Belajar Ngulang |
Subadi
Bentuk pengabdian seorang santri kepada Kyai, Guru, dan
Almamaternya itu ragamnya banyak sekali. Bentuk pengabdian, bagi saya, sekaligus sebagai kunci
pembuka sudut pintu keberkahan ilmu yang telah diraih ketika talabul ilmi. Yang
tidak terkadang semua itu tidak
disadari, bahkan dilupakan, naif.
Ragam bentuk
pengabdian itu bagi saya, juga sebagai
jalan pembuka pintu keberkahan. Semuanya bisa dikerjakan mulai masih berada dalam proses belajar
hingga saat pulang mondok -boyong- ke kampung halamannya masing-masing.
Sebagai contoh
pengabdian seorang santri
adalah belajar dengan rajin dan tekun sesuai kemampuan yang dimiliki, dengan menggunakan kesempatan waktu sebaik
mungkin untuk belajar dan terus belajar. Saya bisa pastikan, kesempatan belajar saat masih dalam
lingkungan pondok, merupakan kesempatan yang tidak akan terulang kembali,
apalagi ketika sudah "boyong"/ pulang kampung.
Nampaknya, belajar dengan giat itu, sekilas bukanlah bagian dari bentuk pengabdian, akan tetapi
jika kita mau merefleksikan semenit saja, belajar dengan mengikuti peraturan dengan baik
dan penuh ketaatan adalah bagian dari bentuk pengabdian. Ya, mengabdikan akal dan
kesempatan yang kita punyai kepada Allah Sang Maha Alim, menjalankannya atas dasar petunjuk dan pengajaran
seorang Guru. Ini bagi saya,
cara kita mengabdikan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, belajar seperti itu, juga merupakan proses bersyukur. Selain itu, sabagai
seorang Santri,
terkadang -bahkan sering- mendapat tugas-tugas tambahan, semisal tugas kebersihan, pengurus
kegiatan, menjadi delegasi di setiap kegiatan/lomba, mengajar di TPQ,
menjadi guru badal/pengganti,
membantu keluarga ndalem, mengantar sesuatu, kerja bakti, dan
banyak lagi bentuk kegiatan mulai yang paling ringan hingga yang berat,
seperti ikut dalam proses pembangunan gedung pondok dan sebagainya. Termasuk yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga nama baik para guru, keluarga guru dan menjaga nama baik
almamater/lembaga di mana proses talabul ilmi berlangsung.
Semua itu, bagi saya adalah bagian dari pengabdian seorang Santri yang dapat dikerjakan saat
masih di Pondok.
Jika pekerjaan itu dilandasi dengan niat yang iklhas dan dilakukan dengan tulus serta jujur, maka
dapat dimungkinkan akan mampu mengantarkan
pada kemanfaatan dan keberkahan ilmu, yang manfaatnya tidak hanya akan dirasakan pada saat
proses talabul ilmi saja, tetapi juga
akan dirasakan tatkala
sesudah "boyong"/
pulang ke kampung halaman.
Bagi para Santri alumni, banyak pintu dan cara yang dapat
ditempuh untuk mengabdikan diri kepada Kyai, Guru dan Almamaternya. Sejumlah kegiatan seperti rutinan
penggalangan dana alumni yang diinfakkan untuk kemajuan almamater, gelaran
kotmil Qur'an dan do'a bersama yang terjadwal, baik mingguan, bulanan, dan tahunan,
yang dilakukan bersama-sama, dalam rangka mendoakan para Guru dan Kyai, serta
merajut ukhuwah, menjaga sambungan sanat ilmu sekaligus mengikis kelupaan
kepada Kyai dan Almamater yang telah menuntun menjadi orang yang berilmu dan
berguna. Termasuk ikut andil memajukan almamater
dan gerak mempromosikannya. Ini bagi saya juga termasuk cara berkidmad yang bisa ditempuh oleh para alumni.
Itulah sekilas isi
benak saya dan dengan keyakinan yang kuat, semua
itu jika dikerjakan akan
menjadi wasilah
ilmu yang bermanfaat serta dapat menjaring dan mengumpulkan berkah-berkah yang
tercecer. Tentu
cara-cara lain masih banyak yang bisa dilakukan. Semoga para Guru kita terus sehat dan istiqomah dalam
menggelar ilmu, dan Almamater kita semakin jaya dalam mengemban amanat pendidikan agama islam. Amin.
Punjul-Karangrejo-Tulunangung, 1 Mei 2020,
No comments:
Post a Comment
Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..