Dolanan Tradisional Budaya Bangsa
الكتابة من بعض الامور المهمة
BUNGA "KECOMBRANG" SEMPURNAKAN SAYUR "BLENDRANG"
Oleh : S u b a d i
Bismillah. Dari awal manusia diciptakan, salah satu perbincangan yang paling memikat adalah diskusi soal makanan. Betapa tidak, Nabiyullah Adam As mendapat hukuman dari Allah diturunkan ke bumi kala itu, salah satu sebab utamanya juga soal makanan, yakni melanggar makan makanan yang terlarang, apalagi kalau bukan buah kuldi, yang kisahnya sangat terkenal sepanjang sejarah.
Kalau tidak karena sangking menariknya makanan yang berupa buah kuldi, hingga dikemas dengan retorika bujuk rayu bahasa iblis yang sungguh menggoda dan menggiurkan, barangkali Adam yang statusnya kekasih Allah itu, bisa jadi tidak akan tergoda dengan satu makanan yang namanya buah kuldi tersebut. Iya sih, semuanya sama sekali tak mungkin terjadi, kecuali atas skenarioNya. Oleh sebab itu, ambil saja hikmah di balik setiap peristiwa yang sudah terjadi.
Sampai detik ini, entah sudah berapa juta tahun perjalanan kehidupan di dunia ini berlangsun. Saya meyakini bahwa dari masa ke masa ihwal makanan dalam berbagai bentuk, resep, dan jenisnya pasti telah menjadi bagian tak terpisahkan dari peradaban hidup manusia. Mengapa saya begitu yakin ? sebab, karena makanan merupakan kebutuhan utama manusia, disamping kebutuhan sandang, papan, dan lainnya.
------------------------------
Membincang soal makanan, menurut saya salah satu jagonya adalah orang Indonesia. Dari Sabang sampai Meraoke, dari Nias sampai pulau Rote, bersuku-suku, berpulau-pulau, pasti bangsa ini sangat kaya dengan berbagai jenis makanan dan resep yang dimiliki, makanan ringan hingga yang paling berat sekalipun. Berbagai macam tumbuhan hidup dengan subur, rempah-rempah melimpah ruah, dan hasil laut pun hingga kini selalu menjadi primadona. Semua itu, salah satunya, kayaknya semata-mata wujud anugerah Allah bagi bangsa Indonesia. Paling simpel sich, sebagai bentuk kasih Allah untuk memanjakan lidah kita. Lalu, adakah alasan bagi kita bangsa Indonesia untuk tidak rajin bersyukur kepada Zat Yang Maha Memberi ? Tentu tidak ada.
---------------------------
Ah, jadi ngelantur...
Membicarakan soal makanan, ada satu jenis makanan yang sangat populer di Republik ini, yaitu sayur Blendrang, dalam bahasa bekennya, orang-orang biasa menyebut dengan sayur yesterday. Hehe.
Lazimnya makanan sehat, apalagi menurut dokter gizi, masakan sayur yang sehat sebaiknya habis disantap pada hari sayur itu dibuat atau dimasak. Dengan kata lain sekurang-kurangnya habis dalam waktu 12 jam, atau menurut teman saya nich ya, yang baik sekali masak sayur sekali makan. Namun, kenyataan berkata lain, ada satu keunikan yang dimiliki oleh masyarakat di Republik ini, yakni sekali memasak sayur, kususnya sayur yang menggunakan kuah santan kelapa kental [sayur lodeh] bisa jadi, baru bisa habis 3 hari sampai 1 minggu, bahkan bisa lebih. Nah, itulah Sayur Blendrang, masakan sayur santan yang usianya terhitung mulai hari ke dua, ke tiga dan seterusnya.
Ngomong-ngomong soal sayur Blendrang, setiap orang bisa dipastikan mempunyai pendapatnya masing-masing, ada yang suka juga ada yang tidak menyukainya, alih-alih karena Blendrang dianggap tidak sehat dan lain-lain. Bagi orang yang menggemarinya, pasti punya cara masak sandiri-sendiri, mulai bahan utama yang hendak di masak, bahan sayur lain yang menjadi oplosan, hingga resep bumbu yang dipilih. Ada kalanya orang lebih suka bahan kacang lotho, cipir, tempe, buah pepaya muda, nangka muda/tewel, buncis, daging, ikan laut, atau bahan sayur lainnya, pasti sesuai selera ya.
