Bismillah. Sampai saat ini, dunia dan kususnya bangsa Indonesia masih dihantui oleh peredaran Corona. Pengaruhnya sangat luar biasa, semua spendi kehidupan hampir seluruhnya terimbas oleh Corona. Entah sampai kapan wabah ini akan berakhir, yang jelas seluruh elemen masyarakat dan pemerintah telah bahu membahu berihtiyar supaya wabah ini cepat berakhir.
Masyarakat di Republik ini sangatlah variatif, dari tingkat pengetahuan, pendidikan, kesejahteraan, hingga kesadarannya dalam menyikapi penyebaran Corona, banyak yang taat menerapkan protokol kesehatan, namun tak sedikit pula yang acuh dan kurang menghiraukan himbuan pemerintah untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, cuci tangan, tidak berkerumun, misalnya.
Setiap penyakit pasti ada obatnya, namun faktanya sampai saat ini belum diketemukan obat untuk Corona. Bahkan, seperti diberitakan akhir-akhir ini, Corona mulai mutasi dan berkembang lebih ganas. Maka dalam hal ini, salah satu vaksin atau obat untuk melawan Corona tak lain adalah sikap disiplin. Tidak ada salahnya kita belajar dari al-Quran surat yasin ayat 40 :
لاالشمس ينبغي لها ان تدرك القمر ولا اليل سابق النهار، وكل في فلك يسبحون.
Artinya; "matahari tidak akan dapat mendahului bulan, dan tidak juga malam dapat mendahului siang, dan masing-masing pada garis edarnya terus menerus beredar".
Ayat di atas, sejatinya sedang memberi pelajaran kepada kita, bahwa alam semesta ini dengan segala sunnatullah berjalan dengan disiplin. Tegasnya, bulan, matahari, bintang-bintang, dan planet-planet mampu tampil dengan menjaga disiplin.
Menurut hemat saya, salah sekali jika manusia yang statusnya menyandang predikat sebagai khalifah fil ard atau khalifah di muka bumi manakala tidak menjaga sikap disiplin.
Dalam konteks menghadapi wabah Corona ini, benar jika seluruh masyarakat Republik tercinta ini senantiasa mengikuti aturan pemerintah untuk selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan kapan dan di manapun berada.
Sesuatu yang tidak boleh ditawar-tawar, masyarkat untuk selalu memakai masker, utamanya jika keluar rumah. Membiasakan pola hidup bersih dan sehat, dengan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Disiplin untuk selalu menjaga jarak dan tidak berkerumun. Apalagi, bagi orang yang usianya lanjut, untuk lebih waspada dan hati-hati, sebab lebih rentan, terutama lagi yang mempunyai penyakit bawaan.
Meski demikian, bukan berarti kita harus merasa takut yang berlebihan, namun bukan pula menganggap remeh, enteng. Yang lebih bijak adalah mengambil sikap pertengahan. Sebab jika selalu takut, was-was bisa jadi malah akan berakibat buruk bagi kesehatan dan imunitas tubuh. Maka mengedepankan sikap optimistis dan menjaga hati bahagia adalah pilihan yang tepat, tanpa mengesakpingkan sikap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Terakhir, di malam jumat ini, mari kita berdoa, dengan keyakinan semoga pertolongan Allah selalu menyertai kita semua, dan wabah ini segera berlalu. Sehingga new normal benar-benar terlaksana dengan sesungguhnya. Amin... Amin...
Punjul, 3 Agustus 2020
Aamiin....
ReplyDeleteKepanikan adalah separuh penyakit
Ketenangan adalah separuh obat
Kesabaran adalah langkah awal kesembuhan...
(Ibnu Sina)
Suwun Pak.. Bisa saya tambahkan .Bagus ini. ...
DeleteHarus disiplin kuncinya
ReplyDeleteSiap Pak. . .
Delete