google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi': January 2022

Mutiara Koin Jum'at [ Tawasul dengan Amal Soleh ]

 


Subadi

MELAYANG: Apapun yang telah disyariatkan oleh agama bisa dipastikan nihil dari kesia-siaan. Yakinlah bahwa seluruh syariat agama itu bukan hanya sebatas bernilai kepantasan, sunnah, dan wajib semata. Namun lebih dalam dari itu, menjalankan setiap syariat merupakan kebutuhan kita sebagai hamba yang aslinya lemah menuju derajat yang ridhai oleh pemilik hakiki syariat itu sendiri, yakni Allah Azza wa Jalla.

Sampai kapan pun, yang namanya akhlak mulia akan berada pada posisi utama dalam setiap langkah umat manusia dalam mengarungi roda kehidupan hingga akhir masa. Hasrat memiliki ilmu yang sebesar gunung, seluas samudra, sedalam lautan, dan sekencang kilat itu sah-sah saja, tidak ada yang bisa melarang atau menghalangi langkah kaki untuk menapaki setiap tangga ilmu.

Namun ketahuilah, bahwa ilmu yang kita elu-elukan itu tak kan bernilai apa-apa. Bahkan bisa membuat diri kita terjerembab pada jurang kenistaan bila diri dan kemanusiaan kita tidak dihiasi dengan laku akhlak mulia. Empat sifat Nabi yang begitu familiar itu bukan untuk sekedar bahan hafalan saja. Namun lebih dalam untuk kita renungkan hingga menemukan hikmah lain yang tersirat di dalamnya.

Kemuliaan Nabi melekat pada pribadinya atas sifat Siddiq, Amanah, Tabligh, dan Fatonah. Satu-satunya ruang kepandaian dan keistimewaan berfikir terletak pada sifat Fatonah. Selebihnya, yang tiga itu adalah ruang bagi akhlak mulia. Jika boleh kita gambarkan, akhlak mulia itu laksana payung besar nan kokoh yang senantiasa melindungi ilmu dan pengetahuan dari panasnya terik sinar mata hari di musim kemarau, melindungi guyuran hujan yang amat deras, bahkan guguran abu fulkanik gunung meletus yang terbang terhempas oleh angin. 

Dengan demikian, ilmu segudang yang kita miliki akan menjadi lebih bermakna, jika kita lindungi dengan sederet daftar akhlak mulia yang menghiasi laku hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Meskipun ilmu kita begitu dalam namun akan tetap bisa menjadi sumber kemaslahatan umat di bumi. Begitu juga, meskipun ilmu kita setinggi langit namun akan tetap mampu menjadi penyejuk hingga penerang umat di muka bumi.

Maka, tidak ada alasan bagi kita mengambil ilmu dan meninggalkan akhlak mulia. Keduanya adalah ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Saling melengkapi menjadi satu kesempurnaan. Itulah hubungan ilmu dan akhlak mulia. Setinggi apapun ilmu yang kita miliki musti dijaga oleh akhlak mulia. Begitu juga, sedangkal apapun ilmu yang kita miliki, sampai kapanpun namanya tetap ilmu, yang musti kita hiasi dengan akhlak mulia juga. Sadari bahwa jatah setiap umat tentu tidak sama, maka kebijaksanaan tidak boleh terlepas demi terciptanya keharmonisan. 

BERMULA DARI GURU: Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kami sebagai guru di madrasah untuk mendidik, mengajar, dan melatih para siswa mulai pagi hingga siang. Rutinitas itu menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kami sebagai guru. Kami yakini bahwa tugas ini bukan hanya semata hasrat dan cita-cita kami. Namun, inilah jalan yang telah Allah berikan pada kami. Sehingga hanya untaian sukur padaNya yang patut dan layak kami ucapkan. Pasti, Dia punya alasan dan rahasia akan posisi kami sebagai seorang guru.

Tugas seorang guru sangat mulia dan kiranya tak ada satu pun orang yang meragukan akan kemuliaan  tugas menjadi seorang guru. Mereka berada pada jalan ilmu dan pengajaran [ta'lim wa atta'alum] yang jalan itu sudah pasti bisa diambil sebagai tarikat baginya menuju ridha Allah Ta'ala. Dengan satu kunci yaitu ketulusan dan keikhlasan.

TAWASUL dengan KOIN JUM'AT: Entah siapa yang menggerakkan, namun kami yakin tiada satu pun tertinggal dan terlepas dari kehendakNya. Tugas kami rasanya belum cukup, kayakinan kami tetap, bahwa kami harus selalu menanamkan kuat-kuat akan pentingnya akhlak mulia kepada para siswa. Sedari dini konsep tentang akhlak mulia itu kita dengungkan kepada para siswa, sederet daftar sifat-sifat mulai yang telah diajarkan para Nabi dan para ulama' kami kenalkan kepada para siswa, hingga tata cara mengamalkannya. Sabar, tawakkal, optimis, saling kasih dan menyayangi, berbagi, menghormati, menolong, tawaddu', qona'ah, baik sangka, cara berbakti, tasammuh, dan lain sebagainya.

