SUBADI
“Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya [meminum] khamar, berjudi, [berkorban
untuk] berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”.
[Q.S.al-Maidah: 90]
Adakah
di sini yang tidak kenal dengan televisi ? agaknya pertanyaan ini, termasuk pertanyaan yang konyol, jika
ditanyakan zaman sekarang. Maka pertanyaan itu tidak perlu dijawab. Pasalnya, hampir dapat dipastikan, televisi selalu ada
di setiap sudut rumah-rumah, jika tidak ada, jumlahnya pun sangat sedikit
sekali, yang jika dihitung pasti tak sebanding dengan yang punya televisi. pendapat
ini, kayaknya bisa diterima oleh mayoritas orang, kebanyakan sepakat.
Terlepas
dari pengaruh [positif-negatif] yang ditimbulkan tayangan televisi. Bagi
sebagian orang televisi merupakan media informasi massa yang mempunyai peran
penyalur informasi yang efektif, karena televisi tidak saja hanya menyajikan
pesan suara seperti radio, jauh lebih modern jika dibandingkan radio. Jelas, televisi
lebih lengkap dengan gambar bergerak yang dihasilkan, baik yang tampilannya
hitam-putih maupun yang berwarna. Sehingga, pemirsa bisa mengetahui suatu
peristiwa yang sedang diwartakan secara lebih detail dan mendalam.
Meskipun
demikian, bukan berarti semua orang lebih suka menikmati televisi ketimbang
radio. Pasalnya, masih banyak orang yang setia menikmati berita dan hiburan
yang disajikan oleh radio, karena radio lebih praktis, bisa dengan mudah
ditenteng kemanpun pergi. Radio tanpa visual, jelas-jelas tak punya efek
samping pada penglihatan, dan suguhan tembang-tembang lokal pun menjadi sajian
yang lebih syahdu untuk dinikmati, musik komplo, campursari, dan dangdut,
misalnya.
Televisi,
sebagai media informasi massa yang lebih detail dalam menyajikan suatu berita
atau peristiwa, dapat dimisalkan sebagai berikut; diberitakan terjadinya
peristiwa gunung meletus, kita selain dapat mendengarkan paparan berita dari
sang reporter, juga dapat melihat secara jelas gunung yang sedang meletus itu,
mulai saat menumpahkan lahar, gemuruh suara letusan, orang-orang sibuk berlari
menjauh, para pengungsi yang berjubel di tempat pengungsian, hewan-hewan tewas
terkena awan panas, pengaruh terhadap
cuaca alam sekitar, dan akibat buruk
lainnya yang ditimbulkan. Itulah, sebagian keunggulan televisi sebagai media
informasi massa bagi pemirsa.
Memang
tidak semua orang sama dalam mefungsikan media yang satu ini, ada kalanya hanya
untuk sebatas hiburan, menyimak berita, media edukasi, atau bahkan ketiga-tiganya. Semuanya sah-sah
saja, sama sekali tidak ada yang melarang. Karena memang fungsi televisi itu
bermacam-macam, setiap orang berhak menikmatinya, sesuai selera tanpa harus
terikat oleh aturan baku.
Televisi,
bagi sebagian orang, juga bisa menjadi ladang untuk tafakur, dengan
sajian-sajian yang ditayangkan, baik itu konten hiburan fiksi atau fakta,
edukasi, maupun berita. Sejatinya, dari sana kita dapat memeroleh manfaat yang cukup
banyak, dengan syarat mau sedikit berfikir dan merenungkannya. Tentang apa,
mengapa, bagaimana, sampai hikmahnya.
Tulisan
ini, sebenarnya juga terinspirasi dari salah satu tayangan di televisi, yang
bagi saya cukup menarik untuk direnungkan, terutama kita sebagai orang tua.
Tentu tidak seluruhnya mempunyai akibat positif. Sebab, tayangan kriminal dan
sejenisnya, jika selalu diulang-ulang juga dimungkinkan akan memberikan dampak
negatif, apabila tidak diimbangi dengan kewaspadaan berfikir, dan bersikap.