Menurut pengalaman referensi pribadi ini ya, entah sudah berapa jenis sayur Blendrang yang telah saya nikmati hingga saat ini, soal jumlah saya tidak bisa memastikan, pasti banyak sekali, mulai masakan ibuk, istri, mertua, kerabat, saudara, dan masakan sendiri. Terlepas dari kontroversi sehat atau tidaknya sayur Blendrang, yang pasti saya cukup suka dan menikmatinya. Apalagi jika makannya dengan nasi hangat, nasi tiwul gaplek, dan disanding lalapan daun keningkir. Bihhh mantap abis.. Blendrang disukai karena rasanya yang khas dan kelezatan yang unik.
Meskipun sudah banyak jenis sayur Blendrang yang saya nikmati, jujur hingga saat ini hanya ada satu jenis Blendrang yang bagi saya sempurna. Penasaran? Ya, sayur Blendrang hasil kecanggihan memasak ibu saya sendiri, orang desa yang hidup nun jauh dari kebisingan kota, kesehariannya selain menjadi ibu rumah tangga, kalau tidak bekerja di sawah ya di ladang, hanya berbekal pengalaman meramu bumbu masak, bisa dipastikan semua orang yang pernah mencicipi kecekatan tangannya dalam meramu bumbu dan mamasak, semuanya mengakui kalau rasa masakannya memang yahut, lezatoz. Hehe.
Satu jenis sayur Blendrang hasil besutan tangan ibu saya yang paling saya sukai adalah sayur Blendrang Tewel yang dioplos dengan Cirang, dengan racikan bumbu khas ibu saya, serta ditaburi cabai rawit yang sangat banyak. Bihh, gurih, wangi, dan pedasnya jangan ditanya deh, sangat pedas. Sayur Blendrang itu biasa, Blendrang baru luar biasa jika dioplos dengan Cirang. Hehe
Tau gak Sich ??????
Tewel adalah buah nangka muda, sedangkan cirang adalah bunga kecombrang yang masih cukup mudah ditemukan di kampung halaman orang tua saya, Soal bunga kecombrang ini menurut sebagian orang dianggap aneh untuk dimasak, apalagi bagi orang kota, namun bagi kami yang hidup di desa, Cirang / bunga Kecombrang merupakan bahan sayur yang sangat istimewa, aroma wanginya yang khas dan rasanya yang bisa merasuk ke bahan sayur lainnya. Usut punya usut ternyata bunga Kecombrang ini banyak manfaat juga lhoo... Sebagai pelancar peredaran darah, mengobati asam lambung, kaya akan antioksidan, mengobati batuk, dan lain-lain. Pokoknya mantap sekali. Yang seperti itu mulai saya nikmati sudah dari kecil, di mana lagi kalau bukan di desa Gemiring, kecamatan Munjungan, kabupaten Trenggalek. Cie... ciee Wong Ngalek....
Meskipun saat ini, saya sudah berumah tangga dan tidak tinggal satu rumah dengan orang tua, kami [anak-anaknya] yang hidup jauh ini, masih selalu mendapat perlakuan sama seperti kala kami masih kumpul satu rumah. Ya, selalu sebelum kami mudik ke kampung halaman, beliau setidaknya 2 atau 3 hari sebelum kami sampai di rumah, beliau selalu mengawali masak sayur Blendrang yang kami sukai ini. Kemudian, sangat sering juga kami request untuk secara kusus dimasakkan atau mamang inisiatif ibu saya sendiri mengirim sayur Blendrang istimewa ini. Atau bahkan jika beliau menjenguk kami dan menginap beberapa hari [karena kangen cucu] sudah dapat dipastikan beliau disini juga nyayur Blendrang, utamanya Blendrang Tewel, oplos cirang, bertabur cabe rawit. Menjadi lebih sempurna lagi, saya dan istri juga sama-sama suka sayur Blendrang tewel oplos bunga Kecombrang. Apalagi masakan ibu. Suerrr deh, Mantap... Mantap....
Punjul, 26 Agustus 2020
MEMAKNAI ESENSI TAHUN BARU
SOSOK PEMBANGKIT SEMANGAT [3] HASAN BIN ZIYAD [Santri Tua Abu Hanifah]
"Bhinneka Tunggal Ika"
𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻
𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...
-
[Motivasi dalam Menuntut Ilmu] Subadi ] كلا ترم علما وتترك التعب [ “ Jangan menginginkan suatu ilmu, jika tidak mau b...
-
Ahmad Izzuddin, M.Pd.I Kekuatan Berfikir Positif [Berjumpa dengan Ahmad Izzuddin, S.Pd.I,M.Pd.I] Subadi Meskipun ak...