google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': June 2021

𝙆𝙖𝙨𝙢𝙖𝙧𝙖𝙣

Kumpulan Puisi Guru MI untuk Mr. Faisal

Harapan terbaik untukmu ialah menghargaimu karena Tuhan. 
Karena Tuhan pula aku mengagumimu. 
Karena Tuhan pula jiwa dan langkah ini tergerak mendekat. 
Karena Tuhan jua aku yakin semua akan indah pada masanya. 

Aku, sudah terlalu sering berpujangga dan mengungkap rasa dari relung hati dan sanubariku.
Jenuh pasti, namun aku seakan tak gentar karena dahsyatnya gelora asmara. 
Percayalah, sejatinya goresan tinta kata manis itu tak sebanding dengan saat kita dipersatukan nanti. 
Semuanya akan aku akhiri hanya dengan " Aku sayang dan cinta kamu", iya kamu, bukan yang lain. 

Kata pujuanganku akan lebih sempurna dan nyata saat kamu membersamaiku, 
Mengukir namaku, namamu, nama orang tua kita, dan juga dua orang saksi hidup di buku merah. 
Menyatunya aku dan kamu, sejatinya juga menyatunya dua keluarga. 
Juga, menyatunya dua perbedaan untuk saling menyempurnakan hingga akhir zaman. 

Cinta dan kasihku, ibarat sekuntum bunga. 
Ia akan selalu mekar, mewangi, asri, dan subur sepanjang waktu.
Percayalah, semua itu akan terjadi mulai pagi hingga fajar bersolek kembali. 
Aku berjanji akan selalu menyayangi, 
Aku berjanji akan selalu menyirami, 
Aku pun berjanji akan selalu menjaga, saat sulit dan lapang. 
Hanya satu pintaku, Agar cinta kita kokoh hingga diujung waktu. 

Meski awalnya cinta kita penuh misteri, tiada sangka kita bisa bersama. 
Hujan mengguyur begitu lebat, namun apakah sang hujan tahu ini tumbuh karenanya? Entahlah.. 
Yang pasti tetesan hujan jatuh ke bumi, darat, dan lautan, yang begitu luas. 
Tapi percayalah, tetesan air mataku tak lain hanya jatuh karena ingat dan merindukanmu, itu pula takdir Tuhan. 

Air mataku, pada saatnya nanti pasti ada saatnya pula bercucuran bak hujan lebat. 
Bukan aku meminta gelapnya hari-hari kita nanti. 
Namun, aku musti sadar dan siap, jika saat nanti datang aral melintang, gelapnya hari tiba di hadapan kita. 
Aku tetap milikmu, dan kamu juga tetap milikku. 
Saat kau menangis, akulah yang layak mengusap setiap tetes air matamu. 
Saatnya aku gembira, kamulah yang paling dahulu merasakannya. 
Aku tak kan letih untuk menyayangi dan mencintaimu. 
Hingga ujung waktu. 

By Faisal&Friend's





Sekapur Sirih Acara Pelepasan Santri Kelas 6 2021 [MITARBOY]

S u b a d i

Bismillah. Assalamu'alaikum Wr. Wb. 

Yang kami hormati, Ketua BP3MNU Lembaga Bpk. H. Mahsunuddin, M.H.I. Beserta pengurus Yayasan, Ibu Hj. Nur Maslahah, S.Ag
Yang kami hormati, Ketua Komite, Bpk. Sugianto, S.Pd.I
Yang kami hormati, Bapak Ibu wali murid kelas 6
Yang kami hormati, Bpk/Ibu guru MI Tarbiyatussibyan Boyolangu
Anak-anak ku yang kami sayangi dan banggakan. 

Pertama-tama, mari kita panjatkan puji serta syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat kepada kita, sehingga kita mampu beribadah, menuntut ilmu, dan beramal saleh. Semua bisa terjadi semata-mata karena hidayah dan taufik Alloh SWT. 

Shalawatullahi wa salamuhu, semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya. Dengan senantisa rajin melantunkan shalawat kepadanya, mudah-mudahan kita mendapatkan pertolongan dari nya kelak di yaumul akhir. Aamiin..

Bapak Ibu, anak-anakku.. Alhamdulillah wasyukurillah.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, sembari mematuhi protokol kesehatan, memakai masker, facesild, dan tidak berjabat tangan, sebab masih dalam suasana pandemi covid-19, kita dapat bertemu dalam acara pelepasan siswa kelas 6, yang sebentar lagi akan meninggalkan madrasah tercinta-nya ini.

Tidak terasa, enam tahun telah berlalu. Pada hari ini kami pihak sekolah harus melepas kepergian siswa/siswi yang kami cintai, dan mengembalikannya kepada Bapak/Ibu selaku orang tua anak-anakku semuanya. 