Kusus topik ini, merupakan kombinasi antara spirit berbagi, memupuk rasa empati, dan ber'doa. Dari ilmu yang dihiasi dengan akhlak mulia itu akan lebih bermakna lagi jika menumbuhkan laku amal saleh. Tentu ragam dan corak amal saleh itu beragam dan bermacam-macam. Salah satu bagian kecilnya adalah berinfak. Setiap orang bebas beramal saleh sesuai yang ia inginkan, bisa sebagian dan juga bisa diambil seluruhnya. Semua tergantung kehendak masing-masing orang.

Milik para siswa satu di antara amal saleh yang bisa memberi manfaat bagi sesama yang membutuhkan, untuk pembangunan sarana pendidikan, dan bisa menjadi wasilah terkabulkannya doa dan mendorong tergapaianya cita-cita dan harapan adalah berinfak koin/uang setiap hari jum'at. Jum'at hanyalah sebatas istilah dan penamaan saja. Pada kenyataannya para siswa tidak terlalu memikirkan pada hari apa dia berinfak. Malahan ada yang setiap hari, ada yang dua hari sekali, ada yang tepat setiap hari jum'at, dan ada pula yang 1 bulan sekali, namun yang terkhir ini terlihat jarang. Mereka meski masih belia ternyata rajin berinfak, dan faham akan fadilah dan keutamaannya.

Berinfak bukan hanya sekedar memasukkan koin/uang ke dalam kotak semata. Namun, ketahuilah bahwa berinfak adalah bagian dari amal saleh, dan amal saleh adalah amalan mulia yang bisa menjadi wasilah tergapainya do'a dan harapan, asalkan harapan itu baik dan mulia. Saat berinfak kita ajari dengan niat karena Allah, dan kemudian diiringi dengan beberapa do'a. "Ya Allah saya berinfak atas namaMu, berikan kemudahan orang tua ku dalam mencari rizki, berikan kepadaku kemudahan dan keberhasilan dalam mencari ilmu, dan kelak jadikan kami orang yang sukses lagu mulia". Yakinlah semua doa itu adalah ibadah dan pasti didengar oleh Allah yang Maha Mendengar. Begitulah kira-kita do'a yang setiap siswa berinfak.

Infak yang dikumpulkan sedikit demi sedikit lama kelamaan akan menjadi banyak, untuk berbagi empati dengan sesama yang membutuhkan, teman, tetangga, dan lain-lain. Sebagian digunakan untuk mendukung pembangunan madrasah yang pasti pahalanya akan terus mengalir selagi madrasah itu terus lestari dan hidup untuk belajar dan mengaji.

Infak adalah amal saleh, selain kita bisa bertawasul dengan para Nabi Allah, kita juga bisa bertawasul dengan para ulama Allah, selanjutnya kita juga bisa bertawasul dengan amal saleh, salah satunya yaitu berinfak di hari jum'at, atau setiap saat. wallahu a'lam bissawab.

Punjul, 25 Januari 2022









 

Untukmu Sahabat Sejati Kami

 



Subadi

Siapa saja bisa menjadi sahabat untuk kita, sahabat bukan hanya mereka yang tinggal sekampung dengan kita, bukan hanya mereka yang seumuran dengan kita, bukan hanya mereka yang duduk sebangku di kelas dengan kita, dan bukan hanya mereka yang pernah bersama kita sedari kecil. Namun, sahabat adalah mereka yang pernah berjumpa, bergaul, dan secara sadar kita anggap sabagai teman. Siapa saja bisa jadi sahabat.

Dari sekian deret daftar sahabat yang kita miliki, kenyataannya belum tentu bisa sampai derajat sahabat sejati. Sebab, hanya mereka yang selalu ada untuk kita, apapun yang terjadi. Jika kita benar, sahabat sejati dengan ketulusan hatinya ia akan selalu mendukung dan memberi motivasi untuk kemajuan diri kita. Jika kita salah, lupa, atau melaju dalam jalan kesalahan ia juga akan menegur dengan keras, namun tulus mengingatkan untuk segera kembali dan memperbaiki setiap kesalahan. Itulah sahabat Sejati.

Tatkala kita bersama sahabat sejati, kita akan bisa menjadi 100% diri kita sendiri. Dan sabahat sejati akan mencintai, menyayangi, dan perlakuannya penuh kasih tanpa syarat apapun. Persahabatan yang hebat itu tak kan pernah tergantikan oleh apapun. Sebab, sahabat sejati akan senantiasa mengispirasi kita untuk tumbuh menjadi versi diri kita yang lebih baik, dan lebih baik lagi.

Sahabat sejati tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasih dan kebijaksanaannya ia akan sigap, tanggap, dan terampil untuk memberanikan diri menegur kita apa adanya. Jika salah ia katakan salah lantas memberi solusi untuk berani melangkah ke lorong kebenaran, jika tepat ia katakan tepat lantas memupuk semangat dan memberi senandung spirit untuk lebih maju lagi.

