S u b a d i
Bismillah. Adakah orang yang sama sekali tidak pernah menghadapi persoalan dalam kehidupannya? ahh, sepertinya tidak ada satu pun orang yang bebas dari persoalan hidup, sekalipun itu kecil dan remeh. Semisal rasa ketakutan, lapar, kekurangan harta benda, pesakitan, dan lain sebagainya.
Kehidupan manusia selalu mengalami perubahan. Setiap detik saja usia manusia terus bertambah, pagi masih segar-bugar sore hari bisa saja terserang batuk dan pilek, malam hari semangat begitu menggelora siang hari tiba-tiba semangat itu menjadi lembek bahkan hilang entah kemana, dan lain sebagainya.
Perubahan dalam kehidupan tidak mungkin terelakkan oleh setiap orang. Sebab perubahan adalah sebuah keniscayaan. Seseorang pada satu saat menjumpai kemudahan dalam segala hal, dan pada lain waktu menemui kesulitan. Di satu saat bisa bersedih, di saat yang lain tiba-tiba bahagianya tak terkira. Sejatinya ini adalah dinamika kehidupan yang musti disikapi dengan arif supaya hidupnya semakin bermakna begitu juga kualitas imannya semakin mantap .
Secara sederhana perubahan kehidupan biasa disebut dengan "roda kehidupan selalu berputar". Ibarat roda perputar, terkadang sisinya berada di atas, di samping, dan juga di bawah. Di atas biasa dikonotasikan kondisi sesorang dimana semua terasa baik dan menggembirakan dan saat di bawah dianggap kondisinya kurang beruntung dan tidak mengenakkan.
Kiranya tidak ada satu pun orang yang tak pernah mencicipi ujian dan cobaan hidup. Maka agama mengajarkan, saat diuji cobaan, sikap yang paling tepat hanyalah bersabar. Bersabar bukan berarti putus asa, melainkan menerima ketentuan yang diberikan Allah SWT dengan ikhlas, sembari terus menaruh prasangka baik tanpa meninggalkan ihtiyar untuk bisa lulus melewati ujian yang telah Dia berikan. Keyakinan ini musti ditancapkan kuat-kuat dalam hati bahwa Allah akan memberikan kemudahan, mungkin saja nanti, atau di kemudian hari.
Barangkali, saat ini di antara kita sedang bertani, apakah menanan padi atau jagung, namun gagal panen. Atau panennya sukses, namun harganya jauh dari harapan. Atau yang jadi mahasiswa, nilai IPK nya jauh dari kata memuasakan sehingga sulit malamar pekerjaan. Atau yang menjadi sopir angkot, sebab pandemi Covid-19 pelanggan menjadi sepi sehingga pemasukan tak cukup untuk biaya operasional mobil, apalagi untuk biaya hidup keluarga sehari-hari. Yang jadi pegawai, gaji dan tunjangan tidak kunjung cair. Yaaah, ini baru ususan pribadi sudah begitu pelik, belum lagi masalah bangsa yang imbasnya pasti dirasakan rakyat secara keseluruhan, termasuk peredaran Covid-19 yang tak kunjung beres, misalnya.
Walhasil. Di saat-saat demikian, sebagai rakyat beriman kita harus tetap menata hati untuk memposisikan Allah pada dugaan yang selalu baik. Kita harus selalu yakin bahwa Allah pasti bisa menyelasaikan urusan yang nenurut ukuran kita sangat rumit. Jika kita meyakini bahwa Allah tidak akan bisa menyelesaikan masalah kita, bisa dipastikan masalah pun tidak akan kunjung tuntas. Sebab, dalam hadis Qudsi sudah disebutkan dan kerap kali kita dengar: "Aku itu pada posisi dugaan hamba-Ku pada-Ku" .
Sehingga, satu kata terbaik yang bisa menjadi solusi hanyalah sikap optimis. Sebab, optimisme merupakan sumber keilmuan, apa saja. Karenanya membangun optimisme adalah sebuah keniscayaan, sembari membenahi kekurangan yang ada, melakukan evaluasi akan sikap kepribadian, kinerja, dengan selalu mengedepankan do'a kepada Allah dengan rajin, supaya semua bentuk ujian, cobaan, dan permasalahan kehidupan lainnya terselesaikan dengan caraNya yang terindah.
Boyolangu, 14 Juni 2021
No comments:
Post a Comment
Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..