Terima kasih atas kehadiran Ibu dan Bapak (orang tua/wali siswa) di madrasah kami ini. Terima kasih juga atas kepercayaan dari Ibu dan Bapak kepada kami, yang telah menitipkan anak-anaknya bersekolah di sini dan mempersilakan mereka untuk kami didik. 

Ini adalah sebuah kebanggaan bagi kami.

Untuk anak-anak ku kelas 6 yang kami lepaskan hari ini, Bapak sekaligus mewakili seluruh guru yang talah mendidik kalian semua, berpesan kepada anak-anak kelas 6 yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, baik ke Mts, ke Pesantren, dan juga ke SMP, ada beberapa pesan dari kami untuk kalian semua. 

1. Jagalah selalu semangat belajar kalian.
2. Jadilah anak yang berbakti kepada orangtua.
3. Selalu menjaga nama baik sekolahmu, dimana pun itu.
4. Jadilah anak yang berguna bagi bangsa, negara dan agama kamu.
5. Jadilah anak yang selalu berakhlakul karimah di manapun kalian berada ( menjadi anak yang berakhal untuk diri pribadi, kepada sesama, kepada Nabi dan Allah SWT). 

Terakhir, kami juga tidak lupa meminta maaf pada anak-anak sekalian, atas segala kekhilafan dan kesalahan kami segenap dewan guru. Mungkin dalam pandangan anak-anakku semua kami terkesan keras atau bahkan mungkin sampai sedikit memukul pada kalian yang membuat kalian kurang berkenan, walaupun sesungguhnya itu kami lakukan, bukan karena ketidak sukaan atau kebencian terhadap kalian, tetapi itu semua terjadi pada dasarnya adalah demi kebaikan kalian semua. Namun demikian bila kalian anggap menyakitkan dan tidak berkenan kami pun minta maaf kepada kalian semua.

Akhirnya, dengan berberat hati kami ucapkan selamat jalan wahai anak-anakku tercinta, semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan memberkahi perjalanan kalian dalam menuntut ilmu. Apa yang menjadi cita-cita kalian semua semoga tercapai. Semoga kalian menjadi orang-orang yang beruntung baik di dunia dan akhirat. Amin. 

Kiranya itu yang bisa kami sampaikan. Mohon maaf atas segala kilaf. Ihdinasshiratol mustqim. Terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamu alaikum wr. wb.

Baper di Musim Wisuda [Tafsir Hymne Guru]

S u b a d i 

Bismillah. Antara bulan Mei sampai Juni merupakan bulan musim purnawiyata anak sekolah di setiap jenjangnya. Yang rampung sekolah TK bisanya diwisuda kemudian melanjutkan ke SD, yang rampung SD juga diwisuda kemudian mereka sibuk mencari sekolah lanjutan yang klik di hati anak dan orang tua, dan begitu seterusnya. Purnawiyata kini sudah menjadi tradisi tahunan bagi sekolah formal maupun non formal di Indonesia. 

Saat acara purnawiyata, ada satu lagu yang tak pernah ditinggalkan untuk dilantunkan, lagu itu ialah "Hymne Guru". Sebuah lagu yang liriknya menggambarkan urgensinya peran sosok seorang guru dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Lagu yang sampai hari ini terus lestari dan penuh makna itu adalah karya dari seorang guru SMP asal kota Madiun pada tahun 1980-an. Sosok guru pencipta lagu indah itu bernama Bapak Sartono.

Sebelum penulis mencoba mengulik makna di balik lagu Hymne Guru itu, ada baiknya dihadirkan lirik lagunya. Siap? 

"Terpujilah wahai engkau ibu-bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa".

Saat kita melantunkan lagu itu bersama para siswa di acara purnawiyata, tak jarang kita meneteskan air mata. Meski kita detik itu berada pada posisi guru, namun hati kita selalu ingat kepada guru-guru kita, yang telah mendidik dan menghantarkan kita menjadi manusia yang lebih bermartabat. Teruntuk guru-guru kita, semoga jasamu dalam jalan ilmu menjadi penuntun langkahmu kelak ke tempat kebahagiaan abadi, surga Allah. Aamiin. 

Saat kita mendengar lagu itu pula, kita akan teringat juga dengan satu istilah yang terpatri kuat dalam pandangan orang Jawa, yakni istilah yang disematkan untuk sosok seorang guru "digugu lan ditiru". Secara sederhana bisa dipahami guru itu diikuti dan dicontoh. Kemudian kita juga akan ingat apa yang telah dipesankan oleh Ki Hajar Dewantara; " Ing ngarso sungai tuladha". Yang maknanya di depan harus menjadi contoh. Tentu contoh yang mulia, bukan yang lain. 

