih buku mereka sendiri, memberinya kepemilikan dan juga kebebasan dalam pilihan bacaan justru akan dapat menumbuhkan kecintaan mereka seumur hidup terhadap bacaan. Meraka merasa bebas menentukan pilihan tanpa ada sedikitpun rasa keterpaksaan. 

Ketiga, bermitra dengan siswa lintas kelas.
Disebutkan dalam referensi, ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh pendidik literasi memperlihatkan adanya dampak yang besar dari sistem kemitraan antar siswa terhadap pencapaian akademis mereka. Dimana sistem teman belajar antara siswa lebih tua berprestasi baik, dengan siswa lebih muda yang memiliki kesulitan belajar, akan menghasilkan suatu peningkatan yang signifikan. Siswa yang lebih muda akan menjadikan siswa yang lebih tua sebagai panutan. Selain itu mereka juga mendapati siswa yang lebih tua, memiliki simpati yang lebih terhadap upaya keras mereka (siswa lebih muda) dalam memahami suatu bacaan. Hal ini akan menghasilkan sebuah situasi yang nyaman bagi mereka untuk berlatih dan bereksplorasi. 

Strategi ini tenyata memberi dampak ganda yang didapat, tidak hanya terhadap peningkatan kemampuan membaca siswa yang lebih muda, siswa yang lebih tua juga mendapatkan manfaat dari pengayoman ini. Lebih jauh, beberapa siswa yang memiliki masalah perilaku juga menunjukkan peningkatan (perbaikan perilaku/karakter). 

Catatan: ‘teman belajar’ yang dimaksud di atas semisal di jenjang MI, dapat memasangkan/mengkolaborasikan antara siswa MI kelas bawah yang mengalami kesulitan belajar (membaca) dengan siswa MI kelas atas yang memiliki pemahaman bagus dalam membaca. Bisa dicoba. 

Keempat, Pra-mengajar kosakata dan ejaan.
Ketika mengenalkan suatu bacaan baru kepada siswa, kita bisa membuat daftar kosa kata baru yang nantinya akan ditemui siswa, dan memberikan daftar tersebut sebelum siswa mulai membaca. Mengajak siswa untuk terbiasa dengan kosa kata baru dengan menjelaskan pengertian kata-kata tersebut dan mengajak siswa berpartisipasi dalam permainan kata, dapat mengurangi kebingungan ketika siswa menemui kata baru dalam suatu bacaan. Melatih perbendaharaan kata dapat meningkatkan kepercayaan diri, pemahaman serta kefasihan siswa dalam membaca dan memahami isi bacaan.

Membimbing para siswa membaca mulai dasar sampai mereka cakap dan terampil akan menjadi ladang amal yang sangat besar pahalanya. 

Semoga bermanfaat.

Boyolangu, 22 September 2022





𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...