𝙆𝙖𝙨𝙢𝙖𝙧𝙖𝙣
Sekapur Sirih Acara Pelepasan Santri Kelas 6 2021 [MITARBOY]
Baper di Musim Wisuda [Tafsir Hymne Guru]
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa".
Selain itu, sebagai mana termaktub dalam lirik lagu Hymne Guru mulai baris ke 6 di atas, sungguh "wah" Representasi sosok seorang guru di negeri Indonesia ini. Betapa tidak, sebab, laku pribadinya menjadi model kehidupan atau teladan yang banyak dipandang orang. Singkat kata, ini menandakan adanya pengakuan akan eksistensi sosok guru dalam kehidupan umat manusia.
Sadar ataupun tidak, peran-peran kita sebagai guru di tengah umat bagaikan mentari yang menerangi kehidupan setiap hari, bagaikan purnama yang menambah indahnya malam, dan bagaikan bintang-gumintang yang menyala terang dalam gelapnya malam.
Guruku, Sungguh engkau bagai angin penyejuk di tengah gersang dunia,bagaikan air yang mensucikan noda kehidupan, bagaikan induk tanaman yang tidak hentinya menumbuhkan tunas-tunas kebaikan.
Engkau Laksana hujan yang membasahi bumi di tengah bencana kekeringan. Jembatan yang menghubungkan cita-cita menuju kesuksesan, bumi yang siap disemai bibit-bibit unggul pembela-pembela kebenaran.
Guru adalah manusia yang berbeda dari sekian peserta di alam raya. Manusia-manusia berpengaruh yang pernah dilahirkan oleh sejarah. Engkau manusia spesial yang dikirim dari langit untuk membantu memakmurkan bumi.
Guru, sosok dan keberadaanmu menjadi wajib diadakan di bumi, karna engkau bukanlah makhluk kiriman gratis dari langit. Pantas lah jika guru mendapat pujian dalam bentuk sebuah lagu, seperti Hymne Guru.
Walhasil; Sebagai bagian dari orang pernah belajar Agama kita juga mengetahui, sejatinya Allah beserta rasulnya juga telah memberikan sanjungan yang lebih menggugah jiwa kepada orang-orang yang berilmu dan mau mendedikasikan hidupnya di jalan pendidikan, ta'lim wa al muta'allim. Oleh karena itu, Guru tak kan sudi bergeser niatnya dan tetap istikamah menjadi Guru, sebagai living model di tengah-tengah pusaran umat manusia. Wallahu a'lam bisshawab.
Punjul, 16 Juni 2021
Perempuan & Dakwah
RODA KEHIDUPAN
S u b a d i
Bismillah. Adakah orang yang sama sekali tidak pernah menghadapi persoalan dalam kehidupannya? ahh, sepertinya tidak ada satu pun orang yang bebas dari persoalan hidup, sekalipun itu kecil dan remeh. Semisal rasa ketakutan, lapar, kekurangan harta benda, pesakitan, dan lain sebagainya.
Kehidupan manusia selalu mengalami perubahan. Setiap detik saja usia manusia terus bertambah, pagi masih segar-bugar sore hari bisa saja terserang batuk dan pilek, malam hari semangat begitu menggelora siang hari tiba-tiba semangat itu menjadi lembek bahkan hilang entah kemana, dan lain sebagainya.
Perubahan dalam kehidupan tidak mungkin terelakkan oleh setiap orang. Sebab perubahan adalah sebuah keniscayaan. Seseorang pada satu saat menjumpai kemudahan dalam segala hal, dan pada lain waktu menemui kesulitan. Di satu saat bisa bersedih, di saat yang lain tiba-tiba bahagianya tak terkira. Sejatinya ini adalah dinamika kehidupan yang musti disikapi dengan arif supaya hidupnya semakin bermakna begitu juga kualitas imannya semakin mantap .
Secara sederhana perubahan kehidupan biasa disebut dengan "roda kehidupan selalu berputar". Ibarat roda perputar, terkadang sisinya berada di atas, di samping, dan juga di bawah. Di atas biasa dikonotasikan kondisi sesorang dimana semua terasa baik dan menggembirakan dan saat di bawah dianggap kondisinya kurang beruntung dan tidak mengenakkan.
Kiranya tidak ada satu pun orang yang tak pernah mencicipi ujian dan cobaan hidup. Maka agama mengajarkan, saat diuji cobaan, sikap yang paling tepat hanyalah bersabar. Bersabar bukan berarti putus asa, melainkan menerima ketentuan yang diberikan Allah SWT dengan ikhlas, sembari terus menaruh prasangka baik tanpa meninggalkan ihtiyar untuk bisa lulus melewati ujian yang telah Dia berikan. Keyakinan ini musti ditancapkan kuat-kuat dalam hati bahwa Allah akan memberikan kemudahan, mungkin saja nanti, atau di kemudian hari.
Barangkali, saat ini di antara kita sedang bertani, apakah menanan padi atau jagung, namun gagal panen. Atau panennya sukses, namun harganya jauh dari harapan. Atau yang jadi mahasiswa, nilai IPK nya jauh dari kata memuasakan sehingga sulit malamar pekerjaan. Atau yang menjadi sopir angkot, sebab pandemi Covid-19 pelanggan menjadi sepi sehingga pemasukan tak cukup untuk biaya operasional mobil, apalagi untuk biaya hidup keluarga sehari-hari. Yang jadi pegawai, gaji dan tunjangan tidak kunjung cair. Yaaah, ini baru ususan pribadi sudah begitu pelik, belum lagi masalah bangsa yang imbasnya pasti dirasakan rakyat secara keseluruhan, termasuk peredaran Covid-19 yang tak kunjung beres, misalnya.
Walhasil. Di saat-saat demikian, sebagai rakyat beriman kita harus tetap menata hati untuk memposisikan Allah pada dugaan yang selalu baik. Kita harus selalu yakin bahwa Allah pasti bisa menyelasaikan urusan yang nenurut ukuran kita sangat rumit. Jika kita meyakini bahwa Allah tidak akan bisa menyelesaikan masalah kita, bisa dipastikan masalah pun tidak akan kunjung tuntas. Sebab, dalam hadis Qudsi sudah disebutkan dan kerap kali kita dengar: "Aku itu pada posisi dugaan hamba-Ku pada-Ku" .
Sehingga, satu kata terbaik yang bisa menjadi solusi hanyalah sikap optimis. Sebab, optimisme merupakan sumber keilmuan, apa saja. Karenanya membangun optimisme adalah sebuah keniscayaan, sembari membenahi kekurangan yang ada, melakukan evaluasi akan sikap kepribadian, kinerja, dengan selalu mengedepankan do'a kepada Allah dengan rajin, supaya semua bentuk ujian, cobaan, dan permasalahan kehidupan lainnya terselesaikan dengan caraNya yang terindah.
Boyolangu, 14 Juni 2021
𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻
𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...
-
[Motivasi dalam Menuntut Ilmu] Subadi ] كلا ترم علما وتترك التعب [ “ Jangan menginginkan suatu ilmu, jika tidak mau b...
-
Ahmad Izzuddin, M.Pd.I Kekuatan Berfikir Positif [Berjumpa dengan Ahmad Izzuddin, S.Pd.I,M.Pd.I] Subadi Meskipun ak...