Anak Yang Saleh Kebanggan Orang Tua Saat Di Dunia Dan Akhirat |
[Mentadaburi Hadits Nabi Muhammad SAW]
Subadi
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، وعلم ينتفع به، وولد صالح يدعو له. رواه مسلم
Sebagaimana yang di tulis Imam Suyuthi dalam kitabnya "Busyro Al Kasib Bi Liqa' Al Habib", mengutip perkataan Abu Al Qasim, beliau menjelaskan bahwa ada empat fase kehidupan yang dilalui oleh manusia. Setiap fase lebih luas jangkauannya dari fase sebelumnya. Empat Fase itu pertama, fase di dalam kandungan [rahim], tempat yang sangat sempit dan gelap. Kedua, di alam dunia. Di fase ini manusia dilahirkan, ia akan tumbuh dan berkembang. Tempat ini -dunia- sebagai penentuan amal baik atau pun buruk seseorang. Sehingga setiap manusia perlu menyiapkan diri untuk menghadapi fase setelahnya. Ketiga, di alam Barzah. Fase yang lebih luas dari pada dunia. Keempat, di alam keabadian. Persinggahan -etape- terakhir manusia, semua akan kembali kepada sang pencipta. Kembali dalam pengertian kembali ke tempat yang dikehendaki Allah SWT, baik surga dan neraka.
Secara garis besar manusia akan menempuh kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Manusia hidup di dunia begitu singkat dan pendek. Ibarat orang jawa mengatakan " mampir ngombe". Ini merupakan ungkapan yang sangat tepat untuk menggambarkan kehidupan di dunia. Karena memang arti dunia adalah singkat dan pendek. Berbeda dengan kehidupan di akhirat, yang akan dijalani oleh manusia dalam waktu yang sangat panjang, sebagai persinggahan terakhir manusia. Akhirat sendiri memang mempunyai arti panjang. Di sini manusia akan menunai hasil berladangnya saat di dunia, yang berupa buah dari amal-amal yang telah dikerjakan.
Manusia yang akan memasuki alam akhirat pasti menjalani kematian. Dan tidak ada satu manusia pun yang kuasa menolak kematian itu. Sesudah kematian setiap manusia akan memikul tanggung jawab dari apapun yang telah dilakukan. Di dunia ini manusia hanya mampir. Dunia lah tempat berladang dengan harta, ilmu dan amal, untuk bekal besuk lusa, akhirat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW di atas, ada tiga perkara yang akan mendampingi manusia kelak di akhirat, yaitu amal Jariyah, Ilmu yang diamalkan, dan Anak saleh yang mendoakan kedua orang tuanya.
Oleh karena itu, mumpung masih di dunia kita musti serius manata setiap ihtiyar kita, baik dalam mengais rezeki maupun menuntut ilmu agar menjadi manfaat. Manfaat yang tak hanya kita rasakan sendiri, terlebih tebaran manfaat yang juga bisa dirasakan orang lain. Manfaat yang tak hanya dapat dirasakan saat di dunia tetapi juga di akhirat.
Dengan gambaran di atas, dengan segala keterbatasan mari bersama-sama merenungkan investasi kita untuk hari sesudah mati. [Pertama], kita harus bersungguh-sungguh dalam mencari harta supaya kita bisa beramal Jariyah. Seperti wakaf, yang amalnya sekali tetapi pahalanya terus mengalir sampai kiamat. Membangun gedung sekolah, masjid, dan lain sebagainya. Yang jika tempat itu terus difungsikan untuk kegiatan ilmu dan ragam ibadah serta kebajikan niscaya pahala akan terus mengalir tiada henti hingga kiamat. Harta akan menjadi harta yang beruntung jika kita jalankan untuk menolong agama Allah SWT. Tidak hanya untuk disimpan hingga menumpuk dan tidak bisa dinikmati keberkahannya, baik di dunia maupun nilai berkah di akhirat. Maka bercita-cita menjadi orang sukses adalah cita-cita yang baik dan benar.
