google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': MENGENAL LEBIH DEKAT ROMO K.H. ABDUL AZIZ [Dari Catatan Harian Hingga Ruang Teladan]

MENGENAL LEBIH DEKAT ROMO K.H. ABDUL AZIZ [Dari Catatan Harian Hingga Ruang Teladan]



S U B A D I


Catatan Pagi;

Bismillah, pagi ini cuaca langit cukup mendung, seakan ingin turun hujan. Sehabis subuh, mas Farhan [anak pertama], sudah merengek untuk segera ditemani belajar naik sepeda, satu-satunya tempat yang dekat dan memungkinkan di halaman sekolah dekat rumah, yaitu halaman SDN 1 Punjul, hanya butuh beberapa langkah kami sampai di tempat tujuan itu. Tetapi waktu masih terlalu pagi,  saya minta untuk sedikit bersabar. 

Baru kemarin mas Farhan, mulai belajar lebih serius untuk bisa bersepeda, kemarin sore seakan waktunya hanya habis untuk latihan bersepeda saja, di halaman depan rumah yang amat sempit, beberapa kali terjatuh, olehnya tak dihiraukan, yang nampak hanya wajah sumringah dan pancaran kebahagiaan, sungguh pengalaman yang akan selalu ia kenang. Terus semangat nak, alhamdulillah, latihan sore itu sudah menunjukkan tanda-tanda bisa bersepeda yang signifikan. Benar, ia mulai bisa menjaga keseimbangan saat mengayuh sepeda bututnya itu. Bahagia sekali dia.

Pagi ini, seakan hanya menjadi miliknya, pagi-pagi sekali sudah mengajak untuk pergi berlatih lagi di tempat yang lebih luas dan aman.  Ya di halaman sekolah dekat rumah itu, kita beranjak berangkat dan sampailah di sana. Saya hanya menunggu sambil membuka-buka WA, beberapa pesan sudah masuk, ada pesan dari guru saya yang akan pindah tempat, sebab menikah, sehingga ingin mengajukan resign dari mengajar di sekolah, pesan yang lain,  dan tak ketinggalan WAG Ma’arif Menulis, banyak hal baru yang mencerahkan dari Guru, dan juga teman-teman yang lain.

Tak selang beberapa lama, mas farhan sudah bisa menaklukkan sepedahnya, dengan santainya dia naik sepedah itu, horeeeee, yah... aku bisa, udah lancar yah... senang dan bahagiannya tak kepalang. Maklum,  rata-rata teman seusianya sudah mahir bersepeda, bahkan teman yang jauh lebih belia dari mas Farhan juga banyak yang sudah lincah bersepeda. Tetap semangat, tidak ada kata terlambat untuk terus berlatih dan belajar. 

Menulis ;

Hari ini, tanggal 8 Juni 2020, waktunya pendaftaran sekolah SMPN di Tulungagung, kususnya bagi pendaftar jalur prestasi dan afirmasi, bagi siswa MI sesuai prosedur, proses mendaftar harus diantar pihak sekolah asal, jadi saya harus menemani guru kelas 6 [Pak. Elyus Khalwani]  pergi mengantarkan berkas pendaftaran siswa kami yang ingin melanjudkan ke SMPN yang tuju. Ada 2 siswa kami yang prestasinya cukup membanggakan, satu cakap di bidang kithabah/pidato, dan satunya lagi di bidang olah raga, bulu tangkis. Yang bulu tangkis tujuan sekolahnya di SMPN Boyolangu, dan yang Kithabah/pidato tujuannya di SMPN 1 Tulungagung.

Saya harus memulai aktivitas hari ini lebih awal, karena banyak agenda yang harus saya kerjakan, macak repot, dan alhmdulillah pagi hingga menjelang siang ini, semua proses pendaftaran berjalan dengan lancar, dan sangking awalnya datang di kedua SMP itu, ternyata kami pendaftar pertama, mudah-mudahan semuanya berjalan seperti yang kami harapkan dan siswa kami diterima. Amin.

WAG “Ma’arif Menulis” bagi saya ini adalah ruang  belajar, yang tidak boleh saya sia-siakan, tugas kita hanya ihtiyar semampu yang kita bisa, tentu dengan kerja keras dan cerdas. Di kalas ini, tidak sedikit bentuk manfaat yang saya rasakan. Hingga detik ini usianya sudah memasuki bulan ke tiga. Dan akan terus saya syukuri dengan aktivitas menulis, iya belajar menulis. 

Sampai detik ini, saya sangat bersyukur masih tetap diberi anugerah oleh Allah berupa kesehatan, dan waktu sehingga bisa menulis setiap hari, meski bertatih-tatih dan banyak rintangan, soal ide, membagi waktu, dan juga untuk keluarga kecil saya. Tak banyak yang dapat saya tulis, apalagi sampai menghasilkan tulisan yang berbobot, saya sadar saya ingin terus belajar. Dari yang sederhana ini, ingin saya istiqamahkan, sebagi bentuk syukur, pengembangan diri dan bagian dari proses belajar saat ini, di samping tujuan yang lain. Sekali lagi Alhamdulillah.


