S u b a d i
Membaca;
Bismillah. Patut kita sadari bahwa membaca merupakan
aktivitas yang menyenangkan sekaligus mencerahkan. Jauh sebelum dunia ini
menjadi modern, membaca telah mendapatkan perhatian lebih. Bahkan
al-Qur’an pertama kali turun isinya juga tentang perintah membaca, iqra’.
Bagi saya, ini sebagai penanda bahwa membaca merupakan sesuatu yang
amat penting dan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kehidupan manusia.
Secara teoritis, membaca
merupakan aktivitas audio visual untuk memperoleh makna dari simbol yang
berupa huruf atau kata. Aktivitas membaca
meliputi dua proses, yakni proses teknis [decoding] dan proses
pemahaman. Proses teknis atau membaca teknis adalah proses pemahaman atas
hubungan antar huruf dan bunyi atau menerjemahkan kata-kata tercetak menjadi
bahasa lisan atau sejenisnya.
Ada satu kalimat yang cukup
menarik “ireading is the heart of educationi” membaca merupakan jantung
pendidikan” dikutip oleh Rudi Umar Susanto dari Dalman menurut Farr
[2013;hal 5].
Pandangan di atas, secara
sederhana setidaknya memberikan gambaran kepada kita bahwa orang yang sering
membaca, pendidikannya menjadi maju dan ia akan memiliki wawasan yang luas. Tegasnya, semakin sering seseorang membaca
maka akan semakin maju pula pendidikannya.
Bagi saya, sangat tidak
berlebihan jika banyak orang mengatakan bahwa membaca sama halnya membuka
cendela dunia. Kegemaran membaca juga membantu meningkatkan kecerdasan, serta
meningkatkan daya kreativitas dan imajinasi. Namun
demikian, tidak dapat dipungkiri, masih
banyak anak yang mengalami kesulitan belajar membaca.
Kesulitan belajar membaca sering
disebut disleksia. Sedangkan kesulitan membaca yang berat disebut aleksia.
Disadari atau tidak, kemampuan membaca tidak hanya menjadi modal untuk
menguasai berbagai bidang akademik, tetapi juga untuk meningkatkan ketrampilan
kerja, dan memungkinkan seseorang bisa berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat secara luas. Membaca menjadi penting untuk menggapai kemajuan
pribadi sekaligus salah satu faktor penentu kemajuan sebuah bangsa.
Cara Mengatasi Anak Disleksia;
Saya menjadi tertarik untuk
mencoba membincang soal membaca. Sebagai seorang pendidik, tentu sudah
selayaknya untuk terus belajar. Sebab, pendidik merupakan bagian penentu maju
atau mundurnya pendidikan. Dan Pendidiklah yang selalu bersinggungan dengan
para peserta didik yang heterogen, tipe belajar dan karakteristiknya.
Sehingga sikap tanggap terhadap setiap keunikan yang dimiliki oleh peserta didik sudah seharusnya menjadi prioritas pendidik. Demi sebuah
harapan, yakni tercapainya tujuan belajar secara maksimal.
Kesulitas belajar membaca
pada anak, sering kita jumpai di sekolah. Kesulitan belajar membaca ini sudah
seharusnya menjadi perhatian setiap pendidik dan orang orang tua. Sebab, jika
kesulitan belajar membaca ini tidak sesegera mungkin dicarikan solusinya, tentu
besar kemungkinan akan menghambat proses belajar anak di sekolah. Dan bahkan
akan mengganggu psikologis anak. Malas, penakut, tidak percaya diri,
misalnya.
Rudi Umar Susanto
menuturkan, ada beberapa ide yang dapat membantu anak belajar
membaca dengan cara phonic [metode yang digunakan untuk mengajarkan anak
yang mengalami problem disleksia agar dapat membaca melalui bunyi yang
dihasilkan oleh mulut].
1] Mencoba menyisihkan waktu setiap hari untuk membaca.
2] Tunda sesi jika anak terlalu lelah, lapar, atau mudah
marah hingga dapat memusatkan pikiran.
3] Jangan melakukan sesuatu yang berlebih-lebihan pada
saat pertama, mulailah dengan sepuluh atau lima belas menit sehari.
4] Tentukan tujuan yang dapat dicapai; satu hari satu
halaman dari buku bacaan.
5] Bersikap positif dan puji anak, ketika anak membaca
dengan benar. Ketika anak membuat kesalahan, bersabarlah dan bantu untuk
membenarkan kesalahan.
6] Ketika membaca cerita bersama-sama, pastikan anak
tidak hanya melafalkan kata-kata, tetapi merasakan juga. Tanyakan pendapatnya
tentang cerita atau karakter-karakter dalam cerita tersebut.
Saran saya, dalam penerapan
metode di atas, supaya hasilnya menjadi maksimal, perlu adanya pendampingan
secara kontinyu dari berbagai pihak [ orang tua, guru, dan lingkungan]. Sehingga
penanganan kesulitan belajar membaca yang dihadapi siswa segera teratasi sejak
dini. wallahu a’lam bisshowab.
Pujul, 24 Juli 2020
Tulisan menarik. Bermanfaat.
ReplyDeleteTerima kasih.. Waktunya tentang pendidikan...
DeleteBapak gaya bahasanya keren. Ayo segera diterbitkan bukunya
ReplyDeleteAyo pak zahrul, kita targetkan...
DeleteApakah disleksia juga mempengaruhi kemampuan berhitung anak nggeh?
ReplyDeleteSecara pasti blm tau Mas Fahmi. Mungkin jika kalimat perintahnya berupa kalimat cerita bisa jadi iya. Sebab, blm bisa membaca, baik teknis maupun pemahaman..
Delete