google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': "Malas" Adalah Pikiran Setan

"Malas" Adalah Pikiran Setan

S u b a d i

Bismillah, tentu kita pernah menjumpai orang yang ada di sekitar kita terlihat pasif dan tidak ada gairah saat beraktivitas atau jangan-jangan, malah kita sendiri sering merasa malas, diam, kurang serius menjalani kehidupan, tidak peduli dengan sekitar, abai dengan yang lain, dan sebagainya. 

Jika demikian, apa yang bisa diharapkan dari orang yang terjangkiti pikiran malas? Jika ada, pasti hanyalah masalah. Hehe

Sebagai guru, pasti pernah mendengar alasan dari siswanya yang tidak mengerjakan tugas sekolah karena beberapa alasan, listrik sedang padam, kuota internet habis sehingga tak bisa menerima pelajaran daring, diajak pergi ke luar kota oleh orang tua, tidak punya buku paket, dan sederet alasan lainya.

Sejatinya, sepanjang di dalam diri seseorang masih menyala semangat belajar, tentu ia akan terus berusaha untuk bisa belajar meskipun banyak hal yang menjadi rintangan. Listrik padam, paketan habis, dan alasan lain itu tak akan bisa meredupkan semangat belajarnya. 

Namun, sepertinya jika seseorang sudah terjangkiti pola pikiran setan yang berupa sifat malas ini, didorong dan dimotivasi seperti apapun sulit akan berubah. Kalaupun mau belajar dan mengerjakan sesuatu biasanya dasarnya hanyalah karena terpaksa. Ya, terpaksa barangkali masih lebih bagus dari pada tidak sama sekali. Hehe, dengan harapan suatu saat mendapat hidayah

Tetap saja, seseorang yang melakukan sesuatu dengan terpaksa, dapat dipastikan tidak akan melakukannya dengan sepenuh hati dan hasilnya tidak akan menjadi produk yang maksimal. Malas hanya akan membuat seseorang kehilangan gairah dan semangat menjalani kehidupan. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa malas merupakan bagian dari sifat tidak terpuji. Malas itu sifat tercela. 

Misalnya lagi, pernah kita mendengar dan melihat pemberitaan di televisi tentang sidang anggota DPR. Tidak sedikit para anggota DPR yang mangkir kalau sidang, banyak kursi sidang kosong. Kalaupun datang ada saja anggota DPR yang terlihat aneh dan menggelitik, mereka masuk ruang sidang, duduk, ada yang bermain HP, mengantuk, dan bahkan tertidur pulas. Hehe. Mereka malas mengikuti sidang yang urgen itu. Meskipun mereka sudah sering dikritik, namun tetap saja ada yang bermalas-malasan saat sidang. Ini cermin bahwa mereka sudah terjangkiti pikiran setan berupa malas. 

Ah, kok malah ngelantur membicarakan orang. Hal serupa juga dialami penulis, betapa tidak "menulis" merupakan salah satu aktivitas yang menjadi komitmen penulis kala itu. Penulis meyakini sepenuhnya bahwa menulis adalah bagian dari proses belajar, menjalaninya dengan suka cita dan ikhlas pasti akan bernilai ibadah. Sehingga aktivitas menulis akan terus dirawat selamanya. Namun, kenyataan berkata lain, lebih banyak diam dan malas menulis ketimbang menulisnya. Ada saja alasan sehingga gagal memulai menulis, sibuk urusan kerjaan, rumah tangga, bisnis, tak punya ide, dan sederet alasan lainya. Jangan-jangan ini karena sudah kerasukan pola pikiran setan, yakni malas, ah... kasian setan jadi kambing hitam melulu. 

Walhasil, malas memang penyakit berat, namun bukan berarti tidak bisa diatasi, sepanjang kita mau berubah. Selalu ingat bahwa malas merupakan bagian kecil dari pola pikiran setan yang harus dihindari. Sehingga dalam menjalani aktivitas sehari-hari terasa bersemangat dan bergairah. Tentu hasilnya pun akan menjadi lebih maksimal. Malas... Lenyaplah! 

Punjul, 13 Februari 2021

6 comments:

Terimaksih telah berkenan membaca tulisan ini, komentar anda sangat saya hargai. Semoga ada manfaatnya. amin..

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...