google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': 𝙈𝙚𝙢𝙗𝙖𝙣𝙜𝙪𝙣 𝙆𝙖𝙧𝙖𝙠𝙩𝙚𝙧 𝙎𝙞𝙨𝙬𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙄𝙙𝙚𝙖𝙡_𝓡𝓮𝓷𝓾𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓢𝓾𝓻𝓪𝓽 𝓙𝓾𝓶𝓾'𝓪𝓱 𝓪𝔂𝓪𝓽 𝓚𝓮𝓭𝓾𝓪.

𝙈𝙚𝙢𝙗𝙖𝙣𝙜𝙪𝙣 𝙆𝙖𝙧𝙖𝙠𝙩𝙚𝙧 𝙎𝙞𝙨𝙬𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙄𝙙𝙚𝙖𝙡_𝓡𝓮𝓷𝓾𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓢𝓾𝓻𝓪𝓽 𝓙𝓾𝓶𝓾'𝓪𝓱 𝓪𝔂𝓪𝓽 𝓚𝓮𝓭𝓾𝓪.


𝙎 𝙪 𝙗 𝙖 𝙙 𝙞
𝓑𝓲𝓼𝓶𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱. Awali setiap aktifitas dengan mengucap bismillah, bismillah lillah, atau bismillahirrahmanirrahim. Manusia itu makluk yang lemah, butuh bimbingan dan juga pertolongan. Puncaknya manusia butuh kasih sayang mulai dari dalam perut sampai akhir hayatnya. Bahkan bisa lebih, saat di kuburan pun tetap saja butuh kiriman do'a dari keluarganya, sebagai bentuk kasih sayang kepadanya. Dengan bismillah manusia akan belajar mengenali dirinya, yang lemah, tak berdaya, bodoh, tak bisa apa-apa tanpa hadirnya hidayah dan taufiq dari Allah SWT. 

Alhamdulillah, hari ini masih diberi kesempatan oleh Allah bisa membaca Al-Quran meskipun hanya beberapa ayat saja, tidak banyak. Sungguh benar dan yakin bahwa Al-Quran merupakan sumber petunjuk dan ilmu pengetahuan. Siapapun yang membacanya pasti hatinya akan bertambah tenang dan tentram, minimal itu. Terlebih, jika cara membacanya benar dengan tartil tentu akan bertambah lagi faidahnya. Apalagi jika ditambah faham dan mengerti makna yang dikandung Al-Quran, pasti lebih dahsyat lagi. Akan ada tambahan ilmu di samping mendapat ketenangan dan pahala. Mantap kan? 

Coba cek dan tengok, salah satu surat Al-Qur'an berjudul Surat Jumu'ah, bukan Jum'ah ya, tapi Jumu'ah. Kadang ada yang masih salah menyebut. Hehe. Tepatnya ayat ke-2 : 
هو الذي بعث في الأميين رسولا منهم يتلو عليه آياته ويزكيهم ويعلمهم الكتاب و  الحكمة وإنكانوا من قبل لفي ضلال مبين
(Mohon koreksi jika salah, nulisanya pakai HP) 

Sebenarnya inti dari ayat di atas menurut referensi yang penulis baca yakni Allah sedang memerintahkan Nabi Muhammad agar membangun masyarakat yang ketika itu dari sisi peradaban masih ummiyyin, buta huruf, terbelakang. Dari sisi agama masih dholaalin mubiin, yakni sesat. Ringkasnya, jahiliyyah, tidak berpendidikan, tidak berperadaban, gelap dan sesat. Yang perlu kita baca dan diambil pelajaran bahwa Nabi Muhammad berhasil membangun mereka menjadi masyarakat yang beriman, bermoral, cerdas, beradab, dan berkarakter ideal.

Maka, sudah selayaknya kita coba meniru cara Nabi Muhammad itu untuk membangun kualitas siswa, terlebih bagi seorang pendidik yang sedang berjuang memberantas kebodohan, mencerdaskan anak bangsa, sekaligus mencetak generasi yang berkarakter mulia. Yakinkan, Nabi Muhammad itu adalah suri tauladan? Maka mencontohnya bukan hanya sekedar layak tapi sebuah keharusan, wajib. 

