S u b a d i
Sekelumit Tentang Shalat;
Bismillah. Shalat adalah tiyangnya agama, barang siapa mendirikan shalat berarti telah menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkan shalat berarti ia telah merobohkan agama. Sebab itu, menjadi muslim yang taat adalah satu sikap yang tepat dan tidak boleh ditawar-tawar, sekalipun berat.
Membincang soal shalat, kita selalu dihadapkan dengan kata "khusyuk". Dalam makna yang sederhana khusyuk adalah nyantolnya hati dan perasaan kita dengan apa yang kita lakukan, kita hadapi. Ya. Kalau dalam konteks kerja atau belajar bisa kita sebut konsentrasi, fokus.
Tegasnya, mengembaranya hati dan pikiran melepaskan diri dan jasad yang sedang ada di atas sajadah adalah tanda bahwa kekhusyukan sedang lepas dari diri kita. Hehe. Sungguh, meskipun khusuk merupakan sesuatu yang berat dan tidak mudah, bukan berarti lantas jika kita belum bisa khusyuk dalam shalat lalu kita boleh meninggalkannya. Sama sekali tidak boleh, agama itu mudah, semampu yang kita bisa, kita jalankan dengan konsisten.
Khusyuk butuh dilatih, sehingga mushallin/orang yang shalat lebih mempunyai ikatan dengan shalatnya. Latihannya demikian: Pertama, dengan menganggap yang akan kita lakukan sebagai shalat yang terakhir. Kedua, tatkala shalat seakan-akan kita sedang diawasi oleh Allah Yang Maha Mengawasi. Ketiga, coba kita pahami, maknai, dan hayati makna yang terkandung dalam setiap bacaan shalat. Keempat, menghindari hal-hal yang membuat kita tidak focus dan konsentrasi.
Pelajaran Shalat;
Sungguh jika kita mau menyisihkan sedikit waktu untuk merenunginya banyak pelajaran yang dapat kita petik dari ibadah shalat yang istimewa ini, diantaranya sebagai berikut ;
Pertama, shalat mengajarkan tentang kebersihan dan kerapian, membentuk manusia yang sehat. Sebab, sebelum shalat kita musti membersihkan badan diri dari kotoran, bahkan secara batin, berwudhu. Bersih pakaian dan tempat shalat kita.
Kedua, shalat mengajarkan dan menanamkan kepada kita menjadi pribadi yang disiplin terhadap waktu, melatih pribadi yang patuh, tunduk dan bertanggung jawab.
Ketiga, shalat juga mengajarkan aspek sosial, persatuan, kesetaraan, dan tenggang rasa. Ini akan sangat nampak dan terasa tatkala shalat dikerjakan dengan berjamaah.
Keempat, secara moral, rangkaian gerakan shalat telah mengajarkan pada kita aspek kejujuran dan kesalehan. Ruku' dan sujud yang posisi pantat lebih tinggi dari kepala menggambarkan ketawadhu'an atau rendah hati, serta gambaran bahwa segala kehormatan dan kemewahan di dunia ini tiada artinya di sisi Allah SWT.
Kelima, secara klinis/kesehatan, ruku' dan sujud, posisi jantung yang lebih tinggi dari kepala, mampu memompa darah dengan lancar dan deras ke seluruh bagian kepala dan otak, sebab itu akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan dan konsentrasi dalam berfikir, berkarya, dan beraktivitas setelahnya.
Sungguh masih banyak lagi pelajaran dan manfaat yang dapat kita peroleh dari ibadah shalat untuk kebaikan hidup kita di dunia ini. Sebab itu, kirannya tepat menjadikan shalat sebagai kebutuhan hidup disamping memang sebuah kewajiban yang musti ditunaikan.
Tegasnya, di sisi yang lain orang yang meninggalkan shalat sama halnya menjadikan dirinya rela dan ridha terhadap keterpurukan dan penderitaan, di dunia dan di akhirat kelak. Saya berdoa, semoga kita selalu diberi kekuatan oleh Allah untuk terus bisa istiqomah dalam mengerjakan shalat. Amin, wallahu a'lam bisshawab.
Punjul, 12 Juli 2020.
aamiin..., sip...
ReplyDeleteAmin...
Delete