Sahabat sejati, bukan sekedar dia yang bersama kita bertahun-tahun lamanya, bisa jadi mereka yang belum begitu lama kita kenal. Namun, sinar dan panacaran batin antara dia dan kita begitu terasa lantas timbul bekas yang positif dan menyenangkan. Perbedaan adalah suatu yang niscaya, maka bukan berarti kita akan selalu sama dalam pikiran, pandangan, ide, gagasan dengan sahabat sejati kita. Dengan penuh sadar, perbedaan yang tak bisa dipungkiri itu bisa dikemas dan dikelola untuk sebuah kemaslahatan.

Untukmu sahabat sejati kami, sampai kapanpun pesaudaraan adalah harga mati yang tak bisa tergantikan oleh apapun. Yang perlu kita ingat hanya satu, bahwa "persahabatan bukan hanya sekedar kesempatan, namun jauh dari itu persahabatan adalah TANGGUNG JAWAB YANG MANIS". Sampai kapan pun, Tetap semangat ya Pak....

Punjul, 25 Januari 2022



Santri Mbeling [Manipulasi Ijazah dari Kyai]


Subadi

Istri yang berada di kejauah saat ini sedang sakit, meski demikian ia tetap semangat masuk kerja demi menjalankan tugas yang diembannya. Seminggu anak-anak yang di rumah juga terserang batuk, pilek, hingga demam. Namun, alhamdulillah anak-anak itu tetap menunjukkan semangatnya. Syukur pula kesehatan mereka berangsur membaik dan bisa bersekolah lagi. Suaminya, tetap tegar membersamai anak-anak yang masih kecil-kecil itu. Rasa capek lelah akan sirna menjauh karena semua dijalankan dengan ikhlas, hakikatnya semua itu adalah tugas harus diembannya. Urusan rumah, anak, dan kerja menjadi prioritas utama, senyampang semuanya sudah menjadi keharusan yang musti diselasaikan dengan sebaik-baiknya. Segala urusan akan serasa ringan dan bisa selesai selagi tempat bersandar dan berserah diri hanyalah Allah semata. Melibatkan Allah dalam setiap urusan adalah mutlak baginya. Dan aslinya si ayah juga tidak sedang prima kesehatanya, alias gregesi.

Mengamati, mendengar dan merenungkan akan kehidupan ini terasa begitu unik, hingga bisa diambil  menjadi pelajaran bagi siapa saya yang mau berfikir. Kehidupan di dunia ini memang lengkap dengan berbagai macam pernak-perniknya. Ada kisah seorang anak yang nyantri di salah satu pesantren yang Kyainya tersohor akan kemuliaan yang beliau miliki. Menurut cerita, Kyai ini semasa mudanya selain rajin nyantri dan berguru kepada Kyai-kyai ternama pada masanya itu, beliau juga termasuk orang yang suka mengamalkan wirid atas ijazah yang diperoleh dari Kyainya. Sehingga, pada masa beliau sudah terpandang menjadi seorang Kyai dan mengasuh ratusan santri, ia banyak menjadi rujukan masyarakat yang ingin mendapat berkah ilmu dan hikmah-hikmah yang Kyai miliki. Banyak orang yang punya urusan hidup datang untuk minta do'a atau petunjuk dari beliau.

Kegiatan ngaji sudah menjadi kegiatan wajib bagi setiap pesantren di nusantara ini. Konon santri ini jarang sekali absen dalam mengikuti majlis ngaji kitab bersama Kyainya. Pokok tidak mudik dia selalu berusaha istiqomah ngaji bersama Kyai. Apapun yang disampaikan Kyai ia catat di pinggiran kitab yang digunakan ngaji saat itu. Makna Gandul tentu sudah menjadi kelaziman, namun ada hal-hal di luar materi inti yang di sampaikan Kyai secara umum maupun kusus. Biasanya di sela-sela membacakan kitab Kyai memberikan amalan atau wirid yang bisa diamalkan dan mempunyai kasiat jika dilakukan secara istiqomah. Baik waktu dan hitungannya.

Santri itu tidak pernah sekali-kali menjumpai Kyainya saat memberikan ijazah wirid itu boleh dipergunakan untuk hal-hal yang tidak baik atau merugikan orang lain. Semuanya murni untuk kebaikan dan ketenangan pribadi santri. Seabagai wasilah cepat hafal nadzom, mudah menerima pelajaran, pagar diri dari mara bahaya, mengobati orang sakit, mengawali membangun rumah, agar cepat terkabul segala harapan, dan lain sebagainya. Misalnya.

Namun pasti ada saja santri yang mbeling yang menggunakan amalan wirid untuk hal hal yang lain dan tentu tidak sesuai dengan petunjuk Kyai nya. Santri itu rumahnya jauh dari pondok sehingga ia mukim di pondok. Pulang kampung biasanya ia naik bus kota, setelah itu transit naik angkutan yang biasa masuk ke pelosok desa dan sampai di depan rumahnya.

