google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': MENITI IMAN MENGGAPAI PERSAUDARAAN

MENITI IMAN MENGGAPAI PERSAUDARAAN


 
S u b a d i
Bismillah. Pada tataran sederhana, dikatakan bahwa adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya, wadh’u syai’in fi mahallihi. Maka dari itu, kita sebagai Muslim sudah semestinya saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran. Tentu untuk diri yang lemah ini, juga bagi sesama, seiman dan sesama manusia.
Mari sekuat tenaga, berusaha meletakkan sesuatu pada tempatnya, tempat yang selayaknya. Mengerjakan sesuatu juga pada waktunya. Sebagaimana yang sudah maklum, seseorang kelak akan dibangkitkan dalam keadaan sebagaimana ia mati. Oleh sebab itu, satu permohonan patut dilayangkan kepadaNya, semoga kita senantiasa selalu dalam keadaan iman dan islam. Amin.
Dasarnya, amat sering kita dengarkan setiap hari jum’at tatkala jum’atan. Yakni firman Allah dalam al-Qur’an, surat Ali Imran ayat 102, yang artinya “ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benarnya taqwa kepadaNya, dan jangan sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.
Adanya rasa cinta, penghormatan, pengharagaan, dan pemenuhan berbagai macam hak, merupakan  faktor dalam rangka terjalinnya ikatan persaudaraan antar sesama manusia. Sebab, hanya dengan itulah ikatan persaudaraan dalam arti yang sesungguhnya bisa terwujud di tengah-tengah masyarakat.
Mari kita renungkan, hadits Nabi yang amat familiar ini, dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW dawuh; “La yu’minu ahadukum hatta yuhibba li akhihi maa yuhibba li nafsihi”.  Yang artinya “Tidaklah beriman sempurna salah seorang diantara kalian sehingga ia mencintai saudaranya, sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. [Muttafaq alaih].
Sekilas hadits ini amat pendek, akan tetapi jika kita mau merenungkan, kita bisa menemukan pesan yang cukup luas.
Salah satu tujuan agama adalah terciptanya keharmonisan masyarakat. Satu sama lain terjalin hubungan yang baik dan saling mengasihi. Kedamaian masyarakat menjadi prioritas bagi satiap individu, sehingga mendahulukan kemaslahatan umum dan kedamaian masyarakat menjadi hal yang amat penting. Secara sederhana dapat kita pahami bahwa kedamaian dan keadilan di masyarakat tidak akan bisa terwujud tanpa adanya sikap persatuan dan kasih sayang.
Selanjudnya, mustahil keimanan akan menjadi kokoh dan mengakar di hati seorang Muslim, jika hatinya selalu dikuasai dengan sikap egoisme, kebencian dan kedengkian. Sebab iman seorang Muslim menjadi sempurnya, jika ia mampu menginginkan kebaikan dan kebahagiaan itu untuk dirinya sendiri dan juga untuk orang lain.
Bentuk kesempurnaan iman, bisa ditandai dengan sikap peduli dan rasa kecintaan terhadap sesama. Bahkan dengan mereka yang non-Muslim sekalipun. Mencintai non-Muslim berarti kita mencintai mereka agar beriman, sekaligus membenci kekafiran dan kefasikan yang mereka lakukan. Sebagaimana seseorang membenci kekafiran dan kefasikan terjadi pada dirinya sendiri. Dari sini, secara sederhana dapat dipahami bahwa kita perlu dan butuh  peduli terhadap sesama manusia.
Jangan pernah kawatir memiliki keinginan untuk bisa beriman dan bertaqwa seperti yang dimiliki orang yang lebih saleh. Sebab, ini bukanlah pengaharapan yang salah, bahkan bukan termasuk sifat dengki. Pada titik tertentu, ini bisa menjadi bukti keimanan seseorang. Secara sederhana dapat kita pahami, bahwa berlomba-lomba untuk mendapatkan kebaikan adalah bagian dari kesempurnaan iman.
Sejatinya, kita sebagai umat beragama selalu didorong untuk senantiasa membantu orang lain untuk melakukan kebaikan. Mendorong kebaikan kepada sesama, akan terasa lebih bermakna dan berkesan jika kita landaskan pada rasa cinta dan kasih, bukan atas dasar kekerasan atau kebencian. Dengan demikian, sangat mungkin tercipta hubungan yang sejuk dan damai, demi terciptanya tatanan masyarakat yang harmonis dan berwibawa.
Persaudaraan itu ya Se-iman dan juga Universal. Persaudaraan juga memberi makna terhadap keimanan kita.  Wallahu a’lam bisshowab. 

punjul, 23 Juni 2020

1 comment:

Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...