google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': KITA & CORONA ADALAH MAKHLUK, LALU BAGAIMANA KITA BERSIKAP? takut kepada Allah atau Corona ?

KITA & CORONA ADALAH MAKHLUK, LALU BAGAIMANA KITA BERSIKAP? takut kepada Allah atau Corona ?

S u b a d i

Bismillah. Entah kepan corona akan berakhir. Korban meninggal lantaran corona hari demi hari kian meningkat. Menyikapinya dengan sabar, ihtiyar, dan tawakkal kepada Allah adalah keputusan bijak bagi setiap umat yang cerdas. Untuk hadirnya sikap cerdas ini, tidak hanya cukup dengan pengetahuan semata, akan tetapi juga butuh perenungan. 

Tak jarang, akhir-akhir ini, kita jumpai komentar dan tanggapan seseorang yang bagi saya kurang tepat, bahkan berbahaya dalam menyikapi wabah Corona. Semisal ada yang mengatakan "Jangan takut pada corona, takutlah pada Allah !", Apalah arti keimananmu jika kamu takut pada corona?, dan lain sebagainya. 

Secara sederhana, bagi orang yang masih awam dan pemula dalam beragama, pernyataan dan komentar semacam itu terasa benar dan tepat, sesuai dengan tuntunan syari'at agama. Coba, pejamkan mata sejenak, dan renungkan, sejatinya komentar yang semacam itu besar peluangnya adalah keliru dan sungguh membayahakan jika dilontarkan saat sedang terjadi wabah, seperti saat ini. 

Mengapa ❓

Sebab, akan timbul kesan pasrah total kepada Allah tanpa adanya upaya yang maksimal, sehingga akan mendorong seseorang kepada sikap tidak waspada, dan memungkinkan seseorang bertindak ceroboh. Bahkan, bisa jadi akan memengaruhi kepada orang lain, bahayanya ia bisa tertular atau malah menularkan. Sungguh disayangkan. 

Allah adalah Sang Khaliq, Dia Allah lah yang menciptakan seluruh makhluk, semua yang selain Dia. Tak lain adalah corona yang sudah menjadi kesepakatan bahwa ia adalah makhluk yang membahayakan jiwa manusia. Sehingga, jika kita sampai membandingkan antara takut kepada Allah dan corona, tentu teramat tidak pantas, sungguh tidak bijak. Apalagi dilontarkan seseorang yang berpendidikan, bahkan mempuni soal agama. Sayang sekali. 

Banyaknya orang yang telah terjangkit akibat corona, mulai orang biasa, sampai orang penting, bahkan tak sedikit yang dirawat dan meninggal dunia, membuktikan bahwa corona benar-benar ada di sekitar kita. Dengan demikian, menunjukkan sikap ceroboh dalam menanggapi corona bukanlah sikap yang bijak dan cerdas. 

Tak ada salahnya kita mengingat !

Bukankah Allah itu mempunyai Sunatullah? Ia sebagai Sang Khaliq jika sudah berkehendak, Sunnatullah itu akan terus bejalan dan berlangsung sebagai hubungan sebab akibat. Tegasnya, siapapun jika bertindak masa bodoh dan ceroboh, sekalipun orang yang merasa dekat denganNya, tidak mengindahkan praktik pencegahan, seperti menjaga jarak, menjaga kebersihan, menjaga kesehatan, sebagimana yang telah disepakati ahlinya, boleh jadi ia akan menjadi orang yang ditakdirkan terjangkit atau menularkan virus corona ini. 

Pada tataran ini, SEJATINYA orang yang melanggar Sunnatullah atau hukum alam adalah orang yang tidak taat, tidak patuh kepada Allah. Sehingga, tanggapan dan komentar seperti "jangan takut pada CORONA, takutlah kepada Allah" Bukanlah ucapan yang benar, bahkan bisa menyesatkan. Sekalipun komentar itu dilontarkan orang yang berilmu dan status sosialnya tinggi di masyarakat. 

Orang yang takut kepada Allah itu tidak ditandai dengan sikap sombong dan egois. Orang yang takut kepada Allah itu selalu menjaga kesehatan, menjaga jiwanya sendiri dan juga jiwa orang lain. Orang yang takut kepada Allah itu selalu sadar bahwa Allah tidak menghendaki umatnya menjatuhkan dirinya ke dalam setiap kerusakan. Ceroboh menyikapi wabah corona, misalnya. 

Walhasil, orang yang takut kepada Allah pasti ia adalah orang yang penyayang terhadap orang lain, keluarganya, kerabatnya, sahabatnya, dan semua orang, sebagaimana ia sayang pada dirinya sendiri. Sehingga pasrah secara kaffah kepada Allah itu hanya akan menjadi benar ketika kita sudah berupaya dan berihtiyar secara maksimal. Disadari atau tidak, sikap ini sejatinya bagian dari ketaqwaan yang sesungguhnya. Wallahu a'lam bisshawab. 

Punjul, 13 Juli 2020



2 comments:

Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...