Pada suatu saat, sehabis mengamalkan ijazah wirid dari Kyainya, setidaknya sudah ia amalkan selama 3 tahun, ia berfikir ingin mencoba amalan itu untuk mengelabuhi kernet bus yang ia tumpangi. Bus saat itu penuh dengan penumpang, mulai orang umum, pelajar, dan tak lain adalah dirinya di dalam bus itu. Sudah semestinya, bahwa siapa saja yang naik bus pasti akan ditarik sejumlah uang sebagaimana tertera pada kertas tiket bus. Tentu semua penumpang memberikan ongkos naik bus. Namun, santri mbeling itu, coba memandang kernet dan melafalkan 7 kali amalan yang telah ditirakati tersebut. Walhasil kernet bus hanya melongo memandang si santi itu. Entah apa yang terfikir di benaknya, kernet itu tak jadi meminta ongkos kepadanya. Sampai bus berhenti diterminal, pak kernet itu seakan terlihat gelisah hanya memandangi santri tanpa arah yang jelas.

Pernah suatu ketika, ia ingin berkunjung ke rumah temannya di luar kota. Ia coba memberanikan diri naik sepeda motor meskipun tak punya SIM. Dengan perasaan dag dig dug ia tetap melanjutkan perjalanan ke rumah temannya itu. Sebenarnya ia sangat kawatir jika diperjalanan ada penertiban SIM dan surat-surat kendaraan. Terkait surat montor tidak ada masalah, tanggal surat motornya masih berlaku, tidak mati pajak. Namun, masalahnya di SIM nya. Santri itu belum punya SIM selama ia punya motor sendiri. Kekawatiran itu ditengah perjalanan terjawab sudah, ada patroli penertiban surat kendaraan dan SIM. Mengetahui hal ini ia sangat kaget, namung dia punya jurus terakhir untuk mengelabuhi pak polisi, sebelum dihentikan oleh polisi ia coba membacakan amanal yang sama itu sebanyak 7 kali dan ditiupkan pada KTP yang dia punya. Saat dicek kelengkpan surat-suratnya oleh polisi ia berikan surat montor dan saat diminta SIM ia berikan KTP. Walhasil KTP sudah dicek, dilihat-lihat, bahkan sampai dibolak balik dia lolos dari masalah ini. KTP yang berikan mungkin seakan berubah menjadi SIM. 

Dua kejadian nyleneh sudah  dua kali dia jumpai, tidak jadi bayar tarikan bus dan KTP seolah terlihat menjadi SIM. Suatu ketika kejadian itu ia ceritakan kepada teman-temanya, dan walhasil ada satu teman yang tidak percaya akan peristiwa tersebut dan kemudian mengajukan tantangan kepadanya. Dia bilang "saya tidak percaya sebelum lihat langsung". Santri mbeling itu lantas menerima tantangan temannya "ayo kita coba, apa maumu" ? . Temannya itu merogoh saku dan mengambil uang di dalamnya. Uang yang dimilik saat itu sebesar Rp. 20.000 . Ia mengajak santri mbeling pergi ke sebuah SPBU untuk ikut membeli bensin. Santri itu dengan percaya diri menyanggupi permintaan temannya. Ia minta uang Rp.20.000 itu dibelikan besin sebesar Rp. 15.000 dan ia ingin kembalianya Rp.35.000 . wah.... dengan penuh keyakinan santi mbeling itu lalu membacakan 7 kali amanal yang sama dan ditiupkan ke selembar uang tersebut. Kemudian, terjadilah transaksi dengan petugas SPBU seperti adanya. Benar, petugas itu memberikan uang kembalian sebesar RP.35.000. Artinya, kayaknya uang Rp.20.000 itu dia anggap Rp. 50.000. Melihat kejadian ini si teman baru percaya dan tertawa besar. hahaha.

Boyolangu, 25 Januari 2022

 

 

"Gerakan Literasi Madrasah" Solusi Menjawab Mimpi !

 


Subadi


Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara. Dari sini bisa disimpulkan bahwa indonesia merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Padahal Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya terbanyak kelima di dunia. Meski demikian indonesia masuk daftar negara yang tingkat literasinya rendah. Ini menandakan kalau masyarakat, dan anak-anak di belahan nusantara ini kurang [tidak] gemar membaca, apalagi menulis, berhitung atau berkreasi yang hal ini menjadi ciri utama tingkat literasi suatu masyarakat.

Pemerintah mencanangkan Gerakan Literasi Madrasah bukan hanya kebijakan yang asal-asalan. Pasti ada tujuan vital yang hendak dicapai. Bayangkan saja, akan banyak hal buruk jika lemahnya budaya literasi ini tidak segera teratasi. Pasti akan banyak hambatan untuk sampai pada derajat indonesia maju.

Lemahnya budaya literasi bisa jadi penyebab kebodohan yang tak berujung, sulit membangun masyarakat tertib bahkan beradab. Masyarakat akan selalu tergantung kepada orang lain. Pendidikan tidak berkualitas, sehingga sulit untuk memberi kontribusi positif terhadap kemajuan umat. Sumberdaya manusia menjadi rendah, yang bisa berisiko pada meningkatnya pengangguran. Kriminalitas tinggi, karena sikap bijak masyarakat rendah. Dan seterusnya.

