google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': TELEVISI DAN AYAT-AYAT NARKOBA [Say No To Drug !!, Sekuntum Pesan Untuk Orang Tua]

TELEVISI DAN AYAT-AYAT NARKOBA [Say No To Drug !!, Sekuntum Pesan Untuk Orang Tua]





SUBADI

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya [meminum] khamar, berjudi, [berkorban untuk] berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”. [Q.S.al-Maidah: 90]

Adakah di sini yang tidak kenal dengan televisi ? agaknya pertanyaan ini,  termasuk pertanyaan yang konyol, jika ditanyakan zaman sekarang. Maka pertanyaan itu tidak perlu dijawab. Pasalnya,  hampir dapat dipastikan, televisi selalu ada di setiap sudut rumah-rumah, jika tidak ada, jumlahnya pun sangat sedikit sekali, yang jika dihitung pasti tak sebanding dengan yang punya televisi. pendapat ini, kayaknya bisa diterima oleh mayoritas orang, kebanyakan sepakat.

Terlepas dari pengaruh [positif-negatif] yang ditimbulkan tayangan televisi. Bagi sebagian orang televisi merupakan media informasi massa yang mempunyai peran penyalur informasi yang efektif, karena televisi tidak saja hanya menyajikan pesan suara seperti radio, jauh lebih modern jika dibandingkan radio. Jelas, televisi lebih lengkap dengan gambar bergerak yang dihasilkan, baik yang tampilannya hitam-putih maupun yang berwarna.  Sehingga, pemirsa bisa mengetahui suatu peristiwa yang sedang diwartakan secara lebih detail dan mendalam.

Meskipun demikian, bukan berarti semua orang lebih suka menikmati televisi ketimbang radio. Pasalnya, masih banyak orang yang setia menikmati berita dan hiburan yang disajikan oleh radio, karena radio lebih praktis, bisa dengan mudah ditenteng kemanpun pergi. Radio tanpa visual, jelas-jelas tak punya efek samping pada penglihatan, dan suguhan tembang-tembang lokal pun menjadi sajian yang lebih syahdu untuk dinikmati, musik komplo, campursari, dan dangdut, misalnya.

Televisi, sebagai media informasi massa yang lebih detail dalam menyajikan suatu berita atau peristiwa, dapat dimisalkan sebagai berikut; diberitakan terjadinya peristiwa gunung meletus, kita selain dapat mendengarkan paparan berita dari sang reporter, juga dapat melihat secara jelas gunung yang sedang meletus itu, mulai saat menumpahkan lahar, gemuruh suara letusan, orang-orang sibuk berlari menjauh, para pengungsi yang berjubel di tempat pengungsian, hewan-hewan tewas terkena awan panas,  pengaruh terhadap cuaca alam sekitar,  dan akibat buruk lainnya yang ditimbulkan. Itulah, sebagian keunggulan televisi sebagai media informasi massa bagi pemirsa.

Memang tidak semua orang sama dalam mefungsikan media yang satu ini, ada kalanya hanya untuk sebatas hiburan, menyimak berita, media edukasi,  atau bahkan ketiga-tiganya. Semuanya sah-sah saja, sama sekali tidak ada yang melarang. Karena memang fungsi televisi itu bermacam-macam, setiap orang berhak menikmatinya, sesuai selera tanpa harus terikat oleh aturan baku.  

Televisi, bagi sebagian orang, juga bisa menjadi ladang untuk tafakur, dengan sajian-sajian yang ditayangkan, baik itu konten hiburan fiksi atau fakta, edukasi, maupun berita. Sejatinya, dari sana kita dapat memeroleh manfaat yang cukup banyak, dengan syarat mau sedikit berfikir dan merenungkannya. Tentang apa, mengapa, bagaimana, sampai hikmahnya.

Tulisan ini, sebenarnya juga terinspirasi dari salah satu tayangan di televisi, yang bagi saya cukup menarik untuk direnungkan, terutama kita sebagai orang tua. Tentu tidak seluruhnya mempunyai akibat positif. Sebab, tayangan kriminal dan sejenisnya, jika selalu diulang-ulang juga dimungkinkan akan memberikan dampak negatif, apabila tidak diimbangi dengan kewaspadaan berfikir, dan bersikap. Terlebih, jika yang menikmati sebuah sajian berita kriminal itu adalah anak-anak yang pengendalian dirinya masih lemah, atau bahkan belum mempunyai rasa tanggung jawab yang cukup terhadap dirinya sendiri, sehingga mereka malah ikut arus ketidakbenaran isi tayangan tersebut, rasa ingin mencontoh,  terpengaruh dan ingin mencoba layaknya konten yang diberitakan.

Salah satu tayangan yang hendak saya jabarkan adalah, tayangan stasiun televisi swasta, yang menyuguhkan program tayangan patroli malam dan the police, atau tayangan yang sejenisnya. Sebuah tayangan program reality yang mengikuti aksi kegiatan kepolisian dalam menjaga keamanan, menangkap pelaku kejahatan, serta memberi teladan bagi masyarakat, terutama anak-anak remaja, usia sekolah.

