google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': 𝙇𝙞𝙢𝙖 𝘽𝙞𝙙𝙖𝙣𝙜 𝙎𝙩𝙪𝙙𝙮 𝙆𝙚𝙞𝙨𝙡𝙖𝙢𝙖𝙣 𝙈𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙈𝙖𝙙𝙧𝙖𝙨𝙖𝙝 𝙇𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙄𝙨𝙩𝙞𝙢𝙚𝙬𝙖

𝙇𝙞𝙢𝙖 𝘽𝙞𝙙𝙖𝙣𝙜 𝙎𝙩𝙪𝙙𝙮 𝙆𝙚𝙞𝙨𝙡𝙖𝙢𝙖𝙣 𝙈𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙈𝙖𝙙𝙧𝙖𝙨𝙖𝙝 𝙇𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙄𝙨𝙩𝙞𝙢𝙚𝙬𝙖


S u b a d 𝙞

Bismillah. Setiap tahun Madrasah semakin diminati oleh kebanyakan masyarakat. Mulai dari jenjang RA, MI, Mts, MA, bahkan Perguruan Tinggi Islam. Antusiasme masyarakat terhadapnya ditandai dengan banyaknya minat orang tua/ masyarakat mendaftarkan putra-putrinya sekolah di Madrasah. 

Bagi wali peserta didik, pasti sedikit banyak telah mengetahui ihwal pengajaran di Madrasah, sehingga mereka sampai menjatuhkan pilihan kepada Madrasah sebagai wadah pendidikan bagi anak-anaknya. Mungkin, ada yang tertarik sebab pendidikan karakter yang lebih lekat dengan Madrasah, mata pelajaran yang seimbang antara pengetahuan umum dan agama, semakin tingginya kesadaran bahwa tantangan mendidik anak berkarakter mulia yang lebih berat, atau tertarik karena sebab-sebab yang lain. Seluruh alasan itu, menurut hemat saya tidaklah salah. 

Satu Sisi Yang Patut Direnungkan;

Ada satu ciri khas yang selalu melekat dan tak pernah terpisahkan sejak awal Madrasah berdiri, yakni adanya lima mata pelajaran keislaman di Madrasah, Al-Quran Hadits, Fikih, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab. Sejatinya, kelimanya itu adalah ekstrak dari kajian keislaman, dirasah al-islamiyah. Kenyataan ini, menurut hemat saya perlu disadari dan difahami oleh pelaksana pendidikan dan juga orang tua peserta didik. 

Kelima rumpun ilmu itu, selalu berhubungan erat satu dengan yang lainnya, sungguh tak terpisahkan. Sebagai gambaran sederhana, mengajarkan Al-Quran dan Hadits, misalnya, maka aspek akidah, fikih, dan akhlak yang terkandung di dalam keduanya sama sekali tidak bisa dilupakan, apalagi ditinggalkan. 

Mari kita wedar satu-persatu ;

Pertama, Al-Quran Hadist. Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang paling istimewa, sebab mengenalkan sumber dari segala sumber kebenaran dalam pandangan ajaran Islam. Tegasnya, sumber utama dan otoratif dalam ber-islam adalah kedua hal tersebut, al-Quran dan Al-Hadits. 

Sehingga penanaman Al-Quran Hadits sebagi sumber kebenaran dalam Islam sejak dini mempunyai maksud dan tujuan untuk memperkokoh fondasi keislaman peserta didik di Madrasah. Disamping itu juga untuk menumbuhkan kecintaan kepada Al-Quran dan Al-Hadits, sehingga di kemudian hari peserta didik tidak melupakan esensi sumber ajaran Islam. 

Kedua, Fikih. Mata pelajaran yang selalu bersinggungan dengan aktivitas ibadah setiap hari, sepanjang hayat. Fikih menjadi lebih menarik lagi sebab ia mengajarkan intelektualitas, kreativitas, dan keberanian berfikir. Fikih juga mengajarkan toleransi dan perbedaan pendapat serta menanamkan sikap untuk respek terhadap keragaman. 