Melihat ancaman yang begitu pelik dan komplek, maka tak heran jika pemerintah begitu konsen terhadap gerakan Literasi Madrasah. Madrasah harus sigap untuk menyambut kebijakan pemerintah terkait gerakan literasi ini. Paling dasar, dengan berpijak pada sebuah tujuan untuk membudayakan membaca dan menulis di kalangan kepala madrasah, guru, dan para siswa.

SEBUAH RANCANGAN; Pertama, Hari ini sudah mulai banyak group mulai Facebook dan WA yang mewadahi gerakan literasi, seperti hanya MGI [ FB; Media Guru Indonesia], Ma'arif Menulis [WA Group]. Dan tentu saja masih sangat banyak sekali, baik sekala lokal maupun Nasional. Jika setiap guru aktif bergabung dan mengikuti kegiatan literasi di group-group tersebut dapat dipastikan spirit literasi pada diri guru dan juga siswa akan meningkat. 

Umumnya, mereka yang bergabung akan diarahkan untuk membuat blog pribadi, sehingga mereka akan lebih bersemangat untuk mengisi blog tersebut dengan tulisan dari berbagai macam genre yang disukainya. Opini, puisi, cerpen, cernak, PTK, dan lain-lain, misalanya.

Kedua, Sudah banyak buktinya, dari tulisan yang diunggah dalam blog pribadi setiap hari itu lama-lama terkumpul banyak dan tentu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi pemilik blog, sekalipun blog itu tak pernah dikunjungi orang, hehe. Banyak guru bloger yang sudah menjilmakan karya tulisan di blog mereka menjadi karya buku, baik antologi maupun buku karangan pribadi.

Nah... dari sini, guru yang seperti inilah nanti yang akan menjadi pemantik bagi guru-guru yang lain untuk segera aktif, bergabung bagi yang belum, dan segera mencetak buku bagi yang sudah banyak mengumpulkan tulisan di blog. 

Pasti, akan menjadi kepuasan dan kebahagiaan tersendiri ketika tulisan dan karya mereka dikumpulkan dan diterbitkan. Buku yang diterbitkan bisa untuk koleksi perpustakaan atau terpampang di taman baca madrasah. Bisa dinikmati oleh para siswa dan guru yang lain. Dari sini, saya yakin dengan aktifnya guru berlitersi juga akan memacu semangat mereka untuk ikut di berbagai macam event literasi, dan kemudian akan memunculkan guru yang berprestasi. Bagus tidak?

Ketiga, Melihat dari semangat litersi guru seperti ini, sebagai kepala madrasah yang bijak dan baik hati akan memberikan fasilitas dan peluang untuk lebih bisa berkembang lagi. Buku hasil terbitan guru bisa dibeli oleh madrasah, untuk koleksi perpustakaan. Bahkan kepala madrasah bisa ikut mempromosikan karya hasil guru dan siswa kepada masyarakat dan orang tua wali siswa. Kendatipun perpustakaan/taman baca di madrasah terisi karya guru dan siswa ini jelas bukan suatu kemunduran, malah ini menjadi petanda bahwa Gerakan Literasi Madrasah telah menjadi budaya yang sangat positif.

Keempat, Jika budaya literasi membudaya di kalangan guru, maka sudah selayaknya sebagai kepala madrasah wajib menyambut dengan riang gembira, dengan segera membuatkan SK Literasi Madrasah dengan membentuk kepanitiaan. Yang sekurang-kurangnya terdiri dari penulis, editor, desain cover, lay out, dan penerbitan. Hal ini pasti akan menjadi motivasi bagi panitia untuk giat bekerja. Setiap karya muaranya pada penerbitan karya buku. 

Kelima, Munculnya guru-guru penggerak literasi inilah yang akan semakin giat untuk melakukan pendampingan, pembinaan, dan memupuk spirit literasi para siswa. Pasti minat literasi setiap siswa berbeda, dan jenis genre minat menulisnya juga berbeda. Maka dari itu perlu dibentuk kelas-kelas menulis sesuai dengan genre yang diminati siswa. Sehingga guru pun akan lebih mudah dalam memberi bimbingan terhadap para siswa. 

Jika, kegiatan Literasi di Madrasah sudah membudaya dan bukti konkrit sudah nyata, saatnya mengajukan kepada Kantor Kementerian Agama setempat untuk diberi sertifikat sebagai madrasah literasi. Kualitas suatu negara juga ditentukan oleh tingkat literasi masyaratkatya. [badiQuot].

