S u b a d i
Bismillah. Sungguh, meskipun manusia diciptakan oleh Sang Khalik sebagai makluk terbaik dan di punggungnya memikul tugas yang teramat berat, yakni sebagai khalifah fil ard, manusia tetaplah makhluk yang lemah, dhaif. Sehingga, selalu mengharap kasih dan rahmat Rabnya senantiasa menjadi sebuah keniscayaan yang tak terelakkan.
Manusia musti menyadari sepenuhnya, bahwa sebesar dan sekuat apapun tubuhnya, pasti akan kembali kepada Sang Pencipta. Setinggi apapun pangkat dan jabatannya, pada saatnya nanti pasti akan berakhir juga. Setampan dan secantik apapun parasnya pada saatnya nanti pasti akan keriput juga. Tegasnya, tak ada yang abadi. Semua akan kembali menghadap Ilahi.
"Wal akhiratu khoirun laka minal ula" Begitulah firmanNya. Sebab itu, tentang dunia yang tak sebanding dengan akhirat, perlu disikapi dengan wajar, tidak berlebihan. Sebagai manusia yang dibekali piranti akal dan hati nurani, maka menjadikan hal-hal yang bersifat duniawi menjadi wasilah untuk mendapatkan kebahagian ukhrawi yang hakiki adalah "pilihan terbaik".
Ihwal mendapatkan kebahagian, hanya bisa capai dengan ketenangan hati. Sedangkan doa dan munajat adalah pirantinya. Sebab dengan doa dan munajat, keridlaan, maghfirah, hidayah, dan rahmatNya Insya Allah akan dapat diraih. Yang disempurnakan dengan keteguhan hati, kemurnian niat, laku luhur, dan husnuddzan kepadaNya.
Munajat? Banyak orang bertanya tentangnya. Ia adalah ekspresi cinta seorang hamba kepada Allah SWT. Sebab Munajat adalah Ekspresi Cinta, maka ia mempuyai wujud yang beragam. Kecintaan manusia kepada Allah, dalam konsepsi tasawuf juga bisa diwujudkan melalui kecintaan kepada ciptaanNya. Tegasnya, orang yang mengharapkan ridlaNya, salah satu ekspresi cintanya kepada Sang Pencipta bisa diwujudkan dengan cinta terhadap sesama.
Kecintaan terhadap sesama, pastilah memiliki dimensi yang sangat luas. Cinta yang diekpresikan akan memberikan warna positif di tengah-tengah masyarakat. Sungguh, bangsa ini sejatinya juga butuh rasa cinta. Cinta yang membangun, bukan cinta yang menghancurkan. Cinta yang memberi, bukan cinta yang meminta. Cinta yang tulus, bukan cinta yang tendensius. Yakin, persatuan dan persaudaraan antar sesama warga bangsa saat ini berada di atas segalanya. Wallahu a'lam bisshawab.
Madiun, 18 Juli 2020
Cintailah makhluk karena kholiq nya ... ngaten iye tadz?
ReplyDeleteAlhamdulillah. . Mentes pak. . Suwun...
ReplyDelete