Selain itu, sebagai mana termaktub dalam lirik lagu Hymne Guru mulai baris ke 6 di atas, sungguh "wah" Representasi sosok seorang guru di negeri Indonesia ini. Betapa tidak, sebab, laku pribadinya menjadi model kehidupan atau teladan yang banyak dipandang orang. Singkat kata, ini menandakan adanya pengakuan akan eksistensi sosok guru dalam kehidupan umat manusia.

Sadar ataupun tidak, peran-peran kita sebagai guru di tengah umat bagaikan mentari yang menerangi kehidupan setiap hari, bagaikan purnama yang menambah indahnya malam, dan bagaikan bintang-gumintang yang menyala terang dalam gelapnya malam.

Guruku, Sungguh engkau bagai angin penyejuk di tengah gersang dunia,bagaikan air yang mensucikan noda kehidupan, bagaikan induk tanaman yang tidak hentinya menumbuhkan tunas-tunas kebaikan.

Engkau Laksana hujan yang membasahi bumi di tengah bencana kekeringan. Jembatan yang menghubungkan cita-cita menuju kesuksesan, bumi yang siap disemai bibit-bibit unggul pembela-pembela kebenaran.

Guru adalah manusia yang berbeda dari sekian peserta di alam raya. Manusia-manusia berpengaruh yang pernah dilahirkan oleh sejarah. Engkau manusia spesial yang dikirim dari langit untuk membantu memakmurkan bumi.

Guru, sosok dan keberadaanmu menjadi wajib diadakan di bumi, karna engkau bukanlah makhluk kiriman gratis dari langit.  Pantas lah jika guru mendapat pujian dalam bentuk sebuah lagu, seperti Hymne Guru. 

Walhasil; Sebagai bagian dari orang pernah belajar Agama kita juga mengetahui, sejatinya Allah beserta rasulnya juga telah memberikan sanjungan yang lebih menggugah jiwa kepada orang-orang yang berilmu dan mau mendedikasikan hidupnya di jalan pendidikan, ta'lim wa al muta'allim. Oleh karena itu, Guru tak kan sudi bergeser niatnya dan tetap istikamah menjadi Guru, sebagai living model di tengah-tengah pusaran umat manusia. Wallahu a'lam bisshawab. 

Punjul, 16 Juni 2021

Perempuan & Dakwah

S u b a d i

Bismillah. Terbukti, bahwa keterlibatan kaum perempuan dalam berdakwah bukanlah hal yang baru. Nyatanya, sejak zaman Rasullulah, peran perempuan dalam dakwah Islam cukup besar. Taruhlah, Sayyidah Khadijah, Aisyah, maupun Fatimah. Sejarah mencatat bahwa peran mereka dalam membersamai Rasulullah mensyiarkan agama Islam sangat besar. 

Sejarah perjuangan bangsa juga merekam tokoh-tokoh perempuan hebat, seperti Raden Ajeng Kartini, Cut Nyak Din, dan para tokoh wanita lainnya. Peran dan semangat mereka dalam berdakwah mensyiarkan Islam patut diteladani. Pastinya, mereka dalam berdakwah melalui caranya masing-masing. Sesuai konteks, situasi, dan tantangan bangsa saat itu.

Tantangan berdakwah hari ini pasti berbeda dengan waktu silam. Saat ini, kita berada di era digital, gempuran informasi cukup deras, maka dakwah islam tidak hanya menjadi tugas kaum laki-laki semata. Akan tetapi, peran perempuan sangatlah dibutuhkan. Perlu diingat, perempuan berdakwah bukan hal yang tabu lagi, asal sesuai koridor. Mereka bisa berdakwah dengan benar dengan tuntunan guru yang Alim. 

Ya, tantangan pendakwah di era millenial seperti saat ini memang cukup berat. Maka dari itu, sebelum memulai dakwah melalui media digital musti diawali dengan belajar terlebih dahulu, membekali diri dengan ilmu agar mampu menguasai materi dengan benar. Karena, persoalan materi dakwah itu lebih kompleks, sehingga membutuhkan kehati-hatian dalam berbicara, supaya tidak menimbulkan masalah yang lebih besar, meskipun bukan persoalan pro kontra. 

Berdakwah melalui media digital, memang memiliki tantangan yang cukup berat. Karena dalam berdakwah terkadang benar pun masih dicari-cari celah kesalahannya, dan yang salah kadang juga masih dicari celah-celah pembenaranya. Oleh sebab itu, sebagai pendakwah musti memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan yang memadai, agar mampu menjawab semua tantangan yang ada. 

