google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': Sudahkan Kita Bermuhasabah Hari Ini?

Sudahkan Kita Bermuhasabah Hari Ini?

S u b a d i

Bismillah. Secara ringan muhasabah bisa dimaknai menghitung. Dalam wacana kesufian, muhasabah artinya instrospeksi diri. Lebih spesifik lagi muhasabah bisa difahami sebuah kesadaran untuk menimbang antara baik dan buruk, antara manfaat dan madharat, antara  haq dan bathil, dan lain sebagainya.

Saat ini kita berada di bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh rahmat dan ampunan dari Allah SWT. Setiap umat yang beriman berlomba-lomba dalam kebaikan dan beribadah kepadaNya. Siang untuk berpuasa, malam untuk tarowih dan qiyamul lail. Ibadah kebanyakan umat bertambah lebih banyak dibanding bulan-bulan sebelumnya. Surau dan masjid pun selalu penuh dengan jamaah shalat, terlebih waktu malam hari. Sungguh pemandangan yang menyejukkan dan damai. 

Senyampang mengisi dan berdiri tegak menikmati welas-asih Allah Ta'ala di bulan yang penuh ampunan dan pembebasan ini, tak ada salahnya jika kita pergunakan untuk berfikir, selagi yang kita fikirkan adalah hal yang positif, terlebih bisa bermanfaat. 

Saat bicara soal ibadah, berarti kita sejatinya sedang membincang tentang berjalan menuju Tuhan. Maka sudah sepatutnya kita memperhitungkan sesuatu yang ada dalam perjalan, diawali dengan menyiapkan tekad dan bekal, kendaraan yang akan kita tumpangi, serta hal lain yang kita butuhkan untuk mensukseskan perjalanan kita. Sebab perjalanan yang kita lalui akan terus bergerak dan tak kan pernah kembali.

Satu point penting yang tidak boleh kita kesampingkan saat berjalan menuju Tuhan [ibadah] adalah muhasabah. Muhasabah menjadi sangat penting sebab dengannya kita akan selalu ingat dengan diri sendiri. Ia mampu menunjukkan kekurangan, ketidaksopanan, serta memperlihatkan dosa-dosa kita kepada Allah SWT. Dengan muhasabah kita akan terbantu untuk menimbang diri kita sendiri dan berhias untuk mengumpulkan bekal untuk menyambut masa depan, Akhirat. 

Sebagai hamba, kita sering merasakan nikmat, dan kita juga pernah melakukan kejahatan. Sekecil apapun nikmat yang pernah kita rasakan dan seremeh apapun kejahatan yang pernah kita lakukan. Dengan muhasabah kita akan menemukan apa sesungguhnya yang dari Allah dan apa yang berasal dari diri kita sendiri. Sehingga kita akan tahu di mana letak ampunan dan rahmatNya sekaligus tahu dimana letak kehancuran dan kerusakan. 

Dengan muhasabah pula kita akan terbantu membandingkan betapa luas kemurahan Allah dan betapa sempit pengabdian kita kepadaNya. Betapa Agungnya Allah dan betapa hinanya kita. Kita juga akan semakin menyadari bahwa Dia-lah yang layak disembah dan kita adalah hamba yang wajib menyembah. 

Namun perlu dicatat, bahwa muhasabah bukanlah hal yang mudah begitu saja dikerjakan. Sampai Ibnu Qoyyim al-Juziyyah menuturkan tiga syarat agar seorang hamba dapat bermuhasabah, tiga hal itu adalah :

Pertama, cahaya hikmah adalah ilmu yang dimiliki seseorang, dengan ilmu seseorang akan mampu membedakan mana yang haq dan bathil. Cahaya hikmah hanya akan akan datang kepada seseorang yang hatinya telah mendekat kepada Allah dan tekun berbadah kepadaNya. Jadi caya hikmah ini tidak akan datang begitu saja. 

Kedua, kita harus berprasangka buruk kepada diri sendiri. Sederhananya jika kita tidak pernah berprasangka buruk kepada diri sendiri, pasti pada satu titik kita akan merasa selalu baik dan benar. Dan fatalnya jika kita sampai melihat yang sajatinya keburukan sebagai kebaikan dan aib sebagai kesempurnaan. Naudzubillah. Ingat, kehancuran Fir'aun tak lain karena disebabkan oleh selalu menganggap dirinya paling baik dan sempurna. 

Ketiga, dapat membedakan nikmat dan ujian. Maksudnya, kita musti memahami dan mengetahui mana yang mengandung rahmat kasih sayangnya dan mana nikmat yang hanya semu. Kita musti bisa menentukan mana nikmat yang merupakan kasih sayang Allah yang bisa membawa kepada kenikmatan abadi, dan mana kenikmatan yang sejatinya hanya tipuan semata. 

Semoga kita senantiasa dituntun oleh Allah SWT selalu berada pada jalan yang diridhai, diterima semua amal kebaikan kita, dan dijadikan menjadi hambaNya yang mampu bermuhasabah. Amin. 

Punjul, 03 Mei 2021







No comments:

Post a Comment

Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...