google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': DAKWAH ITU INDAH & SITUASIONAL

DAKWAH ITU INDAH & SITUASIONAL


S u b a d i 

Bismillah. "Sampaikanlah dariku meski cuma satu ayat" Alhadits. Bagi saya, dakwah yang disampaikan oleh seorang da'i atu muballigh adalah perintah agama. Seperti disinyalir dalam Hadits tersebut. Tegasnya, orang yang berdakwah berarti telah melaksanakan perintah agama. 

Senyampang kewajiban untuk menyampaikan ilmu kepada sesama, tentunya seiring dengan kewajiban untuk mendapatkan pengetahuan tersebut, yakni bekal ilmu yang hendak mejadi modal berdakwah. Sehingga seseorang yang menyampaikan pesan dan nilai keislaman kepada masyarakat betul-betul mempunyai dan mumpuni dari sisi kedalaman ilmu keislamannya. 

Patut disadari bahwa dalam peradaban Islam, berdakwah tidak terbatas hanya menyampaikan pesan dan nilai keislaman dengan cara ceramah semata, akan tetapi berdakwah dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan metode yang dimiliki oleh seorang pendakwah. 

Para Ulama ada yang produktif dengan literasi, dalam hal ini menulis, maka dakwah mereka dengan tulisan, hingga ribuan karya tulis, artikel, buku, dan kitab terbit dibaca serta dikaji oleh masyarakat luas. Ada orang yang bakat dan keahliannya di bidang seni, maka dakwahnya dilakukan dengan menggunakan media seni. Begitu pula yang mahir dengan ceramah atau pidato, maka metode dakwah yang mereka gunakan adalah ceramah. 

Tidak hanya itu, ada lagi dakwah dengan tindakan nyata, yang kemudian dalam literatur pesantren dikenal dengan dakwah bil hal, sehingga dalam pepatah disebutkan "media perbuatan lebih efektif ketimbang media ceramah lisan" (Lisan al-hal afsahu min lisan al-maqal). 

Rujukan dalam berdakwah dalam praktik menyampaikan kebaikan kepada masyarakat sejatinya adalah Nabi Muhammad SAW sendiri. Dalam literatur Hadits maupun sirah, Nabi dikenal sangat kondisional tatkala menjawab pertanyaan para sahabat yang menjadi murid pengajian Beliau. 

Nabi Muhammad SAW, dalam menjawab pertanyaan para sahabat, jawaban atas pertanyaan yang sama bisa jadi beragam, tergantung siapa yang menyodorkan pertanyaan. Ini terbukti, misalnya, tatkala ada Sahabat yang bertanya kepada Nabi, "wahai Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling utama? " / "ayyul a'mali afdalu?"

Karena, orang yang bertanya adalah orang yang berkecukupan, kaya. Maka jawaban Nabi adalah sedekah. Pada kesempatan yang lain, karena orang yang bertanya orang yang tidak mampu, fakir. Maka sedekah diberi penjelasan, bahwa senyum adalah sedekah, al-tabassum sadaqatun. Wallahu a'lam bisshawab. 

Punjul, 19 Juli 2020

No comments:

Post a Comment

Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...