S u b a d i
Bismillah. Sejatinya setiap dari kita adalah pemimpin. Dan sudah menjadi lazim, setiap pemimpin pasti dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Semua tanggung jawab yang dipikul, jika disikapi dengan rasa syukur dengan baik dan benar, maka tidak ada rasa berat atau beban untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut. Sehingga, segala tugas yang diembannya dijalankan dengan penuh dedikatif dan amanah.
Meminjam istilah ilmu Tajwid, izhar, idghom, iklab dan ikfa', sesungguhnya kepemimpinan bisa mengambil filosofi dari empat katagori cara membaca Al-Quran yang baik dan benar. Mari kita pelajari bersama-sama ;
Izhar, pengertiannya adalah tegas. Menjadi sosok pemimpin musti memiliki ketegasan dalam bersikap, mengambil keputusan sekaligus mengawal keputusan yang telah diambilnya. Disamping itu, ia juga dituntut memiliki ketegasan dalam memberikan reward dan punishment terhadap diri dan anggota yang dipimpin.
Idghom, dalam ilmu Tajwid ia memiliki makna berbaur antara dua konsonan. Dalam konteks kepemimpinan, seorang pemimpin dituntut untuk mampu berbaur, membangun sinergi dan menyatukan potensi yang ada. Sinergitas menjadi salah satu kunci keberhasilan sebuah roda organisasi. Selain itu ia harus memiliki kemampuan akomodatif atas saran, masukan dan ide konstruktif yang disampaikan pihak lain, terutama anggota yang dipimpin.
Iqlab, dalam Tajwid memiliki pengertian mengganti dalam bentuk baru. Sehingga dapat dipahami, seorang pemimpin juga dituntut untuk berkemauan dan berkemampuan melakukan terobosan dan inovasi. Oleh sebab itu, menjadi pemimpin musti terus meningkatkan kompetensi diri dalam mengemban tugas dan fungsinya.
Ikfa', arti dalam Tajwid adalah samar. Pemimpin harus mampu men-samar-kan (menyembunyikan) atau meminimalisir segala bentuk kegaduhan yang timbul akibat kebijakan dan keputusan yang diambil. Suasana kondusif musti menjadi perhatian utama, sebab kondusifitas menjadi piranti keberhasilan menjalankan tugas dan fungsinya.
Peristiwa dalam kehidupan tentu sangatlah beragam, ada yang menyenangkan, menyedihkan, bahkan yang membuat galau dan marah. Akan tetapi, seseorang (termasuk juga pemimpin) yang sudah termanifestasikan dengan baik rasa syukurnya kepada Allah, dia akan proporsional menghadapi semua peristiwa yang dihadapi, dan selalu husnudzan kepada Allah, tidak sebaliknya.
Punjul, 2 Agustus 2020
SubhanAllah mantabbb, korelasi yang timbul dari pemikiran cerdas.
ReplyDeleteMulo to Pak.. ..
ReplyDeleteMaannntul.. ..
ReplyDeleteTerimakasih... .
DeleteLuar biasa, inspiratif
ReplyDelete