S u b a d i
Bismillah. Aku sangat yakin bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah Swt tidak ada nilai yang sia-sia, sekalipun sesuatu itu berupa bencana. Bahkan dari setiap bencana yang ada selalu ada hikmah yang bisa menjadi pelajaran hidup. Tinggal semampu apa manusia bisa menggali dalamnya hikmah yang terpendam di balik bencana tersebut.
Di awal tahun 2021, nyatanya pandemi Covid-19 sampai hari ini masih melanda dan belum mereda. Bahkan bencana tanah longsor, banjir, jatuhnya pesawat dan gempa bumi yang hari ini terjadi silih berganti, menambah deret daftar bencana yang melanda umat manusia. Namun, jangan sampai membuat akal sehat kita lepas kendali. Yakinlah, semua yang terjadi di dunia tentu atas rencana dan ketentuan Sang Pencipta. Kita harus menyikapinya dengan bijak dan senantiasa mengedepankan prasangka baik.
Ya, memang tidak bisa dipungkiri bahwa manusia cenderung memiliki pemahaman yang beragam tatkala melihat atau mengalami peristiwa luar biasa yang terjadi di muka bumi ini. Apalagi kejadian itu kemudian memberi efek pada ketidakstabilan berbagai sektor seperti ekonomi, runtuhnya tatanan sosial, bahkan sampai menelan korban jiwa. Corona, gempa bumi, tanah longsor, dan banjir, misalnya.
Satu-satunya cara terbaik saat menyikapi situasi dan kondisi seperti ini adalah dengan mengembalikan sepenuhnya kepada Allah Swt. Sebab, sejatinya Dialah Dzat yang menghendaki semua peristiwa terjadi dan yakin bahwa di balik semua itu ada maksud yang sesungguhnya tentu jauh lebih besar dibandingkan besar dan dahsyatnya peristiwa yang terjadi.
Yakinlah bahwa berfikir negatif tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah, sebab ia bukan solusi yang tepat. Namun, kita harus berpikir positif bahwa wabah dan bencana yang terjadi adalah bagian dari ujian, tanda perhatian Tuhan kepada manusia. Di samping itu, musibah yang terjadi musti dijadikan wasilah yang efektif untuk meningkatkan keimanan dan ketaatan kepadaNya.
Di saat wabah dan bencana sedang melanda seperti saat ini, setidaknya ada dua dampak yang sangat dirasakan masyarakat. Yakni dampak kesehatan dan dampak ekonomi. Dampak-dampak ini adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri dan tidak boleh sampai kehilangan pikiran sehat sehingga kita semakin jauh dari Tuhan dan lupa akan kedudukan manusia sebagai hamba.
Meski tidak ringan, sudah seharusnya masyarakat menjadikan pandemi dan bencana yang datang silih berganti ini sebagai upaya meningkatkan kualitas kehambaannya dengan cara berzikir, mendekatkan diri pada Allah, dan melakukan sikap-sikap terpuji lainnya. Sebab manusia sebagai makhluk, ia pasti selalu membutuhkan penciptanya, Allah Swt. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya juga manusia musti memperbaiki hubungan dengan sesama makluk hidup dan alam sekitar. Yang akhirnya tercipta hablum minallah, minannas, dan minal alam yang selaras dan proporsional.
Madiun, 20 Januari 2021
Semoga semakin mendekatkan kita kepada Allah Swt...
ReplyDeleteAamiin.. ..
DeleteMemang benar, kita harus senantiasa berkhusnudzon serta memperbaiki kualitas sebagai hamba kepada Pencipta dan sebagai makhluk sosial kepada seksama
DeleteNgestoaken Tadz.. .
DeleteKeren kang badi....sudah muncul kembali
ReplyDeleteBelajar berenang niki tadz. ... .semangat .
Delete