Hampir dapat dipastikan, setiap program reality itu ditayangkan, fakta-fakta yang dijumpai di lapangan selalu didominasi oleh peristiwa kriminal, perkumpulan orang minum minuman keras, berjudi, mengepung bandar narkoba, genk motor yang meresahkan, anak usia sekolah yang suka begadang, warung penjual miras dan pengedar sabu dan sejenisnya, dan masih banyak deretan peristiwa kriminal lainnya. Sungguh miris, karena pelaku-pelaku kriminal itu, tak hanya dari kalangan orang dewasa saja, anak-anak remaja pun tak luput dari sergapan petugas kepolisian. Yang masih wajar, hanya mendapat teguran dan sanksi ringan, yang nyata-nyata melanggar hukum tentu diproses sebagaimana hukum yang berlaku.

Tayangan tersebut, sejatinya telah memberi warning kepada kita bahwa sejatinya bangsa ini sedang tidak sehat, dengan maraknya penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat, yang tak hanya terjadi di kalangan masyarakat perkotaan saja, akan tetapi pada realitanya, barang haram itu juga marak sampai ke pelosok desa-desa, menyasar semua kalangan, anak-anak hingga orang dewasa.

Tatkala kita melihat tayangan berita di televisi itu, belakangan ini banyak dijumpai remaja yang  masih duduk di bangku sekolah terlibat narkoba, baik sebagai pengguna maupun pengedar. Sungguh miris, usia dan waktu yang seharusnya dihabiskan untuk mencari ilmu dan hal positif lainnya, sebagai bekal diri untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah, pada kenyataannya menjadi sia-sia, karena tergiur oleh bujuk manisnya narkoba. Sungguh kerugian yang sangat amat nyata.

Fenomena ini, tentu sangat mengkhawatirkan, tidak hanya bisa menghancurkan masa depan remaja sendiri, tetapi jika kejadiannya massif, pasti dapat meyuramkan masa depan bangsa. Betapa tidak, seseorang yang sudah kecanduan narkoba, ia akan memuaskan dirinya sendiri dan tidak memiliki kepedualian terhadap orang lain. Sehingga, cara apapun akan ditempuh untuk mendapatkan narkoba, tidak peduli dengan berbohong, mencuri, merampok, bahkan sampai membahayakan nyawa orang lain, demi mendapatkan modal untuk membeli dan memeroleh barang haram tersebut, narkoba.

Remaja, yang sudah kecanduan narkoba, tidak lagi mempunyai pikiran yang jernih untuk mempersiapkan masa depannya sendiri, apalagi masa depan orang lain. Yang ada di benaknya hanya “kepuasan masa kini saja”. Yakni, bagaimana caranya memuasakan dirinya dengan narkoba. Besedih, gelisah, galau, bahkan depresi jika sampai tidak dapat menemukan narkoba, dan pada akhirnya cara apapun akan ditempuh demi mendapat narkoba.

Mau jadi apa bangsa ini, jika pemuda yang menjadi masa depan bangsa, massif terjangkit virus narkoba. Padahal, sudah mafhum, kemajuan dan masa depan bangsa sangat ditentukan oleh pemuda saat ini. bangsa-bangsa yang maju, sebelumnya telah ditopang oleh generasi muda yang briliyan, cerdas, dan memiliki wawasan yang luas tentang masa depan diri dan bangsanya. Jika bangsa ini tidak mampu mempersipakan pemudanya, jangan berharap lebih kita akan memiliki bangsa yang hebat dan cerah di masa yang akan datang.

Karena itulah, sudah seharusnya para remaja menjauhi narkoba, apapun bentuknya. Bagi remaja yang ada di desa-desa yang jauh dari kebisingan kota, mungkin sedikit mudah untuk menjauhi narkoba, tetapi bagi remaja yang tinggal di kota, tentu bukan hal yang ringan. Karena kuatnya jaringan pengedar narkoba yang tersebar di perkotaan, akses mendapatkan narkoba sedikit lebih lebar ketimbang di pelosok desa. Akan tetapi, bukan berarti di pedesaan bisa aman begitu saja, karena realitanya narkoba ada di mana-mana. Waspadalah, waspadalah. 

Perang dengan narkoba, tidak hanya menjadi tanggung jawab negara, bukan hanya tanggung jawab lembaga pendidikan, bukan hanya tanggung jawab lingkungan, dan seterusnya. Perang dengan narkoba adalah tanggung jawab kita bersama, terutama bagi orang tua. Sedari dini, setiap orang tua harus lebih perhatian terhadap pendidikan putra-putrinya, sampai pergaulannya. Jika peran keluarga ini dimaksimalkan, bukan hal yang mustahil, generasi kita aka menjadi generasi yang cakap dan tangguh, yang siap membangun bangsa di masa yang akan datang. Generasi yang terbebas dari belenggu narkoba dan sejenisnya. 

Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan para remaja agar tidak terjerumus ke dalam lembah kemadharatan narkoba, yang seyogyanya juga menjadi bahan perhatian setiap orang tua, kiat-kiat itu adalah;

1.       Dengan cara mengetahui keharaman mengonsumsi narkoba dari sudut pandang Agama.
Sudah seharusnya orang tua dan remaja mengetahui bahwa mengonsumsi narkoba hukumnya haram, dalam islam keharaman narkoba dianalogikan dengan khamar, minuman keras, sebagaimana firman Allah yang juga menjadi inspirasi hadirnya tulisan sederhana ini, yaitu Q.S.al-Maidah; 90.
Bahkan Nabi pun juga menegaskan akan keharaman barang ini, “Setiap yang memabukkan adalah khamar, dan setiap khamar adalah haram” H.R. Muslim. Soal keharaman barang ini, tidak hanya dalam jumlah yang banyak, sedikitpun yang dikonsumsi tetaplah haram, sebagaimana sabda Nabi: “Zat apapun kalau kalau banyaknya memabukkan, maka sedikit pun haram”, H.R. Ahmad, Abu Dawud, dan Timidzi.

2.      Memperkuat pertahanan spiritual
Yang saya maksud dengan pertahanan spiritual adalah, upaya meningkatkan spiritualitas, yaitu dengan jiwa yang selalu diarahkan kepada Allah SWT. Dengan cara selalu mendekatkan diri kepadaNya. Dalam hal ini, peran orang tua bagi anak-anaknya sangatlah diperlukan, membimbing, mengarahkan dan menjadi model bagi anak-anaknya.
Sebagian cara yang bisa ditempuh adalah dengan giat mengerjakan shalat lima waktu, kalau memungkinkan juga dilengkapi dengan shalat sunnahnya. Shalat menjadi hal yang paling mendasar dalam hal ini, sebab shalat dapat mencegah pebuatan keji dan munkar.
Selain itu, orang tua hendaknya mengarahkan anak-anaknya untuk melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan, kalau bisa juga melaksanakan puasa sunnah, puasa senin kamis, misalnya. Puasa menjadi penting karena dapat mengendalikan hawa nafsu yang selalu mengajak kepada kejelekan, seperti halnya pengaruh negatif narkoba.
Selain itu, orang tua harus melatih anak-anaknya untuk mempunyai kepekaan terhadap orang lain, dengan cara bersedekan dan menolong orang-orang yang kurang mampu. Ini menjadi penting, karena dapat menghilangkan sifat egois dan dapat menyadarkan akan pentingnya menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama.
Tentu, ini hanya sekelumit cara yang bisa diterapkan orang tua, untuk memperkuat pertahanan spiritual anak-anaknya.

3.     Mengikuti kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang positif.
Sekarang, setiap lembaga pendidikan sedang berlomba-lomba membuat program tambahan di sekolah, sebagai sarana peningkatan mutu lulusan peserta didik, sesuai bakat dan minat peseta didik.
Oleh sebab itu, orang tua didik hendaknya juga memperhatikan lembaga pendidikan yang kreatif, tak hanya mejalankan aktivitas pendidikan secara monoton, sebagai tempat pendidikan putra putrinya. Sebagai orang tua yang cerdas, harus tanggap dengan kegiatan yang ada di sekolah anak-anaknya.
Banyak sekali kegitan positif yang bisa ditawarkan kepada peserta didik, mulai pramuka, drumb band, PMR, Jurnalistik, shalawat, Band islami, tilawatul qur’an, seni tari, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan ini, seharusnya dimanfaatkan dengan baik, agar para peserta didik juga bisa memeroleh manfaat. Dengan demikian, waktu yang kosong tak terbuang sia-sia, bahkan dapat menjauhkan dari kesempatan yang kurang berarti.

4.      Memilih teman yang baik.
Pergaulan akan mempengaruhi perilaku seseorang, terutama bagi para remaja. Sebagai orang tua hendaknya, juga memperhatikan dengan siapa anak-anaknya bergaul. Apakah temannya itu orang yang jahat, atau orang yang berbudi luhur. Sedikit banyak, seorang teman akan memberi dampak positif maupun negatif. oleh karena itu, orang tua selayaknya mengarahkan anak-anaknya untuk bergaul dengan teman yang baik, agar juga ikut baik, jauh dari penyimpangan.

5.       Berfikir jangka panjang.
Tidak bisa dipungkiri, usia remaja biasanya sarat akan pencarian jati diri. Jika salah arah dan langkah, mungkin juga akan salah menentukan sikap dan bertindak. Oleh karena itu, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk ikut memberi pandangan yang luas dan panjang kepada anak-anaknya. Dengan cara demikian seorang anak akan mampu berfikir, akan dampak perbuatan yang dia lakukan, baik dampak positif maupun negatif.
Jika, suatu perbuatan akan mendatangkan dampak negatif, hendaknya dijauhi, sebaliknya, jika perbuatan itu akan berdampak posisitif hendaknya dikerjakan, semampu dan sebisanya. Jelas NARKOBA dampaknya NEGATIF bagi generasi bangsa, maka sudah seharusnya dihindari dengan sekuat tenaga.

Sebagai penutup, hanya remaja-remaja yang mampu mengendalikan dirinya dari NARKOBA yang akan dapat meraih masa depannya yang gemilang.

29 Mei 2020. Punjul-Karangrejo-Tulungagung.








6 comments:

Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...