[Kedua], Ilmu yang bermanfaat. Apalah artinya kita banyak ilmu jika tidak dijarkan kepada orang lain. Ilmu yang telah kita cari dengan susah payah itu, selain untuk meningkatkan kualitas diri serta kualitas ibadah kita, justru untuk diajarkan kepada orang lain. Bakhil akan ilmu bagi orang yang berilmu adalah kebodohan yang sia-sia. Kebodohan yang selayaknya tidak terjadi. Merupakan sebuah kesuksesan bagi kita jika orang yang kita ajari menjadi lebih pandai dari kita. Salah satu pertanda guru yang baik adalah guru yang mampu menghantarkan serta membuat muridnya lebih baik. Jika Guru hanya ingin pintar sendiri, berarti bisa dipastikan dia kurang bagus dalam pengajarannya. Sungguh mulia orang berilmu yang ringan untuk selalu berbagi dengan sesama, apalagi jika dilandasi rasa ikhlas dan spirit berbagi manfaat tanpa embel-embel material duniawi semata.
[Ketiga], Anak saleh yang mendoakan kedua orang tuannya. Anak adalah sebuah investasi yang teramat mahal bagi kita, orang tua. Setiap orang tua akan berjuang sekuat tenaga untuk mendidik dan membiayai anak-anaknya hingga menjadi anak yang saleh. Biaya yang telah dikeluarkan demi tercapainya kesalehan seorang anak, bukanlah pengeluaran yang sia-sia. Tetapi itu adalah modal yang akan terus bergerak menjadi keuntungan bagi orang tua.
Selain modal biaya, orang tua dengan tenaga yang telah dicurahkan untuk mendidik anak-anaknya, itu juga bukan tenga yang sia-sia. Tenaga itu adalah investasi yang teramat mulia. Dengan demikian kita sebagai orang tua, mustinya tidak hanya mendidik anak hanya menggunakan waktu dan tenaga sisa yang kita miliki, sisa dari kantor, sisa dari kesibukan di luar, dan sisa-sisa yang lainnya. Sungguh kita akan menyesal di kemudian hari jika hanya bermodal waktu dan tenaga yang serba sisa untuk mendidik dan membimbing anak-anak kita.
Sebagai orang tua, kita haruslah melihat bahwa keturunan adalah bagian dari keselamatan dunia dan akhirat kita. Oleh karenanya, jangan pernah kita memberikan sisa waktu dan tenaga untuk mereka. Jika kita sebagai orang tua sungguh-sungguh dalam memperhatikan penanaman tata nilai yang luhur kepada anak-anak kita, maka itu akan menjadi investasi abadi/amal jariyah bagi kehidupan kita kelak.
Sungguh beruntung, orang tua yang memiliki keturunan yang saleh-saleh. Jika anak-anak kita menjadi orang yang berilmu lagi sukses berkat perjuangan kita, maka dari anak yang mulia itu akan banyak menolong dan membantu sesama. Dia makin berkuasa, makin banyak pula orang yang terangkat martabatnya. Dia makin kuat dan berani, maka makin banyak orang yang terlindungi. subhanllah..
Meskipun demikian, kita juga musti manata niat, bahwa anak adalah amanah dari Allah yang harus kita didik dengan baik. Perkara balas budi dan keuntungan kita pasrahkan kepada Allah SWT, karena itu janji, tidak perlu kita managihnya. Ihklas lillahi ta'ala
Dengan Sedekah Jariyah, Ilmu Yang Bermanfaat dan Anak Yang Saleh bisa menghantarkan kita kepada " Saidun fi ad-dunya wa saidun fi al-akhirah". [ Bahagia di dunia dan bahagia di akhirat]. aamiin....
Senin, 11 Mei 2020
Punjul Karangrejo Tulungagung
No comments:
Post a Comment
Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..