S u b a d i
Bismillah. Di era millenial yang serba canggih seperti sekarang ini, dolanan tradisional sudah mulai ditinggalkan. Anak-anak zaman sekarang kini lebih kenal dengan dolanan online, game online atau game di gadget.
Sungguh, zaman ini berubah begitu cepat, rasanya baru beberapa tahun yang lalu saya masih biasa bermain gobak sodor, bola bekel, benteng-bentengan, lompat tali, kelereng, egrang, cantengan, dan lain-lain. Meski terlihat sederhana, namun banyak hal positif yang kita peroleh, kebersamaan, olah raga, sportivitas, ketangkasan, kerjasama, misalnya.
Semua yang pernah mengalami pasti akan merasakan, meskipun dolanan tradisional itu nampak sangat sederhana, namun mampu menumbuhkan rasa kegembiraan dalam jiwa yang luar biasa, gembira bersama-sama teman bermain. Sangat berbeda dengan kebiasaan kebanyakan anak-anak zaman sekarang, betapa tidak, mereka umumnya hanya sibuk dengan bermain game online dan bermain gadget, mereka nampak sibuk dan asyik dengan dirinya sendiri, minim belajar bersosial, dan bahkan terganggu kesehatan jiwanya.
Gadget bagi saya merupakan tantangan yang tidak ringan bagi perkembangan anak-anak. Usia anak-anak, musti harus banyak bergembira bersama teman-temannya, harus senang hatinya. Supaya bisa belajar tekun menyiapkan masa depan dengan baik. Gadget hari ini menang sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak zaman sekarang, meskipun demikian dolanan tradisional musti tetap kita kenalkan kepada anak-anak kita, generasi zaman ini.
Tantangan anak-anak saat ini, menurut hemat saya adalah penggunaan teknologi digital dan pemanfaatannya. Apalagi, saat pandemi C-19 anak-anak musti belajar jarak jauh, belajar di rumah. Sudah barang tentu, anak-anak dituntut lebih akrab dengan teknologi digital, gadget misalnya. Sebagai alat komunikasi dan menerima materi pelajaran dari gurunya. Gadget dalam hal ini tentu sangat membantu dan bermanfaat bagi kelangsungan proses belajar mengajar jarak jauh.
Di lain sisi, sejauh ini anak-anak juga lebih suka bermain game lewat handphone dibandingkan maian tradisional. Ini kenyataan yang tidak mudah dihindari, banyak orang bilang, wes teko zamane [sudah sampai zamannya]. Sehingga, seakan-akan mau tidak mau gadget menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan dari anak-anak zaman mellenial dewasa ini.
Menurut saya, melihat kenyataan di atas, untuk menetralisir kecanduan gadget perlu media belajar baru yang dikemas dalam bentuk permainan tradisional, sehingga mampu menarik minat anak-anak zaman millenial ini untuk bermain dengan berbagai macam model dolanan tradisional yang kaya akan manfaat itu. Ada sisi positif dengan dolanan tradisional itu, anak-anak tidak hanya akan merasakan kegembiraan saja, namun juga bisa sehat secara jasmani, tumbuh rasa toleransi, rasa persahabatan, kompak, dan saling berinteraksi dengan sesama.
Orang tua, tokoh-tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan, dalam hal ini kususnya pendidik, mempunyai tanggungjawab untuk mengarahkan anak-anak dan para siswa bagaimana cara menyikapi dan memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya. Utamanya saat ini adalah penggunaan handphone, yang hampir semua anak-anak usia sekolah telah menggunakan teknologi tersebut, bahkan anak-anak pra sekolah pun sudah bayak yang akrab dengan handphone. Jika tidak terkontrol dengan baik, bisa jadi kecanggihan teknologi ini akan berdampak negatif bagi perkembangan anak-anak, generasi millenial.
Tegasnya, sangat perlu kita kenalkan kepada generasi millenial, terutama anak-anak dan siswa kita bahwa dolanan tradisional itu merupakan budaya bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur. Kita sadarkan, dengan mengenalkan dolanan-dolanan tradisional yang mulai jarang disadari itu, sebenarnya sangat menyenangkan, menggembirakan, dan kaya akan manfaat. Sekian terimakasih.
Boyolangu, 30 Agustus 2020
Berikan anak kebebasan bermain, karena dalam bermain ada pembelajaran
ReplyDeleteNjih leres Pak Pri...
DeletePerlu komunitas bermain bebas digital
ReplyDeleteNggo Pak. . . Penake kita main apa Pak. ...
Delete