Punjul, 25 Januari 2022

Perhatianmu Pada Kebersihan Menentukan Prestasimu

 


Subadi

Jika ada pertanyaan seputar kebersihan atau ketika kita ditanya soal penting tidaknya menjaga kebersihan, saya yakin dan bisa pastikan kita akan menjawab; "sangat penting". Entah jawaban itu sesuai dengan kepribadian kita atau sebaliknya. Ya, siapa sih yang akan rela memberi jawaban "tidak penting". Sekalipun kita tidak terlalu perhatian pada kebersihan, jawaban yang paling bijak dan bernilai penuh adalah jawaban "menjaga kebersihan itu penting". Seandainya ada yang bersikukuh menjawab "tidak penting" itu juga sah-sah saja. Namun, perlu dipertegas akan tingkat kewarasannya. hehe

Soal penting tidaknya menjaga kebersihan kiranya sudah tidak lagi menjadi perdebatan. Menjaga kebersihan itu bukan hanya penting, tapi penting banget sobat. Sedikit mengulik tentang kebersihan, ia berasal dari kata bersih yang artinya bebas dari kotoran. Sehingga kebersihan bisa dimaknai suatu keadaan yang menurut akal dan pengetahuan manusia dianggap tidak mengandung noda atau kotoran. Ringkas dan sederhanannya demikian.

Karakter manusia memang tidak sama alias berbeda beda, ada yang berwatak keras ada pula yang berwatak lembut. Ada yang rajin ada pula yang pemalas. Ada yang tekun ada pula yang mudah putus asa. Sehingga tidak heran jika ada orang yang selalu rapi, bersih, harum, dan selalu perhatian pada kebersihan. Tak heran pula jika ada orang yang lusuh dan cenderung tak peduli dengan kebersihan. Semua itu sebenarnya pilihan hidup dan tak ada larangan atas apa yang sudah menjadi pilihannya, sejauh tidak merugikan orang lain.

[Anak Madrasah]. Okelah... Barangkali cukup diskusi kita soal mau kita apa? perhatian pada kebersihan atau cuek padanya. Semua tergantung pribadi kita masing-masing. Akan tetapi, sebagai orang yang terdidik bahkan sebagai pendidik wajib a'in kiranya untuk menanamkan makna atas pentingnya hakikat menjaga kebersihan kepada siswa kita. Menjaga kebersihan bukan hanya menjadi kunci dari tergapainya kesehatan badan, namun lebih jauh dari itu menjaga kebersihan bisa menjadi kunci kesuksesan kita dalam meraih tujuan pembelajaran.

Begini, barang kali secara umum persepsi kita kepada siswa kita sama. Yakni, saat siswa kita hadir di sekolah waktu pagi itu, tentu mereka dari rumah sebelum berangkat ke sekolah sudah mandi, gosok gigi, pakaian yang dikenakan bersih sudah disetrika dan wangi, dan apapun yang dikenakan mulai bawah sampai atas bersih dan rapi. Ya, pastinya begitu. Orang tua mana yang tega anaknya pergi sekolah terlihat lusuh dan berantakan, terlebih siswa yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Ya kan!

Meski semua terlihat bersih sempurna, sebagai seorang pendidik bagi saya wajib hukumnya selalu dan senantiasa memberikan perhatian penuh pada kebersihan saat sebelum, sedang, dan setelah proses belajar di kelas berlangsung. Bukan hanya mahir menyampaikan makna di balik pentingnya menjaga kebersihan. Namun juga harus mampu melihat, mengamati, dan mengelola lingkungan belajar senantiasa terjaga kebersihannya. Jangan sekali-kali mengawali proses pembelajaran di kelas jika saat itu kelasnya belum bersih dan rapi. Sebab, jika pendidik dengan sadar tetap melanjudkan pelajaran dan menyampaikan ilmu saat kelas dan lingkungannya kotor, bisa jadi ilmu yang disampaikan tidak akan mampu diserap dengan baik, bahkan tenaga dan waktu yang digunakan akan menjadi sia-sia.

Sebagai insan pendidik, terlebih mereka yang mengajar di madrasah harus fasih mengejawentahkan akan makna dan hubungan atara kebersihan dan ilmu. Sederhannya demikian, Ilmu itu sifatnya suci, tidak lagi dibantah bahwa ilmu itu sejatinya milik Allah yang maha Suci pula. Tidak lagi diperdebatkan bahwa sejatinya pula pendidik hanyalah sebagai perantara untuk menyampaikan ilmu yang aslinya milik Allah itu. Dan lebih jauh lagi, Malaikat yang hendak menurunkan ilmu ke kelas-kelas kita juga makluk Allah yang suci pula. Dari sini, dengan penuh kesadaran mari kita renungkan, apa yang terjadi jika kelas kita kumuh dan kotor. Tidak heran jika Malaikat yang hendak masuk ke dalam kelas kita yang kotor dan kumuh itu akan berbalik arah atau enggan masuk ke dalam kelas kita. Barangkali ini jadi alasan mengapa sebagian pendidik sangat peduli dan perhatian atas perlunya menjaga kebersihan lingkungan belajar.

Semua tahu, aslinya bicara soal kebersihan itu pun tidak hanya terbatas pada bersihnya tampilan fisik semata. Kebersihan juga mencakup bersihnya hati dan pikiran. Bersihnya hati akan membabaskan seseorang dari rasa iri, dengki, dan juga buruk sangka. Pada diri sendiri, guru kita, orang lain, dan juga kepada Allah sang Pememberi ilmu. Bersihnya pikiran akan membebaskan kita dari rasa jenuh, sumpek, malas, dan asal bertindak. 

