google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': February 2022

Terimakasih Atas Ruang Belajar yang Diberikan

 


Kang Badi'

Terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan, di sini kami belajar bayak hal dan pasti tak kan terlupakan. Bersama orang-orang
hebat
yang luar biasa, mereka adalah para sahabat, guru, dan senior kami.

Terima Kasih Pak Kaji Jaenal Panani, Kaji Khoiruddin Suja'i, Kaji Ali Maksum, Hajah Yayuk Zulaikah, Kaji Sulistiono, Gus Irawan, Kaji Abdul Malik. Ketua bidang Seni Kami, Kaji Agus Soim. Teman-teman yang sangat berkesan, Bu Hajah Istifadah, Bu Umi Musdalifah, Bu Hajah Hikmah Amanah, Pak Agus Siroj, Pak Agus Rudi, Pak Kaji Fathurrohim, Ustadz Sobari, dan Pak Nurhadi. Yang tak kenal lelah para asisten, Pak Ulum, Bu Wida, dan Bu Lisa. Juga para senior lainnya yang tidak mungking kami sebutkan semuanya. Panjenengan semua sangat luar biasa. Terima kasih.

Pengalaman menghandle acara, mulai persiapan hingga pelaksanaan membutuhkan waktu yang tidak singkat. Tenaga dan pikiran tercurah untuk kesuksesan pelaksanaan amanat yang begitu berharga.

Siapakah kami ini? yang bukan siapa-siapa dipercaya untuk melaksanakan hal yang berat dan rumit. Namun, kami yakin di balik semua itu tersimpan rahasia yang sangat bermakna. Minimal, kami dapat belajar dari teman-teman yang hebat hingga tambahan ilmu dan pengalaman yang sangat berkesan, pastinya tak kan terlupakan.

Selamat dan sukses untuk Panitia Porseni MI Jatim 2022, seluruh rangkian pelaksanaan awal hingga akhir berjalan lancar dan sukses. Semua bisa terjadi dengan sukses, disamping karena dedikasi yang tinggi dari seluruh jajaran Panitia, tentu juga karena ridha dan pertolongan dari Allah Ta'ala.

Untuk yang ke sekian kalinya, kami ucapkan terima kasih telah memberi ruang kepada kami untuk belajar, belajar, dan belajar. Ya, kekurangan pasti ada, sebab kesempurnaan hanya milik Allah semata, dengan kekurangan yang ada ini akan menjadi bekal untuk perbaikan di kemudian hari.

Teruntuk Dewan Juri, Bapak H. Imam Bastomi, Blitar. Bapak Drs. H. Turmudi, M.Pd.I., Tulungagung, dan Bapak Kyai H. Adip Musthofa, M.Pd.I., Trenggalek. Matur suwun sanget, sampun berkenan meluangkan waktu mensukseskan acara ini. Mewakili segenap Panitia, segala kilaf dan kekurangan kami mohon maaf yang sebesar-besanya, semoga jerih payah penjenengan dicatat sebagai amalan yang hasanah di sisi Allah, amin. Terima kasih para Guru.

Sukses Porseni MI Jatim 2022 di Kab. Tulungagung/21-22 Februari 2022.

Bukan Sekedar Kebetulan, Allah yang Mengatur

 


Subadi

Ahad pagi itu hari yang sudah saya rencanakan untuk mengantar Bapak dan Emak pulang ke Munjungan. Ya, mulai hari Rabu kemarin beliau berdua di Tulungagung. Rabu sampai Jum'at menginap di rumah kakak saya, sepulang dari sekolah hari Jum'at itu Bapak dan Emak saya jemput untuk tinggal di rumah saya beberapa hari. Biasa, orang tua yang anaknya jauh kadang kala merasa kangen ingin jumpa dengan cucu-cucunya. Namun, pada dasarnya Rabu itu beliau berdua ada keperluan menghadiri undangan hajatan pernikahan salah satu adik laki-laki dari menantu anak pertamanya, alias adik dari kakak ipar saya. hehe

Ada kebiasaan yang tak pernah luput dari Emak, setiap sambang anak cucunya selalu membawa sayur blendrang dan ikan laut yang spesial, pas hari itu ikan Tengiri yang beliau masak. Rasanya mantap abis pokoknya, apalagi sayur blendrangnya dicampur bunga Kecombrang, orang munjungan sih lebih familiar menyebutnya bunga Cirang. Soal penyebutan tak lagi begitu penting, yang penting rasanya enak lagi mantap. Asli bunga Kecombrang menyempurnakan sayur blendrang. Apalagi ditambah ikan Tengiri asap. Biehh...