Terlebih, jika yang menikmati sebuah sajian berita kriminal itu adalah
anak-anak yang pengendalian dirinya masih lemah, atau bahkan belum mempunyai
rasa tanggung jawab yang cukup terhadap dirinya sendiri, sehingga mereka malah
ikut arus ketidakbenaran isi tayangan tersebut, rasa ingin mencontoh, terpengaruh dan ingin mencoba layaknya konten
yang diberitakan.
Salah
satu tayangan yang hendak saya jabarkan adalah, tayangan stasiun televisi swasta,
yang menyuguhkan program tayangan patroli malam dan the police, atau tayangan
yang sejenisnya. Sebuah tayangan program reality yang mengikuti aksi
kegiatan kepolisian dalam menjaga keamanan, menangkap pelaku kejahatan, serta
memberi teladan bagi masyarakat, terutama anak-anak remaja, usia sekolah.
Hampir
dapat dipastikan, setiap program reality itu ditayangkan, fakta-fakta yang
dijumpai di lapangan selalu didominasi oleh peristiwa kriminal, perkumpulan
orang minum minuman keras, berjudi, mengepung bandar narkoba, genk motor yang
meresahkan, anak usia sekolah yang suka begadang, warung penjual miras dan
pengedar sabu dan sejenisnya, dan masih banyak deretan peristiwa kriminal lainnya.
Sungguh miris, karena pelaku-pelaku kriminal itu, tak hanya dari kalangan orang
dewasa saja, anak-anak remaja pun tak luput dari sergapan petugas kepolisian.
Yang masih wajar, hanya mendapat teguran dan sanksi ringan, yang nyata-nyata
melanggar hukum tentu diproses sebagaimana hukum yang berlaku.
Tayangan
tersebut, sejatinya telah memberi warning kepada kita bahwa sejatinya
bangsa ini sedang tidak sehat, dengan maraknya penyalahgunaan narkoba di
kalangan masyarakat, yang tak hanya terjadi di kalangan masyarakat perkotaan
saja, akan tetapi pada realitanya, barang haram itu juga marak sampai ke pelosok
desa-desa, menyasar semua kalangan, anak-anak hingga orang dewasa.
Tatkala
kita melihat tayangan berita di televisi itu, belakangan ini banyak dijumpai
remaja yang masih duduk di bangku
sekolah terlibat narkoba, baik sebagai pengguna maupun pengedar. Sungguh miris,
usia dan waktu yang seharusnya dihabiskan untuk mencari ilmu dan hal positif
lainnya, sebagai bekal diri untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah, pada
kenyataannya menjadi sia-sia, karena tergiur oleh bujuk manisnya narkoba. Sungguh
kerugian yang sangat amat nyata.
Fenomena
ini, tentu sangat
mengkhawatirkan, tidak hanya bisa menghancurkan masa depan remaja sendiri,
tetapi jika kejadiannya massif, pasti dapat meyuramkan masa depan bangsa.
Betapa tidak, seseorang yang sudah kecanduan narkoba, ia akan memuaskan dirinya
sendiri dan tidak memiliki kepedualian terhadap orang lain. Sehingga, cara
apapun akan ditempuh untuk mendapatkan narkoba, tidak peduli dengan berbohong,
mencuri, merampok, bahkan sampai membahayakan nyawa orang lain, demi mendapatkan
modal untuk membeli dan memeroleh barang haram tersebut, narkoba.
Remaja,
yang sudah kecanduan narkoba, tidak lagi mempunyai pikiran yang jernih untuk
mempersiapkan masa depannya sendiri, apalagi masa depan orang lain. Yang ada di
benaknya hanya “kepuasan masa kini saja”. Yakni, bagaimana caranya memuasakan dirinya dengan
narkoba. Besedih, gelisah, galau, bahkan depresi jika sampai tidak dapat
menemukan narkoba, dan pada akhirnya cara apapun akan ditempuh demi mendapat
narkoba.
