angkringan segoro kidul |
Subadi
Ribuan kilo
Jalan yang kau tempuh
Lewati rintangan untuk aku, anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh panah
Seperti udara
Kasih yang kau berikan
Tak mampu ku membalas, Ibu
by;
[Iwan fals, Ibu]
Ijinkan aku bercerita tentang soal kemuliaan seorang Ibu, yang tak jarang dilupakan oleh seorang anak. Peran sosial seorang ibu yang begitu mulia sama sekali tidak bisa diukur dengan materi tertentu. Perjuangannya, pengabdiannya, dan pengorbanannya yang suci dan agung. Karenanya, siapapun anak yang mengabaikannya, dapat dipastikan akan jauh dari kasih sayang Allah Yang Maha Kasih. Karena Tuhan pun menyayanginya, bahkan Surga yang begitu indah pun ditundukkan di bawah telapak kaki seorang Ibu.
Ibulah yang banting-tulang di rumah, meskipun Ibu kerjannya hanya di rumah, memasak dan mengurus anak, sebenarnya tak kalah beratnya dibanding kerja seorang ayah. Ibu selalu siap dan tanggap dua puluh empat jam penuh. Kapan pun suami dan anaknya mau makan, saat kapan saja anak yang kecil menangis, pipis dan buang air besar, dan apalagi bila sakit, maka ibu lah yang selalu melek dan bersanding dengan keluarganya. Hanya Ibu lah yang tak pernah mengeluh meski lelah, penat dan kantuk melandanya.
Meskipun Ibu hanya di rumah, ia harus mondar-mandir antara sumur, dapur, kamar, halaman depan-belakang dan sebagainya untuk mengurus rumah, anak dan masak. Niscaya jarak yang ditempuh akan begitu panjang hingga kiloan meter. Ini hanya persoalan fisik semata. Di sisi lain Ibu harus memiliki dan mengelola pengertian dan kesabaran yang tiada tara. Ibu harus mementingkan dan mendahulukan keluarganya ketimbang dirinya. Ibu rela dikencingi anaknya tanpa harus mengeluh, marah dan kesal. Lelah, capek, dan kotor sangat akrab dengan Ibu. Apalagi kata yang lebih tepat selain sabar ? yang patut disematkan untuk Ibu.
Dengan bekal ketabahan, kesabaran dan ketulusan seorang Ibu lah, kesempurnaan keluarga akan tercapai. Bekal itu sekaligus modal paling penting bagi pembentukan moral dan watak anak-anaknya. Ibulah yang banyak dan sering berkumpul dengan anak-anaknya, maka Ibulah yang banyak berperan dan berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Meskipun Ibu tak selalu berpendidikan tinggi, tetapi naluri ilahiyahnya mendorongnya untuk selalu membawa dan mengarahkan anak-anaknya ke jalan yang benar dan bertata krama. Itulah Ibu, kemampuan Ibu adalah daya yang Allah SWT titipkan di punggungnya. Daya yang maha Suci.
Sungguh aneh jika menemukan sekecil-kecilnya keluarga yang didalamnya ada Ibu yang diremehkan oleh suami, apalagi anak-anaknya. Meremehkan peran dan pengorbanan seorang Ibu hanya akan menunjukkan betapa rendah tingkat keilmuan dan pengetahuan. Padahal, dengan sedikit berfikir saja, sorang anak akan menemukan makna yang agung atas pengorbanan seorang Ibu. Pontan-panting Ibu mengurus bayi tiga bulan, yang menangis, pipis, dan berak di tempat tidur di tengah malam buta nan sunyi di saat kantuk meyergapnya mati-matian, lantaran siangnya kecapekan memenuhi segala kebutuhan keluarga. Ibu tetap berdiri tegak untuk itu semua. Sungguh tak kan ada padanan materi yang layak sebagai gantinya.
Sedikit saja waktu yang kita luangkan untuk merenungkan tentang Ibu akan menemukan begitu banyak alasan bahwa Allah memang layak menganugerahkan prioritas teologis dengan ungkapan "Surga Berada di bawah Telapak Kaki Ibu".
Sebagai seorang anak, kita tak punya sedikitpun alasan untuk tidak menyayangi Ibu kita.
[Sayangilah Ibu_mu, maka Allah pun akan menyayangi_mu.]
Ahad, 10 Mei 2020
Punjul Karangrejo Tulungagung
Bila engkau ingin melihat Allah tersenyum kepadamu maka buatlah senyuman di bibir ibumu...
ReplyDeleteSubhanallah... Begitu dekatnya ibu dengan rahmat dan surganya Allah...
DeleteAku jadi ingat ibuku yang sudah tiada 😌😘
DeleteSemoga ibunda selalu dalam rahmat dan magfirah Allah Buk....
Delete