Kembali ke topik, Minggu pagi sekitar pukul 09.00 saya bersama istri dan dua anak mengantar Bapak dan Emak pulang, namun tidak sampai halaman rumah, hanya sampai di Kampak kemudian ganti naik angkot seperti biasanya. Alhamdulillah, perjalanan pulang beliau berdua lancar dan aman. sekitar pukul 12.00 ponsel berdering, ternyata adik sedang berbagi kabar kalau Bapak dan Emak sudah sampai rumah dengan aman. Alhamdulillah. 

Setelah mengantar sampai Kampak, kami bergegas kembali pulang, sesuai rencana kami akan mampir dulu ke sekolah mengambil beberapa keperluan untuk menjenguk salah satu guru yang habis melahirkan. Sebenarnya, beberapa hari yang lalu seluruh teman-teman guru merencanakan menjenguk bersama-sama, karena saya ada acara yang tidak bisa ditinggalkan, sehingga tidak bisa ikut rombongan guru-gur. Saya pun berencana menjenguk sendirian, tapi syukurnya hari itu ada yang menemani, ya istri dan anak-anak. Jadi, suasana tetap ramai.

Ada hal menarik yang ingin saya sampaikan, sesampai di sekolah baru saja beberapa detik memarkir kendaraan terlihat di sebelah ada mobil yang juga parkir hampir bersamaan, paling hanya selang beberapa detik. Mereka turun mobil, tepatnya rombongan itu ada 3 orang dan sebelum membuka kunci gerbang perasaan saya tertuju pada mereka. Tanpa pikir panjang saya hampiri dan bertanya tentang keperluannya. Eh, ternyata rombongan ini datang dari Magetan dan ingin observasi lokasi pemondokan kontingen Porseni MI Jatim dari Kabupaten Magetan. 

Subhanallah, pas sekali ya... padahal tidak kami rencanakan. Ya untungnya saya mampir di sekolah dan pada saat yang sama ada tamu dari jauh yang ingin observasi di sekolah kami. Seandainya boleh mengandai-andai. Jika saat itu saya tidak mampir, barangkali mereka juga akan kesulitan masuk ke dalam sekolah. pertama, pengurus yayasan kami sedang tidak di rumah, kedua mereka tidak punya akses untuk menghubungi guru saya, ketiga mereka juga tidak punya kontak saya. Kendatipun bisa telepon, paling saya juga tidak bisa datang, mungkin karena ada kegiatan atau mereka akan terlalu lama menunggu sebab jarak rumah saya sampai sekolah lumayan jauh, 23 km.

Selamat datang Bapak-bapak, saya sambut dengan tanpa rencana dan persiapan, hanya ada air mineral yang bisa saya berikan,  ya sekedar minum air mineral. Bincang-bincang singkat tentang calon lokasi pemondokan dan lain-lain, alhamdulillah dapat saudara baru, Pak Kyai Kushadi, pimpinan rombongan yang juga Kamad MIN 6 Kabupaten Magetan. Tak lupa juga 2 teman yang mendampingi. 

Walhasil, jika kita punya niat baik, ikhlas, dan tawakal kepada Allah pasti segala hajat dan urusan yang kita jalani akan ditolong dan mudahkan oleh Allah. Saya, jadi teringat pesan Romo Kyai Haji Abdul Aziz, beliau pernah berpesan dalam majlis ta'lim waktu itu, yang artinya "jika kamu punya keinginan/cita-cita maka bertawakallah kepada Allah, Allahlah yang akan mencukupkannya" . Tentu ihtiyar adalah niscaya, sebagai wasilah kepada tercapainya apa yang kita inginkan. Sungguh, semua yang terjadi bukan sekedar kebetulan, namun, semua bisa terjadi semata-mata atas kehendakNya. 


