google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': TAWAKAL & IKHLAS

TAWAKAL & IKHLAS


S u b a d i

Bismillah. Semua orang dapat dipastikan menyadari bahwa dirinya adalah makhluk yang dhaif/lemah, kecuali hanya sedikit. Menyadarinya tentu akan menjadi mudah bagi orang yang mengenali dirinya, dari apa ia diciptakan, untuk apa ia diciptakan, siapa yang menciptakan, dan kemana ia akan kembali.

Sekuat-kuat manusia kekuatannya tak akan ada yang setara dengan gajah, Sekuat-kuat manusia melekan/begadang kekuatannya tak akan sanggup mengalahkan ikan di aquarium,  secepat manusia berlari tak ada yang bisa menandingi larinya macam. Dengan demikian, adakah kiranya kepantasan sikap merasa besar, kuat, dan mampu? La wong dibanding hewan saja keok bin kalah. 

Membincang soal hakikat, sejatinya kita adalah wayang yang digerakkan Sang Dalang, Allah. Sebab, tiada daya dan upaya yang ada kecuali hanya milikNya. "La haula wala quwwata illa billah". Sengotot dan sesungguh apapun ikhtiyar kita, bila Allah tidak menginginkan, maka nihil dan tidak kan tercapai jua akhirnya. 

Impian dan harapan tak lain ibarat bayang-bayang, yang jika kita lari dia akan ikut menjauh, dan bila kita diam, maka dia akan diam pula. 

Maka, bila hal itu yang menjadi kenyataan, sekiranya menjadi tepat, kita melangkahkan kaki pada satu titik yang bernama tawakal. Pasrah atas apa yang menjadi keinginan dan kehendak Allah. Sebab, Dialah yang lebih tahu apa yang terbaik bagi kita dari apa yang kita peroleh dan hasilkan. 

Dan akhirnya, ihklas terhadap segala ketetapan dan takdirNya menjadi etape terakhir atas apa yang kita dapatkan. 

Jika kita mau merenung sejenak, niscaya di balik nilai kepasrahan,  ikhtiyar, dan keikhlasan kita,  tersimpan suatu pertolongan yang maha dahsyat, yaitu Allah akan memberi kecukupan terhadap apa-apa yang kita butuhkan. Saya masih sangat ingat dengan apa yang dipesankan Romo Kyai Haji Abdul Aziz, "Idza 'azamta fatawakkal 'alallah, Allahu hasb". 

Walhasil, manusia yang hanya mengandalkan kejeniusannya, kekuatannya, kelihaiannya, maka tunggulah kekecewaannya. Sebab telah melupakan dan mengabaikan kuasa Allah Robbul Jalil. 

Tegasnya, seluruh manusia akan menjadi rugi kecuali yang beriman. Yang beriman akan menjadi rugi kecuali yang berilmu. Yang berilmu akan menjadi rugi kecuali yang mengamalkan. Yang mengamalkan akan menjadi rugi kecuali yang ikhlas. Wallahu A'lam bissawab. 

Punjul, 9 Juli 2020




4 comments:

Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...