Mau
jadi apa bangsa ini, jika pemuda yang menjadi masa depan bangsa, massif
terjangkit virus narkoba. Padahal, sudah mafhum, kemajuan dan masa depan
bangsa sangat ditentukan oleh pemuda saat ini. bangsa-bangsa yang maju,
sebelumnya telah ditopang oleh generasi muda yang briliyan, cerdas, dan memiliki
wawasan yang luas tentang masa depan diri dan bangsanya. Jika bangsa ini tidak
mampu mempersipakan pemudanya, jangan berharap lebih kita akan memiliki bangsa
yang hebat dan cerah di masa yang akan datang.
Karena
itulah, sudah seharusnya para remaja menjauhi narkoba, apapun bentuknya. Bagi
remaja yang ada di desa-desa yang jauh dari kebisingan kota, mungkin sedikit
mudah untuk menjauhi narkoba, tetapi bagi remaja yang tinggal di kota, tentu
bukan hal yang ringan. Karena kuatnya jaringan pengedar narkoba yang tersebar
di perkotaan, akses mendapatkan narkoba sedikit lebih lebar ketimbang di
pelosok desa. Akan tetapi, bukan berarti di pedesaan bisa aman begitu saja,
karena realitanya narkoba ada di mana-mana. Waspadalah, waspadalah.
Perang
dengan narkoba, tidak hanya menjadi tanggung jawab negara, bukan hanya tanggung
jawab lembaga pendidikan, bukan hanya tanggung jawab lingkungan, dan
seterusnya. Perang dengan narkoba adalah tanggung jawab kita bersama, terutama
bagi orang tua. Sedari dini, setiap orang tua harus lebih perhatian
terhadap pendidikan putra-putrinya, sampai pergaulannya. Jika peran keluarga
ini dimaksimalkan, bukan hal yang mustahil, generasi kita aka menjadi generasi
yang cakap dan tangguh, yang siap membangun bangsa di masa yang akan datang.
Generasi yang terbebas dari belenggu narkoba dan sejenisnya.
Ada
beberapa kiat yang bisa dilakukan para remaja agar tidak terjerumus ke dalam
lembah kemadharatan narkoba, yang seyogyanya juga menjadi bahan
perhatian setiap orang tua, kiat-kiat itu adalah;
1. Dengan cara mengetahui keharaman mengonsumsi narkoba dari
sudut pandang Agama.
Sudah seharusnya orang tua dan remaja mengetahui bahwa
mengonsumsi narkoba hukumnya haram, dalam islam keharaman narkoba dianalogikan
dengan khamar, minuman keras, sebagaimana firman Allah yang juga menjadi
inspirasi hadirnya tulisan sederhana ini, yaitu Q.S.al-Maidah; 90.
Bahkan Nabi pun juga menegaskan akan keharaman barang
ini, “Setiap yang memabukkan adalah khamar, dan setiap khamar adalah haram” H.R.
Muslim. Soal keharaman barang ini, tidak hanya dalam jumlah yang banyak,
sedikitpun yang dikonsumsi tetaplah haram, sebagaimana sabda Nabi: “Zat
apapun kalau kalau banyaknya memabukkan, maka sedikit pun haram”, H.R.
Ahmad, Abu Dawud, dan Timidzi.
2.
Memperkuat pertahanan spiritual
Yang saya maksud dengan pertahanan spiritual adalah,
upaya meningkatkan spiritualitas, yaitu dengan jiwa yang selalu diarahkan
kepada Allah SWT. Dengan cara selalu mendekatkan diri kepadaNya. Dalam hal ini,
peran orang tua bagi anak-anaknya sangatlah diperlukan, membimbing, mengarahkan
dan menjadi model bagi anak-anaknya.
Sebagian cara yang bisa ditempuh adalah dengan giat
mengerjakan shalat lima waktu, kalau memungkinkan juga dilengkapi dengan shalat
sunnahnya. Shalat menjadi hal yang paling mendasar dalam hal ini, sebab shalat dapat mencegah pebuatan keji dan munkar.