Punjul, 15 Februari 2022

Pesan Kasi Pendma "H. Suryani, M.Ag" pada Acara PKKM Level 4 di MI TarBoy

 


Subadi

Alhamdulillah, Hari ini Jum'at, 11 Februari 2022 kami keluarga besar MI Tarbiyatussibyan Boyolangu telah melaksanakan PKKM "Penilaian Kepala Madrasah" 4 Tahunan berjalan dengan baik, namun masih banyak sekali cacatan kekurangan yang harus diperbaiki. Kegiatan yang di mulai pukul 08.00 selesai pukul 11.00 ini dihadiri oleh tim penilai yang terdiri dari unsur kemenag, pengawas madrasah, yayasan, komite, guru, dan tendik. Seluruhnya berjumlah 10 orang. Tak terkecuali yang sedang dinilai yakni kepala madrasah. 

Pada intinya, PKKM dilaksanakan dalam rangka untuk menilai kinerja kepala madrasah selama memimpin 4 tahun. Ya, sebenarnya PKKM juga dilaksanakan ada yang tahunan, yakni tahun ke 1,2, dan 3. PKKM tahun ke 1 sampai 3 harus menyajikan bukti-bukti fisik dari 4 komponen. Berbeda dengan PKKM 4 tahunan yang harus menyajikan bukti-bukti fisik dari 5 komponen, penuh.  

5 kompenen yang harus disajikan dalam PKKM 4 Tahunan itu meliputi; usaha pengembangan madrasah, pelaksanaan tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan, supervisi guru dan tenaga kependidikan, dan hasil kinerja kepala madrasah. Kelima kompenen ini merupakan tugas serta fungsi kepala madrasah yang harus dijalankan selama memimpin madrasahnya.

PKKM dilaksanakan yang pada akhirnya akan menghasilkan secarik rekomendasi kelayakan, apakah seorang kepala madrasah patut dipertahankan atau tidak. Rekomendasi itu dikeluarkan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten [bagi madrasah swasta] yang kemudian disampaikan kepada pengurus yayasan untuk dijadikan bahan pertimbangan mengambil keputusan atas dipertahankan atau tidaknya kepala madrasah dalam masa jabatan selanjutnya. Namun, pada intinya apapun isi dari rekomendasi itu keputusan terakhir tetap berada di meja pengurus yayasan. 

Pada kegiatan PKKM hari ini ada hal menarik yang patut kami renungkan yaitu pesan mulia dan penuh makna dari Kasi Pendma, H. Suryani, M.Ag. Jika saya boleh mengejawentahkan inti pesannya demikian;

“Apapun yang telah kita lakukan dalam rangka memajukan madrasah, pembagunan yang luar biasa, prestasi-prestasi yang pernah kita raih, kecerdasan serta kecakapan kita sebagai guru dalam mendidik siswa, macam-macam capaian seorang kepala madrasah dalam memimpin madrasahnya, dan prestasi-prestasi lainnya. SEMUANYA itu bisa terjadi dan terlaksana semata-mata hanya karena fadhol dari Allah semata, sehingga tidak layak untuk dibangga-banggakan apalagi menjadikan diri kita menjadi jumawa dan sombong”. Semuanya [apapun itu, tanpa kecuali] hakikatnya adalah titipan/amanah dari Allah Ta’ala _Hadza min Fadli Robbi_.  Maka dengan demikian, ayo bersama-sama meluruskan niat karena Allah ta’ala. Dengan harapan apapun yang telah kita ihtiyarkan bersama itu menjadi bermakna dan bernilai ibadah yang endingnya diridhai Allah ta’ala. Aamin".

