google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': JANGAN PERNAH LAYU KARENA KRITIKAN

JANGAN PERNAH LAYU KARENA KRITIKAN


S u b a d i 

"Orang yang paling aku sukai adalah orang yang menunjukkan kesalahanku" (Khalifah Umar Bin Khattab). 

Bismillah. Diakui atau tidak, sebuah kritikan yang proporsional dapat membangun dan memotivasi diri untuk lebih maju dan bangkit. Bahkan, menyadarinya adalah bagian yang tak terpisahkan dari sebuah perjalanan seseorang menuju pada titik yang gemilang, yakni kesuksesan. 

Umumnya, kita tidak akan sanggup berjalan sendiri dalam menapaki kesuksesan, musti ada pawang atau juru kunci yang akan membimbing setiap jengkal langkah kita. Apapun itu, siapa pun orangnya akan bisa menjadi jalan bagi kita menuju titik gemilang itu. 

Coba kita ingat-ingat, buku yang kita baca, bangku sekolah yang kita duduki, seminar yang kita ikuti, pengalaman orang lain, kepedulian orang lain pada kita, bimbingan orang tua dan guru yang ditumpahkan pada kita, bahkan kepedulian seorang lawan tanpa terkecuali, yang selalu memperhatikan dan menghajar habis-habisan. Bisa jadi, atau malah semua itu yang akan melecut dan membuat kita survive dan terus maju. 

Sebab berada di luar pergulatan, maka pengkritik bagi kita akan sangat bermanfaat, kritikannya akan menjadi obyektif, meskipun terkadang terasa pedas dan menjengkelkan.Terlebih, jika hadirnya sosok pelatih yang mengiringi, pasti akan lebih bermanfaat lagi, karena arahan yang diguyurkan selalu membangun dan sarat motivasi. 

Jangan sampai surut langkah sebab kritikan, dan cacian jika ingin sampai pada titik gemilang. Ya, memang sebagian orang sering kali surut langkah ketika tahu kelemahan dan kekurangannya, dari cacian, ejekan, dan kritikan orang lain. Padahal, jika mau Merenungkannya, tahunya kita pada kekurangan diri, lalu menyadarinya adalah bagian anugerah yang diberikan Allah SWT kepada kita. 

Bersyukur kiranya sikap yang tepat untuk kita utamakan, bila kita mempunyai orang yang bisa mengkritik dan mengevaluasi kekurangan kita, dari setiap proses aktivitas yang kita jalani dalam kehidupan ini. Sebab, orang yang tiada pernah ditunjuki kesalahannya, bagaikan berjalan pada kegelapan, yang tak ada penerang dan rambu pengingat akan keselamatan. Apalagi, jika jalan yang kita tapaki adalah hal yang baru dan bekal yang kita miliki masih seadanya. Sudah barang pasti saran, bimbingan, dan kritik membangun niscaya kita butuhkan. Jika, itu yang terjadi, besar kemungkinan muara-muaranya akan sampai pada titik kegemilangan. 

Sungguh, segala sesuatu yang tampak, yang berupa kritikan, celaan, atau bahkan makian hanyalah isyarat bahwa mereka peduli/care dan memerhatikan kita. Sehingga, menjadi yakin bahwa tak akan pernah gagal, mundur, dan hancur diri kita dengan kritikan dan cacian. Tetapi,  hancur dan semakin jauh dari titik gemilang tergantung dari diri kita sendiri dalam mengolah apa-apa yang telah Allah beri dan kuasa kan pada kita. 

Apa sejatinya yang telah Allah beri dan kuasakan itu? Ya berupa kritik, musibah, sanjungan, kelebihan, bakat, kesempatan, dan sebagainya. 

Kisah-kisah orang yang sampai pada titik gemilang, jika boleh saya menyimpulkan mereka rata-rata mampu mengolahnya dengan terus dan banyak belajar, berbenah, ulet, tangguh, dan profesional. Maka yang terjadi adalah kesuksesan dan kegemilangan, selaras dengan yang mereka harapkan. 

Walhasil, barang siapa yang ulet dan bersungguh-sungguh, niscaya dia akan menunai sukses "MAN JADDA WAJADA" amin. Wallahu a'la bisshawab. 

Punjul, 11-12 Juli 2020




5 comments:

Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...