Tegasnya, Fikih yang diajarkan sejak dini kepada peserta didik selain menjadikan mereka cakap dalam menjalankan ajaran agama Islam, juga menjadikan mereka siap dengan keragaman dan perbedaan. Ini, menurut hemat saya adalah modal besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di kemudian hari. 

Ketiga, Akidah Akhlak. Mempunyai fondasi keislaman yang kokoh, merupakan cita-cita setiap umat Islam. Salah satu modal untuk sampai padanya adalah dengan mata pelajaran ini, Akidah Akhlak. Akidah sebagai dasar keimanan dan Akhlak menjadi ruh dalam ber Islam.

Untuk tujuan yang lebih panjang, dengan pelajaran ini, peserta didik diharapkan memiliki keimanan yang kokoh, karena sudah tertaman sejak awal, kemudian disempurnakan dengan mengetahui kemuliaan akhlak sebagai ruh beragama. Jika mata pelajaran ini, coba kita korelasikan dengan Fikih yang mengajarkan keberanian berfikir dan intelektualitas, maka peserta didik akan dibekali keseimbangan antara semangat mencari tahu dalam dunia pengetahuan, yang dilandasi dengan Tauhid yang kokoh dan Akhlak yang luhur. 

Keempat, Sejarah Kebudayaan Islam. Perlu disadari dengan sepenuhnya, bahwa mata pelajaran ini hendaknya memberi contoh konkrit dalam teladan para tokoh di masa lalu. Fakta menunjukkan bahwa, dalam Sejarah Kebudayaan Islam di masa lalu, para ilmuwan Muslim diberbagai bidang keahlian menunjukkan teladan dan model yang sangat positif, ilmu berkembang dengan pesat, penemuan, dan perbedaan pendapat dalam bidang keilmuan adalah hal yang wajar.

Tegasnya, mata pelajaran ini diajarkan mempunyai tujuan agar peserta didik memiliki kesadaran sejarah akan kemuliaan tokoh-tokoh terdahulu, sehingga diharapkan mampu mengispirasi para peserta didik. 

Kelima, Bahasa Arab. Sadar atau tidak al-Quran dan Al-Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam termaktub dengan bahasa Arab. Secara lebih spesifik mata Pelajaran Bahasa Arab diajarkan dalam rangka menjadi modal untuk menggali kebenaran dari sumber kebenaran itu, al-Quran dan Al-Hadits. Serta menjadi modal untuk mengkaji metode berfikir para ulama, yang kebanyakan tersajikan dalam kitab-kitab klasik, kitab kuning.

Lebih jauh lagi, Bahasa Arab sudah harus diajarkan di Madrasah sebagai keahlian penting dalam komunikasi internasional peserta didik di kemudian hari. Sehingga mapel Bahasa Arab ini, pengajarannya sudah harus dikembangkan dengan Bahasa Arab modern, lughah Arabiyah al-asriyah. 

Walhasil; di sinilah letak keunggulan Pendidikan Islam. Pendidikan yang memiliki idealisme penggabungan antara dimensi nalar kritis dan moral religius. Dengan nalar kritis peserta didik akan berkembang dan menjadi generasi yang tangguh, siap dan sigap dengan tantangan yang dihadapi. Pada saat yang sama juga memiliki moral yang mulia dan bersikap tawakal kepada Rabnya, Allah Azza wa Jalla. Semoga bermanfaat, wallahu a'lam bisshawab. 

Boyolangu, 17 Juli 2020.

10 comments:

  1. mantap pak... Madrasah hebat bermartabat...

    ReplyDelete
  2. Ikut mampir Gus... Sambil ikut belajar mengembangkan literasi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alah... Belajar tadz... Mugo2 bermanfaat.....

      Delete
  3. MasyaAllah... Mantabbb

    ReplyDelete
  4. Keren Yi...tmbah berkembang ya Madrasahnya..

    ReplyDelete
  5. Tidak heran kemajuan madrasahnya sangat luar biasa. Ternyata dipimpin oleh seorang kader Muslim yang sangat berkompeten. Terima kasih catatannya, Pak Subadi. Belajar kathah saking Njenengan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh.... Harus terus belajar dengan guru2 yang luar biasa.... Seperti ibu Eka Zahra.... Alhamdulillah.....

      Delete

Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...