Punjul, 11 Februari 2022

Bung Tomo Pejuang Yang Religius

 


Subadi

Siapa sih yang tidak kenal dengan Bung Tomo, sosok pejuang yang gigih dan pemberani dalam melawan penjajah. Bung Tomo yang kita kenal sebagai pembakar semangat perjuangan arek-arek Suroboyo. Dari sosok ini banyak pelajaran berharga yang dapat kita petik sebagai pelajaran hidup berbangsa dan bernegara. 

Catatan sejarah mengungkapkan bahwa Bung Tomo yang lahir di kota santri Surabaya memang tidak pernah nyantri di pondok pesantren. Karir pendidikannya ia jalani di sekolah umum. Namun demikian, bukan berarti Bung Tomo tumbuh dan menjadi besar jauh dari sikap-sikap kesantrian.

Bung Tomo, meskipun tidak pernah nyantri, namun ia lahir dan dibesarkan dalam keluarga muslim yang taat, maka pemuda Sutomo pun tumbuh menjadi seorang muslim yang taat dan patuh melaksanakan ibadah. Itulah Bung Tomo, sosok pejuang yang religius. 

Banyak Kyai yang dekat dengan Bung Tomo, salah satunya adalah  K.H. Hasyim Asy'ari. Bung Tomo juga sering sowan dan minta nasihat kepada para Kyai. Tak terkecuali kepada K.H. Hasyim Asy'ari. Kedekatanya kepada Kyai inilah pada gilirannya menumbuhkan keyakinan Bung Tomo bahwa perjuangan yang ia lakukan tidak hanya semata-mata membela bangsa dan negara saja, melainkan juga bernilai jihat fi sabilillah, menjaga agama. 

Ketaatan dalam beragama dan kepatuhan Bung Tomo kepada para ulama, ternyata tidak lepas dari asuhan sang ibunda, sebagai seorang muslim yang sangat taat beribadah. Dorongan semangat dari keluarganya pula yang menumbuhkan jiwa patriot pada diri Bung Tomo.

"Radio" pada saat itu menjadi salah satu media Bung Tomo dalam mengobarkan semangat perjuangan kepada arek-arek suroboyo, selain secara langsung. Sangat terasa nuansa religius Bung Tomo di setiap pidato yang dikumandangkan lewat siaran radio yang diselingi dengan pekik takbir, Allahu Akbar ! Sehingga semangat arek-arek Suroboyo pun ikut menggelora. 

Semangat religiusitas inilah yang mendorong Bung Tomo ingin memperbaiki keadaan. Kondisi masyarakat yang miskin dan terbelakang akibat kezhaliman penjajah menjadi keprihatinan tersendiri bagi Bung Tomo. Bung Tomo faktanya juga tidak hanya berinteraksi dengan para tokoh ulama dan nasionalis saja. Tetapi, ia juga gemar bergaul dengan orang kebanyakan, rakyat jelata pada umumnya. Sehingga ia bisa menghayati kehidupan masyarakat lapisan bawah yang hidup dalam bayang-bayang penderitaan.

Ya, fatwa jihad K.H. Hasyim Asy'ari  dan ulama' lainnya memberikan semangat penduduk surabaya dan sekitarnya. Kewajiban mengangkat senjata ditunjukkan kepada penduduk Surabaya dan sekitarnya dalam radius 94 km. Selebihnya, di luar radius itu perjuangan hukumnya fardhu kifayah untuk membantu gerakan melawan agresor penjajah belanda.

Bung Tomo pada saat itu dengan siaran radio perjuangannya, sejak sekutu masuk Surabaya, menyerukan perjuangan melawan penjajah Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia. Penduduk Belanda dan sekitarnya menyambaut seruan Bung Tomo dengan antusias. Semangat juang arek-arek Surabaya kususnya, dan Jawa Timur bahkan Indonesia pada umumnya, makin menggelora setelah mendengar fatwa K.H Hasyim Asy'ari dengan resolusi jihadnya.

"Pasukan Berani Mati" merupakan nama pasukan khusus yang dibentuk Bung Tomo disamping ia memimpin BPRI "Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia". Kedua pasukan ini merupakan pasukan yang sangat ditakuti Belanda. Pasukan inilah yang didoktrin dengan mental baja dan semangat jihad yang tidak mengenal rasa takut sedikit pun. Hanya ada satu slogan yang terdiri dari dua kata " Merdeka atau Mati". 

sekian..... Terimakasih... 