Di era digital seperti saat ini, banyak sekali pola pikir yang menyimpang, sebab hanya membaca dari literatur yang bergentayangan di media sosial yang menurutnya benar, namun sejatinya masih butuh filter. Maka disinilah pentingnya guru yang nyata. Sebab, jika ada hal yang kurang tepat, guru bisa memberikan pencerahan dan mampu membuktikan kebenarannya. Semoga ada manfaat. Amin. 

Boyolangu, 15 Juni 2021




RODA KEHIDUPAN


S u b a d i

Bismillah. Adakah orang yang sama sekali tidak pernah menghadapi persoalan dalam kehidupannya? ahh, sepertinya tidak ada satu pun orang yang bebas dari persoalan hidup, sekalipun itu kecil dan remeh. Semisal rasa ketakutan, lapar, kekurangan harta benda, pesakitan, dan lain sebagainya. 

Kehidupan manusia selalu mengalami perubahan. Setiap detik saja usia manusia terus bertambah, pagi masih segar-bugar sore hari bisa saja terserang batuk dan pilek, malam hari semangat begitu menggelora siang hari tiba-tiba semangat itu menjadi lembek bahkan hilang entah kemana, dan lain sebagainya.

Perubahan dalam kehidupan tidak mungkin terelakkan oleh setiap orang. Sebab perubahan adalah sebuah keniscayaan. Seseorang pada satu saat menjumpai kemudahan dalam segala hal, dan pada lain waktu menemui kesulitan. Di satu saat bisa bersedih, di saat yang lain tiba-tiba bahagianya tak terkira. Sejatinya ini adalah dinamika kehidupan yang musti disikapi dengan arif supaya hidupnya semakin bermakna begitu juga kualitas imannya semakin mantap .

Secara sederhana perubahan kehidupan biasa disebut dengan "roda kehidupan selalu berputar". Ibarat roda perputar, terkadang sisinya berada di atas, di samping, dan juga di bawah. Di atas biasa dikonotasikan kondisi sesorang dimana semua terasa baik dan menggembirakan dan saat di bawah dianggap kondisinya kurang beruntung dan tidak mengenakkan.

Kiranya tidak ada satu pun orang yang tak pernah mencicipi ujian dan cobaan hidup. Maka agama mengajarkan, saat diuji cobaan, sikap yang paling tepat hanyalah bersabar. Bersabar bukan berarti putus asa, melainkan menerima ketentuan yang diberikan Allah SWT dengan ikhlas, sembari terus menaruh prasangka baik tanpa meninggalkan ihtiyar untuk bisa lulus melewati ujian yang telah Dia berikan. Keyakinan ini musti ditancapkan kuat-kuat dalam hati bahwa Allah akan memberikan kemudahan, mungkin saja nanti, atau di kemudian hari. 

Barangkali, saat ini di antara kita sedang bertani, apakah menanan padi atau jagung, namun gagal panen. Atau panennya sukses, namun harganya jauh dari harapan. Atau yang jadi mahasiswa, nilai IPK nya jauh dari kata memuasakan sehingga sulit malamar pekerjaan. Atau yang menjadi sopir angkot, sebab pandemi Covid-19 pelanggan menjadi sepi sehingga pemasukan tak cukup untuk biaya operasional mobil, apalagi untuk biaya hidup keluarga sehari-hari. Yang jadi pegawai, gaji dan tunjangan tidak kunjung cair.  Yaaah, ini baru ususan pribadi sudah begitu pelik, belum lagi masalah bangsa yang imbasnya pasti dirasakan rakyat secara keseluruhan, termasuk peredaran Covid-19 yang tak kunjung beres, misalnya. 

Walhasil. Di saat-saat demikian, sebagai rakyat beriman kita harus tetap menata hati untuk memposisikan Allah pada dugaan yang selalu baik. Kita harus selalu yakin bahwa Allah pasti bisa menyelasaikan urusan yang nenurut ukuran kita sangat rumit. Jika kita meyakini bahwa Allah tidak akan bisa menyelesaikan masalah kita, bisa dipastikan masalah pun tidak akan kunjung tuntas. Sebab, dalam hadis Qudsi sudah disebutkan dan kerap kali kita dengar: "Aku itu pada posisi dugaan hamba-Ku pada-Ku" .

Sehingga, satu kata terbaik yang bisa menjadi solusi hanyalah sikap optimis. Sebab, optimisme merupakan sumber keilmuan, apa saja. Karenanya membangun optimisme adalah sebuah keniscayaan, sembari membenahi kekurangan yang ada, melakukan evaluasi akan sikap kepribadian, kinerja, dengan selalu mengedepankan do'a kepada Allah dengan rajin, supaya semua bentuk ujian, cobaan, dan permasalahan kehidupan lainnya terselesaikan dengan caraNya yang terindah. 

Boyolangu, 14 Juni 2021

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...