Terimakasih Atas Ruang Belajar yang Diberikan
Bukan Sekedar Kebetulan, Allah yang Mengatur
Subadi
Ahad pagi itu hari yang sudah saya rencanakan untuk mengantar Bapak dan Emak pulang ke Munjungan. Ya, mulai hari Rabu kemarin beliau berdua di Tulungagung. Rabu sampai Jum'at menginap di rumah kakak saya, sepulang dari sekolah hari Jum'at itu Bapak dan Emak saya jemput untuk tinggal di rumah saya beberapa hari. Biasa, orang tua yang anaknya jauh kadang kala merasa kangen ingin jumpa dengan cucu-cucunya. Namun, pada dasarnya Rabu itu beliau berdua ada keperluan menghadiri undangan hajatan pernikahan salah satu adik laki-laki dari menantu anak pertamanya, alias adik dari kakak ipar saya. hehe
Ada kebiasaan yang tak pernah luput dari Emak, setiap sambang anak cucunya selalu membawa sayur blendrang dan ikan laut yang spesial, pas hari itu ikan Tengiri yang beliau masak. Rasanya mantap abis pokoknya, apalagi sayur blendrangnya dicampur bunga Kecombrang, orang munjungan sih lebih familiar menyebutnya bunga Cirang. Soal penyebutan tak lagi begitu penting, yang penting rasanya enak lagi mantap. Asli bunga Kecombrang menyempurnakan sayur blendrang. Apalagi ditambah ikan Tengiri asap. Biehh...
Kembali ke topik, Minggu pagi sekitar pukul 09.00 saya bersama istri dan dua anak mengantar Bapak dan Emak pulang, namun tidak sampai halaman rumah, hanya sampai di Kampak kemudian ganti naik angkot seperti biasanya. Alhamdulillah, perjalanan pulang beliau berdua lancar dan aman. sekitar pukul 12.00 ponsel berdering, ternyata adik sedang berbagi kabar kalau Bapak dan Emak sudah sampai rumah dengan aman. Alhamdulillah.
Setelah mengantar sampai Kampak, kami bergegas kembali pulang, sesuai rencana kami akan mampir dulu ke sekolah mengambil beberapa keperluan untuk menjenguk salah satu guru yang habis melahirkan. Sebenarnya, beberapa hari yang lalu seluruh teman-teman guru merencanakan menjenguk bersama-sama, karena saya ada acara yang tidak bisa ditinggalkan, sehingga tidak bisa ikut rombongan guru-gur. Saya pun berencana menjenguk sendirian, tapi syukurnya hari itu ada yang menemani, ya istri dan anak-anak. Jadi, suasana tetap ramai.
Ada hal menarik yang ingin saya sampaikan, sesampai di sekolah baru saja beberapa detik memarkir kendaraan terlihat di sebelah ada mobil yang juga parkir hampir bersamaan, paling hanya selang beberapa detik. Mereka turun mobil, tepatnya rombongan itu ada 3 orang dan sebelum membuka kunci gerbang perasaan saya tertuju pada mereka. Tanpa pikir panjang saya hampiri dan bertanya tentang keperluannya. Eh, ternyata rombongan ini datang dari Magetan dan ingin observasi lokasi pemondokan kontingen Porseni MI Jatim dari Kabupaten Magetan.
Subhanallah, pas sekali ya... padahal tidak kami rencanakan. Ya untungnya saya mampir di sekolah dan pada saat yang sama ada tamu dari jauh yang ingin observasi di sekolah kami. Seandainya boleh mengandai-andai. Jika saat itu saya tidak mampir, barangkali mereka juga akan kesulitan masuk ke dalam sekolah. pertama, pengurus yayasan kami sedang tidak di rumah, kedua mereka tidak punya akses untuk menghubungi guru saya, ketiga mereka juga tidak punya kontak saya. Kendatipun bisa telepon, paling saya juga tidak bisa datang, mungkin karena ada kegiatan atau mereka akan terlalu lama menunggu sebab jarak rumah saya sampai sekolah lumayan jauh, 23 km.
Selamat datang Bapak-bapak, saya sambut dengan tanpa rencana dan persiapan, hanya ada air mineral yang bisa saya berikan, ya sekedar minum air mineral. Bincang-bincang singkat tentang calon lokasi pemondokan dan lain-lain, alhamdulillah dapat saudara baru, Pak Kyai Kushadi, pimpinan rombongan yang juga Kamad MIN 6 Kabupaten Magetan. Tak lupa juga 2 teman yang mendampingi.