Kemenag Kab. Tulungagung, 10 Februari 2022



SAYA MANTAP SEKOLAH DI MADRASAH

 



Subadi

“Madrasah Lebih Baik, Lebih Baik Madrasah” adalah slogan yang tak asing lagi bagi kita, orang-orang madrasah. Dewasa ini Madrasah terus mengalami peningkatan kualitas yang sangat signifikan. Berbagai macam ranah peningkatan kualitas madrasah pasti tidak akan pernah hadir secara cuma-cuma begitu saja. Akan tetapi, ia bisa dicapai karena kerja keras dan perhatian penuh yang telah dicurahkan oleh seluruh elemen madrasah, mulai bawah hingga pusat.

Faktanya memang iya, madrasah saat ini semakin di depan. Jika dibandingkan dengan sekolah umum yang ada, madrasah dinilai tidak berbeda jauh. Bahkan, bisa jadi madrasah malah lebih unggul dari pada sekolah umum. Mulai dari segi fisik/ sarpras, mata pelajaran yang komplit, mutu dan kualitas pendidikan, prestasi yang ditorehkan siswa, dan sumberdaya manusianya.

Jika kita amati, sangat sering kita jumpai banyak kader-kader bangsa lulusan madrasah mampu dan cakap bersaing dengan lulusan sekolah pada umumnya. Seperti jadi pengusaha, presiden, ulama’, arsitek, dan lain sebagainya.

Ada beberapa fakta dan hal-hal yang membuat kita “orang tua” akan semakin mantap menyekolahkan putra-putrinya ke madrasah:

Pertama, sejarah mencatat bahwa madrasah telah banyak melahirkan pemimpin di bidang pendidikan dan agama, negarawan, dan pahlawan : semisal Wahid Hasyim, Hamka, Gus Dur, Nurcholis Majid, KH. M.A Sahal Mahfudz, dan lain sebagainya.

Kedua, Madrasah sedari dulu hingga kini tumbuh dan berkembang dari, oleh, dan untuk masyarakat. Sangat berbeda dengan system pendidikan sekolah biasa. Dalam sejarahnya pula madrasah memiliki akar yang kuat untuk perjuangan bangsa dan memberantas kebodohan.

Ketiga, Madrasah hadir dengan selalu memadukan dua kurikulum; kurikulum dari kemendikbud dan kiurikulum dari Kementerian Agama. Atau dengan kata lain, madrasah juga memberikan materi pelajaran umum, sebagaimana sekolah-sekolah biasa dan juga memberikan materi-materi pelajaran agama yang lebih kuat dibandingkan dengan sekolah-sekolah biasa. Dan lebih dari itu, madrasah tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan akhlak mulia.

Keempat, madrasah kini tidak lagi dianggap sebagai pelengkap system pendidikan nasional semata. Namun, madrasah semakin menorehkan prestasi tidak hanya di bidang tafaqquh fiddin saja, lebih dari itu madrasah mampu menorehkan prestasi di bidang yang lain, seperti riset ilmiah, kewirausahaan, lingkungan (adiwiyata), dan sebagainya.

Kelima, madrasah hadir tidak hanya ingin mencetak kader intelektual yang pintar saja, melainkan juga kader muslim yang berintegritas, berkarakter, dan berkhlak mulia.

Keenam, pendidikan madrasah konsisten menyentuh empat dimensi pendidikan, yakni dimensi pikir ( kognitif), dimensi hati (spiritual), dimensi rasa (estetika), dan dimensi raga (fisik).

Ketujuh, Madrasah hadir dengan harapan mampu mencetak peserta didik yang memiliki pandangan keagamaan yang rahmatan lil alamin dan menghargai kearifan lokal.

Nah, dari sini masih adakah yang ragu menyekolahkan buah hatinya di madrasah ? tentu tidak kan!!!!

Boyolangu, 5 Februari 2022


𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...