Bagian Yang Tak Terduga; 

Dari WAG inilah, ada satu hal yang tak terduga sebelumnya, yang awalnya hanya sebatas belajar menulis hal-hal sederhana yang betebaran di sekitaran, ide-ide yang gentanyang, coba kita ikat dalam bentuk tulisan bersama teman-teman yang lain, tentu berkat arahan dan petunjuk seorang Pembimbing. Apa saja, bisa kita jadikan untuk modal menulis, sebagiamana arahan yang kita terima. Dan itu terus berjalan baik hingga kini, alhamdulillah. Yang tak kalah penting,  saya sangat bersyukur dipertemukan dengan orang yang begitu arif dan sederhana. Ia bagiku adalah Guru.
 
Dari kegiatan menulis ini, mendorong saya untuk lebih mengenal Kyai saya [K.H. Abdul Aziz] dan mengabadikannya dalam tulisan. Kurang lebih selama 8 tahun saya mengikuti bimbingan Beliau ini, sebelum Beliau wafat. Saya meyakini, banyak hal yang belum saya ketahui dari Beliau, apa saja yang bisa menjadi teladan bagi kami para santri. Saya juga menyadari bahwa dulu kita hanya terbatas mengenal Kyai dari ngaji, kegiatan yang melibatkan santri, dan keseharian Beliau yang terlihat saja.  Tetap, saya yakin masih banyak yang bisa digali dari kehidupan dan perjalanan  Beliau. Saya sadar, tak mungkin akan sanggup mengikuti jejaknya secara keseluruhan, agaknya terlalu berat dan berlebihan. Akan tetapi, setidaknya ada yang bisa saya teladani untuk menjadi orang yang lebih baik hari demi hari.

Beberapa hari yang lalu, Guru kami K.H. Bagus Ahmadi, mengirimkan pesan melalui WA, yang berisi tentang kegiatan Romo Kyai, Beliau mengizinkan kami santrinya untuk mencatat dan dikembangkan. Secara pribadi ini adalah suatu kehormatan, yang sayang jika dilewatkan. Sesegera saya kopy ke laptop saya yang jadul itu. 

K.H. Bagus Ahmadi, adalah Putra menantu Romo Kyai, Beliau juga salah satu dari deretan Pengasuh PonPes MIA, penguasaan kitab kuning, kealiman, dan kedalaman Ilmu agamanya bagi saya patut diperhitungkan, Beliau adalah lulusan PonPes Lirboyo Kediri, yang sudah tidak asing lagi di telinga kita.

Dengan senang hati Beliau berbagi tentang aktivitas keseharian Romo Kyai kala sugengnya, Mas Bagus [panggilan akrab] menuturkan ; 

”Di antara istiqamahnya Abah Kyai Abdul Aziz dalam hal muthala'ah dan mengajar adalah setiap pagi sekitar pukul 02.00 Abab sudah mulai bangun tidur, shalat malam kemudian muthala'ah kitab sampai Subuh. Selepas shalat jama'ah Subuh membacakan kitab al-Ibriz [penulis; untuk umum baik santri pondok dan santri desa] dan Tafsir al-Jalalain. Sekitar pukul 06.00 pagi, sudah mulai menerima tamu yang membawa berbagai persoalan hingga sekitar pukul 11.00”.


“Selanjutnya Beliau istirahat sampai menjelang dhuhur, jamaah shalat kemudian dilanjutkan melakukan aktivitas rumah tangga dan keluarga”.


“Sore hari setelah jamaah shalat Ashar sekitar pukul 15.30, Abah menerima tamu lagi hingga menjelang maghrib. Selepas jamaah maghrib mengawasi jalannya madrasah [kalau tidak ada jadwal ngaji di luar]”. 


“Kalau Madrasah sudah terkondisikan, Beliau di ndalem muthala'ah kitab sampai dilaksanakannya jamaah shalat Isya', jika tidak ada jadwal ngaji rutin di luar [yaitu setiap malam Senin di Mojosari, malam Kamis di masjid putih Kalituri dan malam Sabtu di masjid al Muhajirin Gedangsewu], 


“Dan Beliau baru bisa istirahat malam sepulang dari mengaji rutin tersebut, dan pukul 02.00 malam sudah bangun lagi”. 

Saya yakin, tidak semua santri tahu soal rutinitas yang sudah menjadi bagian keistiqamahan Romo Kyai ini, sungguh bukan perkara mudah, tetapi setidaknya bisa menumbuhkan spirit kita untuk lebih mengenal Beliau lebih dekat, dan berusaha untuk meneladani apa yang sudah menjadi bagian dari kehidupannya, tentang nilai, spiritualitas, dan spiritnya, meskipun tidak bisa seluruhnya, sebagian yang kita mampu akan sangat bermakna sebagai suri tauladan bagi para santri, dan umumnya masyarakat luas. 

Sampai hari ini, sudah ada beberapa alumni yang mengirimkan pesan ke WA pribadi saya, pesan  yang berisi pengalaman mereka saat ngaji dengan Romo Kyai, tentang teladan Kyai, keluarga Ndalem dan Dzuriyah, hingga pengalaman pribadi mereka. Saya selalu meyakini, meskipun hanya sedikit, akan sangat berharga bagi kami, para santri Romo K.H. Abdul Aziz, lahul Fatihah....

8 Juni 2020. Boyolangu.

  

10 comments:

Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...