Selain itu, orang tua hendaknya mengarahkan anak-anaknya
untuk melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan, kalau bisa juga melaksanakan
puasa sunnah, puasa senin kamis, misalnya. Puasa menjadi penting karena dapat mengendalikan hawa
nafsu yang selalu mengajak kepada kejelekan, seperti
halnya pengaruh negatif narkoba.
Selain itu, orang tua harus melatih anak-anaknya untuk
mempunyai kepekaan terhadap orang lain, dengan cara bersedekan dan menolong
orang-orang yang kurang mampu. Ini menjadi penting, karena dapat menghilangkan sifat egois dan dapat
menyadarkan akan pentingnya menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama.
Tentu, ini hanya sekelumit cara yang bisa diterapkan
orang tua, untuk memperkuat pertahanan spiritual anak-anaknya.
3. Mengikuti kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang
positif.
Sekarang, setiap lembaga pendidikan sedang berlomba-lomba
membuat program tambahan di sekolah, sebagai sarana peningkatan mutu lulusan
peserta didik, sesuai bakat dan minat peseta didik.
Oleh sebab itu, orang tua didik hendaknya juga
memperhatikan lembaga pendidikan yang kreatif, tak hanya mejalankan aktivitas pendidikan secara monoton, sebagai tempat pendidikan putra putrinya. Sebagai orang tua yang
cerdas, harus tanggap dengan kegiatan yang ada di sekolah anak-anaknya.
Banyak sekali kegitan positif yang bisa ditawarkan kepada
peserta didik, mulai pramuka, drumb band, PMR, Jurnalistik, shalawat, Band
islami, tilawatul qur’an, seni tari, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan ini,
seharusnya dimanfaatkan dengan baik, agar para peserta didik juga bisa
memeroleh manfaat. Dengan demikian, waktu yang kosong tak terbuang sia-sia,
bahkan dapat menjauhkan dari kesempatan yang kurang berarti.
4.
Memilih teman yang baik.
Pergaulan akan mempengaruhi perilaku seseorang, terutama
bagi para remaja. Sebagai orang tua hendaknya, juga memperhatikan dengan siapa
anak-anaknya bergaul. Apakah temannya itu orang yang jahat, atau orang yang
berbudi luhur. Sedikit banyak,
seorang teman akan memberi dampak positif maupun negatif. oleh karena itu, orang tua selayaknya mengarahkan
anak-anaknya untuk bergaul dengan teman yang baik, agar juga ikut baik, jauh
dari penyimpangan.
5.
Berfikir jangka panjang.
Tidak bisa dipungkiri, usia remaja biasanya sarat akan
pencarian jati diri. Jika salah arah dan langkah, mungkin juga akan salah
menentukan sikap dan bertindak. Oleh karena itu, peran orang tua sangat
dibutuhkan untuk ikut memberi pandangan yang luas dan panjang kepada
anak-anaknya. Dengan cara demikian seorang anak akan mampu berfikir, akan
dampak perbuatan yang dia lakukan, baik dampak positif maupun negatif.
Jika, suatu perbuatan akan mendatangkan dampak negatif,
hendaknya dijauhi, sebaliknya, jika perbuatan itu akan berdampak posisitif
hendaknya dikerjakan, semampu dan sebisanya. Jelas NARKOBA dampaknya NEGATIF bagi generasi bangsa, maka sudah seharusnya dihindari
dengan sekuat tenaga.
Sebagai penutup, hanya
remaja-remaja yang mampu mengendalikan dirinya dari NARKOBA yang akan dapat
meraih masa depannya yang gemilang.
29 Mei 2020. Punjul-Karangrejo-Tulungagung.
Panjang detail lengkap
ReplyDeleteSuwun pak...
DeletePun siap jadi buku Niki.... Mantab
ReplyDeleteAmin pak... Laksanakan...
DeleteLanjuuut..
ReplyDeleteSiap...
Delete