Membaca Membahagiakan |
Subadi
Saat mendengar kata "Literasi" yang aku pikirkan setidaknya ada dua hal - membaca dan menulis - yang paling dasar bagiku adalah membaca. Ya, membaca. Hampir dapat dipastikan semua orang di dunia ini semua pernah membaca, kecuali hanya sedikit. Dapat dipastikan juga semua semua orang di dunia ini juga pernah menulis, keculai hanya sedikit. Semua orang pun sepakat bahwa membaca memiliki peran yang sangat vital dalam menyumbang generasi-generasi emas pembawa kemajuan, tentu kita pun sepakat bahwa membaca akan meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan. Membaca membuka pintu-pintu ilmu, membaca membuka kacrawala dunia, membaca membuka wawasan, membaca megikis ketidaktahuan, membaca menuntun ke jalan kecerdasan, dan membaca adalah alat untuk menjadi orang yang bisa bermanfaat. Sungguh membaca adalah keniscayaan.
Membaca berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, bisa melisankan dan juga bisa dalam hati. Dulu saat TK atau sekolah dasar, setidaknya ada dua kegiatan membaca yang biasa diterapkan dalam aktivitas membaca. Yang sampai saat ini masih teringat, guru meminta peserta didik untuk sesekali -bahkan sering- membaca teks bacaan dari materi pelajaran dengan membaca nyaring atau membaca dalam hati. Membaca nyaring berarti membaca dengan suara lantang -keras- yang bisa dilakukan sendiri maupun dengan berkelompok. Dalam keadaan sendiri maupun di depan halayak, semisal membaca nyaring di depan kelas atau dari bangku masing-masing. Membaca dalam hati merupakan teknik membaca tanpa suara, yang lebih menekankan dalam pemahaman isi bacaan.
Kebiasaan membaca menjadi penting karena banyak manfaat yang ditimbulkannya. Bisa dipastikan semua orang jika ditanya "membaca itu penting apa tidak?" , aku yakin mereka akan sepakat menjawab bahwa membaca itu penting. Membaca itu penting bagi semua orang, mulai anak sekolah sampai orang tua sekali pun. Bahkan manfaat membaca bagi orang tua bisa menghindarkan kepikunan. Bagi beberapa orang membaca bukan hanya sebatas untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Tetapi membaca bisa sebagai sarana rekreasi, yang dapat menyegarkan tubuh dan otak dari kepenatan.
Sungguh aku bisa merasakan manfaat dari aktivitas membaca ini, yang juga aku sebut sebagai hobi. Meskipun belum begitu maksimal, tetapi seingat ku tidak ada hari tanpa membaca walau hanya sedikit. Membaca menjadi penting karena banyak manfaatnya. Dengan membaca dapat mengurangi rasa kecemasan dan kegundahan. Ya, saat kita gelisah dan hati sedang gundah, setidaknya bisa kita netralisir dengan membaca buku atau alqur-an [kitab suci]. Manfaat lain yang aku rasakan adalah bisa membuat otak berkembang, dengan membaca otak lebih aktif berfikir dan menganalisa kecil-kecilan. Dari sini banyak mempengaruhi dalam menyamaikan ide, dan cara bertutur kata, berfikir lebih jernih dan berbicara lebih tetata. Dengan membaca membuat diri lebih terbuka dengan masukan dan saran orang lain, ketimbang hanya menyalahkan. yang tak kalah pentingnya lagi dengan membaca merasa menjadi pribadi yang lebih berfikir. Berfikir sederhana dalam setiap menghadapi permasalahan, lebih rileks dalam menghadapi masalah dan sejumlah persoalan [ tidak gampang kagetan ]. Boleh dikata otak tidak gambang stress. Membaca terasa juga sebagai alat penghibur diri. Sebagai contoh kecil saja, dengan membaca cerita yang menarik atau homoris pasti menjadi banyak ketawa, minimal tersenyum. Ini pasti juga akan meninggkatkan daya imunt tubuh, dan relaksasi saraf otak dan otot-otot wajah.
Ada satu hal yang aku rasakan begitu terasa dari manfaat membaca. Saat kuliah S-1, prodi yang ku ambil adalah Pendidikan Bahasa Arab/PBA. Di prodi ini pasti salah satu prioritasnya adalah dalam hal kebahasaan arab. Setidaknya ada beberapa ketrampilan yang menjadi fokus, membaca, menulis, menyimak, menghafal, mendengar, dekte, dan berbicara. Untuk menjalankan semua ketrampilan itu pasti membutuhkan modal penguasaan kosa kata bahasa arab yang memadai. Sejauh yang saya ingat, jarang sekali mengahafal kosa kata arab. Hanya dengan rajin membaca kamus bahasa arab dan juga materi kuliah yang berbahasa arab itu, ternyata tapa aku sadari bisa meningkatkan penguasaan kosa kata yang lumayan banyak. Tanpa harus fokus menghafal. Dan berkat rajin membaca seluruh proses belajar ketrampilan bahasa arab itu bisa terlaksana dengan baik dan lancar, sejauh yang aku ingat tidak pernah menemui kendala yang begitu berarti. Alhamdulillah. Sungguh dengan membaca dapat menumbuhkan daya ingat dan menambah kosa kata.
bersambung.....
Minggu, 10 Mei 2020
Punjul Karangrejo Tulungagung
Ku nanti conutinue nya
ReplyDeleteSiap.... Membaca, menulis, menerbitkan, dan mensedekahkan....
ReplyDeleteTerus membaca. Terus menulis. Terus publish. Insyaallah barakah.
ReplyDeleteInsy... Pangestunipun.... Berjalan dengan spirit "bi irsyafi ustadzin"... barokah...
DeleteKoreksi, Irsyafi:irsyadi.
DeleteSipppp
ReplyDeleteayo to Kang.... ayoo toooo......
Delete