Maka, saya sangat tertarik ketika membaca sebuah artikel yang menceritakan kesuksesan seorang siswa MTsN 2 Kota Blitar, siswa berprestasi itu bernama Muhammad Adi Brata Tata Negoro Saputra yang mampu bersaing dan sukses meraih medali emas dalam ajang Internasional Kangaroo Mathematics Contes [IKMC] 2020. Dan sederet prestasi gemilang lainnya. Saat diwawancarai tentang kunci kesuksesannya itu, dari enam kunci suksesnya yang paling pertama sekali ia dengan tegas menjawab "Harus tetap menjaga diri dalam keadaan suci". 

Hemat saya, jawaban itu perlu kita renungkan sebagai seorang pendidik dan orang tua. Pasti secara derajat, suci lebih tinggi dari pada kebersihan. Maka dari itu, tidak heran jika saat proses belajar keadaan badan kita bersih dan suci kemudian disempurnakan dengan ruang belajar yang terjaga kebersihannya akan lebih membuat pikiran bahagia, senang, sehat, dan ilmu yang kita berikan kepada siswa akan mudah masuk kepala dan sampai ke relung hatinya. 

Dalam catatanya Prof. Ngainun Naim juga pernah menyampaikan dari Rika Budi Antawati: "bahwa menjaga kebersihan dan kerapian merupakan salah satu kunci sukses hidup. Satu menit yang kita gunakan untuk membersihkan rumah atau tempat kerja [unclutter] memberikan dampak positif yang sangat signifikan bagi kebahagiaan kita" _Donna Smallin Kuper_. Nah, dari sini masihkah kita acuh terhadap pentinya menjaga kebersihan dan kesucian saat proses belajar! tentu tidak kan !

Punjul, 24 Januari 2022




 


Seikat Komitmen Kami



Subadi

    Hari-hari selalu turun hujan, kadang datang di pagi hari, siang, sore, bahkan di malam hari. Hujan yang turun kadang hanya gerimis, sedang, sampai hujan lebat dan disertai angin kencang. Di saat cuaca yang tak menentu seperti saat ini kita harus lebih waspada dalam menjaga kesehatan. Batuk, pilek, sampai demam mulai menyerang siapa saja yang kondisi tubuhnya kurang fit. Saya amati guru-guru dan para siswa banyak yang mulai sakit flu dan batuk. Namun demikian meraka tetap semangat dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru. Salut. 

    Saat ini Tahun Pelajaran di madrasah memasuki semester dua, sudah otomatis banyak kegiatan yang harus diselesaikan dengan baik. Salah satu agenda rutin di semester 2 adalah kegiatan wisuda purnawiyata kelulusan kelas 6 dan ujian akhir madrasah. Meskipun sistem ujian di madrasah semenjak dua tahun terakhir ini sangat berbeda dengan tahun sebelumnya, kami tetap berkomitmen untuk terus mendorong para siswa agar terus menjaga spirit belajarnya. 

    Seluruh madrasah kini sudah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas / PTM 100% setelah kurang lebih 2 tahun pembelajaran dilaksanakan dengan sistem daring/online. Hal ini terjadi karena pandemi covid yang sedang melanda dunia. Pembelajaran daring selama pandemi semata-mata untuk menanggulangi penyebaran virus corona yang begitu cepat dan dahsyat akibatnya. Jaminan keamanan kesehatat tentu lebih diutamakan, disamping pendidikan yang menjadi hak seluruh siswa. Kendati demikian, dengan sekolah online pun pembelajaran tetap terlaksana meski berjalan dengan segala keterbatasan. 

    Telah menjadi tradisi dan rutinitas di madrasah, setiap satu tahun sekali anak-anak mengikuti kegiatan rekreasi atau lebih kerennya kita sebut "study tour". Selama pandemi ini kegiatan itu terhenti, karena aturan mengaharuskan demikian. Tidak ada kegiatan di luar kelas sama sekali, apalagi kegiatan rekreasi ke luar kota. Semua terhenti total. 

    Seluruh siswa telah mendapatkan suntikan vaksin, kegiatan yang semula dilarang kini mulai dijalankan kembali. Para siswa sekarang setiap hari bisa pergi ke madrasah, mereka bisa berbaur dengan para guru, teman-teman, olah raga di luar kelas, sampai kegiatan ekskul mulai dilaksankan kembali. Nampak raut wajah ceria gembira terpancar di setiap senyum dan tawa para siswa. Semoga pandemi benar-benar hilang dan tak kan datang kembali.

    KOMITMEN yang kami maksud adalah bahwa setiap tahun kita meluluskan siswa kelas 6 dan mengembalikan kepada orang tua mereka. Namun kami sadari bahwa mereka yang lulus sekolah tetap membutuhkan motivasi dari kami sebagai pengajar dan pendidik. Setiap siswa harus melanjudkan ke jenjang yang lebih tinggi, baik SMP, MTs, maupun ke pesantren sambil sekolah formal.  Kami harus ikut memastikan bahwa siswa kami tidak boleh ada yang terhenti belajarnya. 

