S u b a d i
Bismillah. Anda sering tergesa-gesa, tidak mau bersabar dalam menjalankan sesuatu? Kayaknya, meskipun tidak terlalu sering, namun pernah juga punya pengalaman tentang sikap yang satu ini, sikap selalu ingin serba cepat bahkan instan, tidak terlalu menghargai proses dan hanya megejar hasil.
Sifat tergesa-gesa alias tidak sabaran bukan berarti bekerja efisien, melainkan bekerja yang penting jadi. Padahal, sudah menjadi rahasia umum bahwa orang yang diburu oleh ketergesa-gesaan konsentrasinya akan pecah dan tidak tenang. Itulah, bagian rasa yang saya sendiri pernah alami.
Sifat ini [tergesa-gesa] mempunyai lawan yang bernama sifat sabar. Seseorang yang sedang dilanda ketergesa-gesaan pikiran dan hatinya tidak lagi dalam keadaan stabil. Kalau sudah seperti ini, peluang yang lebih menonjol adalah peran hawa nafsu. Sebab, dalam sebuah hadist dari Anas menurutkan "sifat perlahan-lahan berasal dari Allah, sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan". Maka tak berlebihan jika hawa nafsulah yang lebih berperan saat tergesa-gesa.
Sabar, sebagai sifat mulia bukan berarti lamban atau lemah. Sabar justru merupakan keteguhan jiwa dan kontrol diri dalam menghadapi berbagai macam rintangan dan halangan. Sabar, secara lebih spesifik, mencakup konsistensi dalam ketaatan, tabah menghadapi ujian, dan berusaha menjauhi larangan.
Menurut Imam Ghazali, sabar adalah "tegaknya dorongan agama berhadapan dengan hawa nafsu". Dorongan agama ialah hidayah Allah kepada manusia untuk mengenal dan mengamalkan ajaranNya.
Tegasnya, sabar merupakan simbul hidupnya hati, sementara tergesa-gesa merupakan hidupnya hawa nafsu. Wallahu a'lam bisshawab.
Munjungan, 15 Agustus 2020
No comments:
Post a Comment
Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..