Mari bersama membaca sekaligus merenungkan pesan ayat kedua dari Surat Jumu'ah tersebut. Ingat bukan Jum'ah ya? Jika kita cermati setidaknya ada 4 tahapan Nabi Muhammad mampu merubah masyarakat jahiliyyah menjadi masyarakat yang berkarakter ideal. Dengan tujuan yang sama, coba kita tarik untuk membangun karakter siswa di sekolah. 

Pertama, 𝙮𝙖𝙩𝙡𝙪𝙪 '𝙖𝙡𝙖𝙞𝙝𝙞𝙢 𝙖𝙖𝙮𝙖𝙩. 
Ada isyarat yang sangat mendasar, yakni tugas seorang pendidik adalah mengajar para siswa untuk bisa membaca. Kemampuan membaca bagi siswa merupakan kunci keberhasilan belajar yang tidak boleh diremehkan. Membaca di sini sifatnya umum, baik buku pelajaran maupun Al-Quran. Maka tak heran, jika seluruh lembaga pendidikan, apapun jenisnya sangat serius memperhatikan program tuntas membaca, terlebih al-Qur'an. Ya, sebab syarat pertama ini akan menjadi pondasi sekaligus modal dasar untuk membangun siswa yang berkualitas dan berkarakter ideal. 

Kedua, 𝙬𝙖𝙮𝙪𝙯𝙖𝙠𝙠𝙞𝙞𝙝𝙞𝙢.
Kalau sudah bisa membaca dengan baik, sehingga mampu membedakan mana benar mana salah, mana baik mana buruk, mana layak mana tidak, dan seterusnya. Artinya siswa dengan kemampuan membaca yang dimiliki itu mampu menyerap ilmu, nilai-nilai, dan sekaligus cakap menentukan pilihan. Baru kemudian siswa dituntut dan berlatih menjadi pribadi yang  memiliki karakter dasar, disiplin, pemaaf, keren, berani menyampaikan kebenaran, punya prinsip, tidak mudah goyah, punya semangat tinggi, himmah, percaya diri, dan seterusnya itu namanya berkarakter dasar. 

Ketiga, 𝙬𝙖𝙮𝙪'𝙖𝙡𝙡𝙞𝙢𝙪𝙝𝙪𝙢𝙪𝙡 𝙠𝙞𝙩𝙖𝙗𝙖.
Setelah siswa terbangun karakter dasarnya kemudian seorang pendidik melanjutkan mengajarkan ilmu pengetahuan yang beragam, seperti tauhid, fikih, sosial, sejarah, biologi, hadits, Al-qur'an, tafsir, dan segala macam ilmu yang ada dimuka bumi ini. Karakter dasar yang sudah terbangun di atas akan mampu mendorong siswa bersungguh-sungguh dalam belajarnya, himmah yang tertanam kuat pada dirinya juga akan mendorong mereka menjadi siswa yang berkualitas dan berprestasi. 

Dan keempat, 𝙬𝙖𝙡 𝙝𝙞𝙠𝙢𝙖𝙝.
Ternyata berilmu dan berwawasan luas saja tidak cukup. Maka seorang pendidik wajib membangun para siswa yang berkarakter dan cerdas itu supaya menjadi orang yang bijak, bil hikmah. Itulah kepribadian yang bijak, menjadi siswa berkepala dingin, hatinya lapang, keputusannya baik, ucapannya baik, tindakannya bijak, sikapnya tenang, tutur katanya berbobot, layak jadi model bagi adik-adik kelasnya. Ini namanya wal hikmah. Arif lagi bijaksana, berkarakter ideal. 𝚆𝚊𝚕𝚕𝚘𝚑𝚞 𝚊'𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚋𝚒𝚜𝚜𝚘𝚠𝚊𝚋. 

𝙿𝚞𝚗𝚓𝚞𝚕, 6 𝙽𝚘𝚙𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛 2022



No comments:

Post a Comment

Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...