Subadi
MELAYANG: Apapun yang telah disyariatkan oleh agama bisa dipastikan nihil dari kesia-siaan. Yakinlah bahwa seluruh syariat agama itu bukan hanya sebatas bernilai kepantasan, sunnah, dan wajib semata. Namun lebih dalam dari itu, menjalankan setiap syariat merupakan kebutuhan kita sebagai hamba yang aslinya lemah menuju derajat yang ridhai oleh pemilik hakiki syariat itu sendiri, yakni Allah Azza wa Jalla.
Sampai kapan pun, yang namanya akhlak mulia akan berada pada posisi utama dalam setiap langkah umat manusia dalam mengarungi roda kehidupan hingga akhir masa. Hasrat memiliki ilmu yang sebesar gunung, seluas samudra, sedalam lautan, dan sekencang kilat itu sah-sah saja, tidak ada yang bisa melarang atau menghalangi langkah kaki untuk menapaki setiap tangga ilmu.
Namun ketahuilah, bahwa ilmu yang kita elu-elukan itu tak kan bernilai apa-apa. Bahkan bisa membuat diri kita terjerembab pada jurang kenistaan bila diri dan kemanusiaan kita tidak dihiasi dengan laku akhlak mulia. Empat sifat Nabi yang begitu familiar itu bukan untuk sekedar bahan hafalan saja. Namun lebih dalam untuk kita renungkan hingga menemukan hikmah lain yang tersirat di dalamnya.
Kemuliaan Nabi melekat pada pribadinya atas sifat Siddiq, Amanah, Tabligh, dan Fatonah. Satu-satunya ruang kepandaian dan keistimewaan berfikir terletak pada sifat Fatonah. Selebihnya, yang tiga itu adalah ruang bagi akhlak mulia. Jika boleh kita gambarkan, akhlak mulia itu laksana payung besar nan kokoh yang senantiasa melindungi ilmu dan pengetahuan dari panasnya terik sinar mata hari di musim kemarau, melindungi guyuran hujan yang amat deras, bahkan guguran abu fulkanik gunung meletus yang terbang terhempas oleh angin.
Dengan demikian, ilmu segudang yang kita miliki akan menjadi lebih bermakna, jika kita lindungi dengan sederet daftar akhlak mulia yang menghiasi laku hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Meskipun ilmu kita begitu dalam namun akan tetap bisa menjadi sumber kemaslahatan umat di bumi. Begitu juga, meskipun ilmu kita setinggi langit namun akan tetap mampu menjadi penyejuk hingga penerang umat di muka bumi.
Maka, tidak ada alasan bagi kita mengambil ilmu dan meninggalkan akhlak mulia. Keduanya adalah ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Saling melengkapi menjadi satu kesempurnaan. Itulah hubungan ilmu dan akhlak mulia. Setinggi apapun ilmu yang kita miliki musti dijaga oleh akhlak mulia. Begitu juga, sedangkal apapun ilmu yang kita miliki, sampai kapanpun namanya tetap ilmu, yang musti kita hiasi dengan akhlak mulia juga. Sadari bahwa jatah setiap umat tentu tidak sama, maka kebijaksanaan tidak boleh terlepas demi terciptanya keharmonisan.
BERMULA DARI GURU: Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kami sebagai guru di madrasah untuk mendidik, mengajar, dan melatih para siswa mulai pagi hingga siang. Rutinitas itu menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kami sebagai guru. Kami yakini bahwa tugas ini bukan hanya semata hasrat dan cita-cita kami. Namun, inilah jalan yang telah Allah berikan pada kami. Sehingga hanya untaian sukur padaNya yang patut dan layak kami ucapkan. Pasti, Dia punya alasan dan rahasia akan posisi kami sebagai seorang guru.
Tugas seorang guru sangat mulia dan kiranya tak ada satu pun orang yang meragukan akan kemuliaan tugas menjadi seorang guru. Mereka berada pada jalan ilmu dan pengajaran [ta'lim wa atta'alum] yang jalan itu sudah pasti bisa diambil sebagai tarikat baginya menuju ridha Allah Ta'ala. Dengan satu kunci yaitu ketulusan dan keikhlasan.
