S U B A D I
Hampir dapat dipastikan
semua umat muslim hafal dengan surat al-Fatihah, bahkan anak-anak kecil
sekalipun mampu melafalkan dengan benar dan indah, dengan berbagai macam model
cara membaca sesuai dengan kaidah-kaidah membaca al-Qur’an, sungguh indah. Kenyataan
ini, sebagai penanda bahwa al-Qur’an adalah kalam Allah, mu’jizat yang sarat
dengan keindahan, tidak akan pernah ada yang bisa menandingi keindahan kalam
ini.
Al-fatihah sebagai induk wahyu
al-Qur’an, sejatinya tidak hanya untuk dilantunkan bacaannya saja, tidak
semata-mata hanya menjadi penyempurna shalat. Namun sesungguhnya, di dalam
setiap ayat-ayat Surat al-Fatihah menyimpan makna yang sangat dalam dan
penuh keistimewaan. Masih teringat dengan jelas, saat dulu ngaji tafsir
bersama Almaghfurlah Romo Kyai H. Abdul Aziz, maha Guru kami, santri MIA.
Kedalam ilmu Beliau ini, sangat
kentara, di kala membacakan kitab tafsir jalalain, dalam setiap
penjelasannya, selalu ada energi ilmu penyerta yang begitu luas, meskipun kitab
ini entah sudah berapa kali dalam hidupnya dikatamkan dan ulangi lagi. Ini bagi
saya, adalah penanda bahwa Beliau adalah Kyai yang selalu istiqamah
dalam mutala’ah kitab-kitab yang Beliau miliki. Keihklasan yang terpancar, seakan menjadi kunci pembuka
tabir-tabir ilmu dan hikmah.
Surat al-Fatihah,
seperti yang sudah mafhum selain ia sebagai induknya al-Qur’an juga
sebagai salah satu rukunnya shalat. Ia terdiri dari beberapa ayat, di setiap
ayatnya terdiri dari beberapa kata, dari setiap katanya terdiri dari rangkaian
huruf-huruf. Banyak kitab yang mengulas keistimewaan surat al-Fatihah dari berbagai
perspektif.
“Iyyaka na’budu Wa
Iyyaka Nasta’in” dalam beberapa
kesempatan ngaji kala itu, sering diulang-ulang beberapa kali, bagi saya
ini meneguhkan bahwa ayat itu, mempunyai posisi dan pesan yang begitu dalam,
jika diresapi dengan kerendahan hati akan menghadirkan nilai-nilai kepatuhan
dan kepasrahan, yang seakan tak bertepi.
Salah satu, yang saya
ingat ayat itu mengandung pesan sikap “istiqamah”. Satu sikap yang mudah
dilafalkan, tetapi belum tentu dalam prakteknya mudah untuk ditunaikan. Dalam Kamus
Induk istilah ilmiah, Istiqamah mempunyai pengertian, [berpendirian kuat, teguh
hati, tekun dan terus menerus dalam menggiatkan usahanya untuk mencapai
cita-cita, konsisten, serta teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal
saleh, 337-338]
Konsistensi keimanan
seseorang pada satu keadaan bisa begitu kuat dan kokoh, pada keadaan yang lain,
tak jarang, juga mengalami penurunan kualitasnya [al-imanu yankus
wa yazid], itulah manusia. Maka sangat tidak berlebihan, jika
ayat tersebut mengandung pesan “istiqamah”, teguh hati pada perintah dan
selalu menghindari larangan untuk menyimpang dari jalan yang dirihai Allah.
Al-fatihah sebagai surat yang
wajib dihadirkan tatkala mendirikan shalat, menyadarkan bahwa al-Fatihah
adalah bagian jalan yang tak terpisahkan bagi seorang hamba dalam rangka menuju
kepada Tuhannya, Allah SWT. Menajalankan berbagai macam bentuk ketaatan dan
ibadah, tanpa harus disibukkan dengan mengitung besar kecilnya pahala atau
hadiah yang akan didapat, “istaqimu wa lan tuhshu” [beristiqamahlah dan
jangan sibuk mengitungnya].
Bahkan sebagian orang
arif berkata “jadilah orang yang memiliki istiqamah, dan janganlah menjadi
orang yang mencari kemuliaan, karena jiwamu bergerak untuk mencari kemuliaan,
sementara Rab-mu memintamu untuk istiqamah”. Ini selaras dengan dawuhnya al-Ghazali,
“laisal karamah illa bil istiqamah” [ihya’]. Tugas seorang hamba untuk sesalu istiqamah
dalam beramal saleh [ aktivitas yang diridhai Allah], dikerjakan demi bentuk
ketaatan kepadanNya, dan soal hasil biar Dia yang menentukan.
Beliau [ Romo Kyai], juga
mewanti-wanti, maknanya seperti yang Kang Imam Mashuri [santri tulen] tuturkan, bahwa pada dasarnya untuk menjadi orang yang ber-istiqamah
itu, tidak harus memaksakan hal yang berat dan memberatkan, tetapi sedikit dan
sesederhanapun itu, jika terkandung nilai kebaikan, niscaya jika dikerjakan
dengan terus-menerus [istiqamah], akan bisa mendulang hadirnya sebuah
kemuliaan, istiqamah dalam belajar, berzikir, membaca al-Qur’an,
beramal saleh, beribadah, dan menjaga keimanan kepada Allah SWT. Wallahu a’lamu
bissowab.
06 Juni 2020, Punjul-Karangrejo-Tulungagung
Bismillah...
ReplyDeleteBismillah... Semangat...
ReplyDeleteBerat untuk di mulai namun akan indah hasilnya jika dilakukan
ReplyDeleteSubhanalloh.. Njih Tadz... Tabik.
DeleteMugi2 nulisnya istikomah...aamiin...
ReplyDeleteAamiin..
DeleteIstiqomah bisa mendatang beribu-ribu keberkahan...SMG kita sll Istiqomah dalam hal kebaikan...Aamiin.
ReplyDeleteAmin..
DeleteMantab pak... Lanjutkan...
ReplyDeleteNjih pak.. Siap...
Delete