google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': LEBARAN Yesss!

LEBARAN Yesss!

S u b a d i 

Bismillah. Ada satu momen utama yang selalu ditunggu-tunggu oleh muslim Indonesia sehabis 1 bulan penuh menjalankan ibadah Puasa Ramadhan. Ya, momen itu disebut Lebaran. Lebaran bisa dimaknai sebagai ajang silaturrahim untuk berkunjung ke keluarga, sanak saudara, tetangga, teman, sesepuh, guru, dan masyarakat luas. 

Lebaran sendiri sudah sejak lama menjadi tradisi muslim Indonesia. Bahkan mereka rela berbondong-bondong mudik [pulang kampung] setiap Lebaran tiba. Tak lain karena sebuah tujuan untuk menyambung tali kasih, pengobat rindu, saling bermaafan, berbagi, dan mempererat tali persaudaraan. Sesungguhnya momen Lebaran yang demikian itu hakikatnya adalah Silaturrahim

Jika ditelisik lebih dalam lagi, silaturrahim sebagai agenda utama lebaran secara syariat merupakan amalan mulia yang diperintahkan agama yang harus selalu dijaga. Silaturrahim mampu menyambungkan apa-apa yang tadinya putus dalam relasi hablum minannas. Dan bahkan, sering disampaikan bahwa silaturrahim mempunyai fadhilah memperpanjang umur serta melapangkan rezeki. 

Muhammad Quraish Shihab menuturkan satu hadits tentang subtansi silaturrahim dalam karyanya Membumikan Al-Quran: Peran dan Fungsi Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat: 317. Bunyinya demikian: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Laysa al-muwashil bil mukafi’ wa lakin al-muwwashil ‘an tashil man qatha’ak. (Hadits Riwayat Bukhari)

Artinya: “Bukanlah bersilaturrahim orang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturrahim adalah yang menyambung apa yang putus.” (HR Bukhari). 

Dari Sabda Nabi Muhammad tersebut, jelas termaktub bahwa silaturrahim menyambung apa yang telah putus dalam hubungan hablum minannas. Manusia tidak terlepas dari dosa maupun kesalahan sehingga menyebabkan putusnya hubungan. Di titik inilah silaturrahim mempunyai peran penting dalam menyambung kembali apa-apa yang telah putus tersebut.

Perlu disadari, bahwa silaturrahim tidak musti menunggu momen Lebaran tiba. Manusia tidak mungkin harus menunggu berbulan-bulan untuk menyambungkan apa-apa yang telah putus, sebab batas umur manusia tidak ada yang pernah tahu. Sehingga manusia akan sangat merugi jika nyawa tidak lagi dikandung badan sedang ia masih menyimpan salah dan dosa kepada sesama, orang lain. 

Kendati demikian, bukan berarti momen Lebaran menjadi sia-sia. Malahan, ia bisa menjadi momen yang paling tepat jika di hari-hari lain belum mampu menyambungkan apa yang telah putus. Sebab, energi kembali ke fitri turut mendorong manusia untuk berlomba-lomba mengembalikan jiwanya pada kesucian. Idul Fitri-lah yang mampu melakukannya. 

Walhasil, jangan pernah memutus tali silaturrahim, karena disamping ia mengandung bukti konkret tentang kasih sayang, ketulusan, dan rasa rahmat, silaturrahim nyatanya merupakan bagian dari syariat islam. Wallahu a'lam bisshawab.

Punjul, 22 Mei 2021

1 comment:

Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...