TAWASUL dengan KOIN JUM'AT: Entah siapa yang menggerakkan, namun kami yakin tiada satu pun tertinggal dan terlepas dari kehendakNya. Tugas kami rasanya belum cukup, kayakinan kami tetap, bahwa kami harus selalu menanamkan kuat-kuat akan pentingnya akhlak mulia kepada para siswa. Sedari dini konsep tentang akhlak mulia itu kita dengungkan kepada para siswa, sederet daftar sifat-sifat mulai yang telah diajarkan para Nabi dan para ulama' kami kenalkan kepada para siswa, hingga tata cara mengamalkannya. Sabar, tawakkal, optimis, saling kasih dan menyayangi, berbagi, menghormati, menolong, tawaddu', qona'ah, baik sangka, cara berbakti, tasammuh, dan lain sebagainya.
Kusus topik ini, merupakan kombinasi antara spirit berbagi, memupuk rasa empati, dan ber'doa. Dari ilmu yang dihiasi dengan akhlak mulia itu akan lebih bermakna lagi jika menumbuhkan laku amal saleh. Tentu ragam dan corak amal saleh itu beragam dan bermacam-macam. Salah satu bagian kecilnya adalah berinfak. Setiap orang bebas beramal saleh sesuai yang ia inginkan, bisa sebagian dan juga bisa diambil seluruhnya. Semua tergantung kehendak masing-masing orang.
Milik para siswa satu di antara amal saleh yang bisa memberi manfaat bagi sesama yang membutuhkan, untuk pembangunan sarana pendidikan, dan bisa menjadi wasilah terkabulkannya doa dan mendorong tergapaianya cita-cita dan harapan adalah berinfak koin/uang setiap hari jum'at. Jum'at hanyalah sebatas istilah dan penamaan saja. Pada kenyataannya para siswa tidak terlalu memikirkan pada hari apa dia berinfak. Malahan ada yang setiap hari, ada yang dua hari sekali, ada yang tepat setiap hari jum'at, dan ada pula yang 1 bulan sekali, namun yang terkhir ini terlihat jarang. Mereka meski masih belia ternyata rajin berinfak, dan faham akan fadilah dan keutamaannya.
Berinfak bukan hanya sekedar memasukkan koin/uang ke dalam kotak semata. Namun, ketahuilah bahwa berinfak adalah bagian dari amal saleh, dan amal saleh adalah amalan mulia yang bisa menjadi wasilah tergapainya do'a dan harapan, asalkan harapan itu baik dan mulia. Saat berinfak kita ajari dengan niat karena Allah, dan kemudian diiringi dengan beberapa do'a. "Ya Allah saya berinfak atas namaMu, berikan kemudahan orang tua ku dalam mencari rizki, berikan kepadaku kemudahan dan keberhasilan dalam mencari ilmu, dan kelak jadikan kami orang yang sukses lagu mulia". Yakinlah semua doa itu adalah ibadah dan pasti didengar oleh Allah yang Maha Mendengar. Begitulah kira-kita do'a yang setiap siswa berinfak.
Infak yang dikumpulkan sedikit demi sedikit lama kelamaan akan menjadi banyak, untuk berbagi empati dengan sesama yang membutuhkan, teman, tetangga, dan lain-lain. Sebagian digunakan untuk mendukung pembangunan madrasah yang pasti pahalanya akan terus mengalir selagi madrasah itu terus lestari dan hidup untuk belajar dan mengaji.
Infak adalah amal saleh, selain kita bisa bertawasul dengan para Nabi Allah, kita juga bisa bertawasul dengan para ulama Allah, selanjutnya kita juga bisa bertawasul dengan amal saleh, salah satunya yaitu berinfak di hari jum'at, atau setiap saat. wallahu a'lam bissawab.
Punjul, 25 Januari 2022
No comments:
Post a Comment
Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..