Walhasil, jika kita punya niat baik, ikhlas, dan tawakal kepada Allah pasti segala hajat dan urusan yang kita jalani akan ditolong dan mudahkan oleh Allah. Saya, jadi teringat pesan Romo Kyai Haji Abdul Aziz, beliau pernah berpesan dalam majlis ta'lim waktu itu, yang artinya "jika kamu punya keinginan/cita-cita maka bertawakallah kepada Allah, Allahlah yang akan mencukupkannya" . Tentu ihtiyar adalah niscaya, sebagai wasilah kepada tercapainya apa yang kita inginkan. Sungguh, semua yang terjadi bukan sekedar kebetulan, namun, semua bisa terjadi semata-mata atas kehendakNya.
Punjul, 15 Februari 2022
Pesan Kasi Pendma "H. Suryani, M.Ag" pada Acara PKKM Level 4 di MI TarBoy
Bung Tomo Pejuang Yang Religius
SAYA MANTAP SEKOLAH DI MADRASAH
Subadi
“Madrasah Lebih Baik,
Lebih Baik Madrasah” adalah slogan yang tak asing lagi bagi kita, orang-orang
madrasah. Dewasa ini Madrasah terus mengalami peningkatan kualitas yang sangat
signifikan. Berbagai macam ranah peningkatan kualitas madrasah pasti tidak akan
pernah hadir secara cuma-cuma begitu saja. Akan tetapi, ia bisa dicapai karena
kerja keras dan perhatian penuh yang telah dicurahkan oleh seluruh elemen
madrasah, mulai bawah hingga pusat.
Faktanya memang iya,
madrasah saat ini semakin di depan. Jika dibandingkan dengan sekolah
umum yang ada, madrasah dinilai tidak berbeda jauh. Bahkan, bisa jadi madrasah malah
lebih unggul dari pada sekolah umum. Mulai dari segi fisik/ sarpras, mata
pelajaran yang komplit, mutu dan kualitas pendidikan, prestasi yang ditorehkan
siswa, dan sumberdaya manusianya.
Jika kita amati, sangat
sering kita jumpai banyak kader-kader bangsa lulusan madrasah mampu dan cakap
bersaing dengan lulusan sekolah pada umumnya. Seperti jadi pengusaha, presiden,
ulama’, arsitek, dan lain sebagainya.
Ada beberapa fakta dan
hal-hal yang membuat kita “orang tua” akan semakin mantap menyekolahkan
putra-putrinya ke madrasah:
Pertama, sejarah mencatat bahwa madrasah telah banyak melahirkan pemimpin
di bidang pendidikan dan agama, negarawan, dan pahlawan : semisal Wahid Hasyim,
Hamka, Gus Dur, Nurcholis Majid, KH. M.A Sahal Mahfudz, dan lain sebagainya.
Kedua, Madrasah sedari dulu hingga kini tumbuh dan berkembang dari,
oleh, dan untuk masyarakat. Sangat berbeda dengan system pendidikan sekolah
biasa. Dalam sejarahnya pula madrasah memiliki akar yang kuat untuk perjuangan
bangsa dan memberantas kebodohan.
Ketiga, Madrasah hadir dengan selalu memadukan dua kurikulum; kurikulum
dari kemendikbud dan kiurikulum dari Kementerian Agama. Atau dengan kata lain,
madrasah juga memberikan materi pelajaran umum, sebagaimana sekolah-sekolah biasa
dan juga memberikan materi-materi pelajaran agama yang lebih kuat dibandingkan
dengan sekolah-sekolah biasa. Dan lebih dari itu, madrasah tidak hanya
mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan akhlak mulia.
Keempat, madrasah kini tidak lagi dianggap sebagai pelengkap system pendidikan
nasional semata. Namun, madrasah semakin menorehkan prestasi tidak hanya di bidang
tafaqquh fiddin saja, lebih dari itu madrasah mampu menorehkan prestasi di bidang yang lain, seperti riset ilmiah, kewirausahaan, lingkungan (adiwiyata), dan
sebagainya.
Kelima, madrasah hadir tidak hanya ingin mencetak kader intelektual yang
pintar saja, melainkan juga kader muslim yang berintegritas, berkarakter, dan
berkhlak mulia.
Keenam, pendidikan
madrasah konsisten menyentuh empat dimensi pendidikan, yakni dimensi pikir (
kognitif), dimensi hati (spiritual), dimensi rasa (estetika), dan dimensi raga
(fisik).
Ketujuh, Madrasah hadir dengan harapan mampu mencetak peserta didik yang memiliki pandangan keagamaan yang rahmatan lil alamin dan menghargai kearifan lokal.
Nah, dari sini masih adakah yang ragu menyekolahkan buah hatinya di madrasah ? tentu tidak kan!!!!
Boyolangu, 5 Februari 2022
𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻
𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...
-
[Motivasi dalam Menuntut Ilmu] Subadi ] كلا ترم علما وتترك التعب [ “ Jangan menginginkan suatu ilmu, jika tidak mau b...
-
Ahmad Izzuddin, M.Pd.I Kekuatan Berfikir Positif [Berjumpa dengan Ahmad Izzuddin, S.Pd.I,M.Pd.I] Subadi Meskipun ak...