google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': LOVERS & HATERS

LOVERS & HATERS


S u b a d i

Bismillah. Percaya atau tidak, hidup seseorang, siapapun dia, tidak bisa dielakkan berada diantara lovers dan haters, pendukung dan pencela. 

Dulu, sebelum era medsos belum ada, tentu keberadaan lovers dan haters tidak banyak diketahui. Sebab, memuji dan membenci biasanya tidak langsung diucapkan di depan orang yang dipuji maupun dibenci. 

Kini, saat era medsos telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, kala jagad medsos telah mewarnai hampir semua sendi kehidupan manusia, lovers dan haters dengan mudahnya diketahui, akibat jejak digital mereka. 

Dengan kenyataan dan situasi seperti ini, semestinya kita sebagai orang yang hidup di zaman sekarang, tidak boleh mengalami keterkejutan -kagetan-, gagap, baper, dan mudah galau. 

Jelas, di jagad medsos, tatkala ada sesuatu yang lagi news, tak bisa dilepaskan dari kedua kelompok tersebut, lovers dan haters. Bagi yang pro dipenuhi dengan pujian dan apresiasi, dan sebaliknya, bagi yang kontra juga tidak kalah sengitnya dengan kritik tajam bahkan hujatan.

Sedikit saja kesalahan atau kasus yang terjadi, bagi yang kontra bisa jadi publik akan mengkuya-kuya di media sosial, bahkan beberapa kasus tertentu yang lebih menarik menjadi bahan bullyan yang seolah tiada henti. Oleh sebab itu, sebagai orang yang hidup di zaman medsos seperti saat ini, kita sudah sepatutnya menjaga diri dengan sangat hati-hati jangan sampai berbuat sesuatu yang tidak dibenarkan. 

Ihtiyad atau sikap hati-hati di era medsos seperti saat ini memang menjadi penting, sebab tidak ada satu kekuatan pun yang mampu menghalangi, sering kali ada sesuatu yang dianggap sebagai news yang asalnya mungkin sesuatu yang biasa, tetapi karena dikemas, maka bisa menjadi mak nyuss. Lebih fatalnya lagi jika sampai dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan ingin mengambil keuntungan, maka pemberitaan pun akan cepat tersebar luas. 

Kita sebagai orang yang hidup dan berada di antara kedua kelompok tersebut, pemuji dan pencela, berhadapan dengan bullyan, kritik, celaan, dan cercaan adalah hal yang lumprah dan wajar. Sangking lumprahnya ada kisah Nabi Musa yang mengadu kepada Tuhan, karena tidak tahan dengan Bullyan

Kisah ini dapat kita temukan dalam kitabnya Abu Nu'aim al-Isfahani yang berjudul Hilyat al-Auliya' wa-Tabaqat al-Asfiya, sebagai berikut ;
Kurang lebih artinya demikian: "Musa berkata kepada Tuhan, wahai Tuhan hentikanlah bullyan orang-orang terhadapku. Lalu Tuhan merespon: jika Aku hentikan bullyan orang kepada manusia, akan aku hentikan dulu bullyan orang terhadapku".

Dalam kisah tersebut, Musa sebagai Nabi dan utusan Allah, ia tidak tahan terhadap hardikan, celaan, hujatan dari kaum fir'aun, lalu ia mengadu kepada Tuhan. Respon Tuhan justru di luar dugaan Nabi Musa sendiri. Jika perkara bully seseorang kepada orang lain mau dihentikan, kata Tuhan, justru orang-orang yang mem-bully Tuhan yang akan diberhentikan terlebih dahulu. 

Walhasil: Pesan dari kisah tersebut, Tuhan saja tidak marah dengan Bullyan hamba dan makhluk yang Dia ciptakan sendiri, Nabi pun juga disindir oleh Tuhan agar tidak larut dalam kegalauan dengan bullyan, apalagi kita manusia biasa yang tidak memiliki pangkat apa-apa. Tegasnya, sikap yang harus di kedepankan menghadapi bully adalah melakukan instropeksi, apa yang kurang dari kita, sehingga kita akan terus berusaha berbenah untuk masa depan yang lebih gemilang. Wallahu a'lam bisshawab. 

Punjul, 19 Juli 2020




2 comments:

  1. Harus tahan banting, tebal telinga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kwkwkkw... Cuma tetap saja, membully bukan perkara yang baik yo pak. .

      Delete

Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...