    Komitmen itu sudah sedari dulu kami laksankan, terima kasih yang tak terhingga secara pribadi saya sampaikan kepada wali kelas 6, Pak Elyus Khalwani dan Ibu Piping Susanti, yang setiap akhir semester 2 memberikan bimbingan tambahan yang kadang tak mengenal lelah dan waktu. Satu harapan, yakni  lulusan kelas 6 bisa mengikuti segala rangkain ujian test masuk di sekolah lanjutan favorit yang begitu ketat dan rumit. Semoga jerih payah panjenengan berdua dicatat oleh Allah sebagai amal hasanah. aamin.

    Kami berkomitmen, bahwa kami tidak hanya ingin melulusakan siswa kami kelas 6 dan mengembalikan kepada orang tuanya saja. Namun, lebih dari itu kami ingin ikut andil mengahantarkan siswa kami kelas 6 bisa diterima di sekolah lanjutan yang mereka inginkan. Segala bentuk informasi PPDB dan pesyaratan yang dibutuhkan bapak ibu guru selalu melayani dan menyediakan sesuai yang dibutuhkan. Semoga para siswa di madrasah kami mendapat ilmu yang bermanfaat dan kelak menjadi orang ukses sekaligus mulia. Amin.

Punjul, 23 Januari 2021


Ingat Menulis Ingat Prof. Naim

 

Subadi*

CURHAT. Entah sudah berapa bulan saya tidak mengisi blog ini, Padahal, awalnya saya cukup bersemangat mengunggah tulisan di blog. Sangking semangatnya, saya pernah dalam satu bulan penuh tidak absen mengunggah tulisan di blog. Orang yang malas pasti pandai berdalih dan beralasan, karena sibuk ini, sibuk itu, dan lain sebagainya. Sehingga satu paragraf pun tak kunjung terselesaikan atau malah tak berdaya untuk mengembangakan ide untuk mejadi sebuah tulisan, sekalipun tulisan yang sangat sederhana.

Barangkali ini yang sering melanda penulis pemula, spiritnya mudah naik turun, mudah pasrah pada keadaan, dan mau menulis hanya saat ada mementum saja. Sangat berbeda dengan penulis besar, ia akan selalu berusaha menjaga spirit menulis tetap prima dan cenderung meningkat. Penulis sejati akan menulis di setiap waktu tanpa harus menunggu mementum untuk memulai menulis. 

Hikmah yang dapat saya ambil adalah jika ingin menjadi penulis besar, maka jangan mudah pasrah pada keadaan, harus aktif, selalu berusaha mencari jalan agar spirit menulis kembali meningkat, dan musti konsisten untuk bisa menghasilkan tulisan setiap hari. Sekalipun tulisan yang dihasilkan sangat sederhana.

MOMENTUM. Selang beberapa hari setelah kabar pengukuhan Guru Besar Prof. Ngainun Naim, [Selamat dan sukses njih Pak !] ada undangan masuk di WA group "Ma'arif Menulis" yang intinya undangan menulis ontologi dalam rangka apresiasi pengukuhan Guru Besar beliau dengan topik "Ngainun Naim dan dunia Intelektual" yang undangan itu dishare langsung oleh beliau. 

Barang kali ini bukan hanya sebatas momentum untuk mulai aktif lagi menulis setelah sekian lama tertidur, akan tetapi kesempatan ini lebih sebagai penghargaan bagi kami para anak didiknya yang ada di group untuk ikut menandai atas pengukuhan Guru Besar beliau. Terima kasih Prof. 

Sebagai manusia biasa, dan barangkali sebagai penulis pemula yang masih belajar dan suka malas-malasan saya akan ambil momentum ini untuk coba bangkit kembali dari kemalasan dan lebih rajin lagi untuk menulis, meski sebatas untuk mengisi blog yang sudah lama tertidur. Mudah-mudahan tulisan [lebih tepatnya cacatan] yang sudah terkumpul di blog ini nanti akan bisa terbit menjadi sebuah karya buku seperti teman-teman yang lainnya. Amin.

CERITA UNTUK PROF. NAIM. Siapa sih yang tidak kenal dengan Ustadz satu ini, sosok dosen yang smart, santun, sabar, rendah hati, suka berbagi, kas selalu pakai kaca mata, dan tentu tingkat intelektulitasnya tidak lagi perlu diragukan. Beberapa hari yang lalu status Guru Besar telah beliau peroleh. Tentu, ini capaian nomor wahid dalam dunia keilmuan sekaligus menjadi bukti bahwa Prof. Naim memang bukan orang sembarangan. Sebab gelar itu hanya pantas bagi mereka yang mempunyai prestasi luar biasa dan keberadaannya sangat bermanfaat bagi sesama, melalui karya-karya yang telah ditorehkan, dedikasi pada dunia pendidikan, kiprah membangun peradaban, dan sederet prestasi lainnya. 

Bagi saya, dikatakan kenal tentang seseorang bukan berarti harus pernah berjumpa face to face dengan sosoknya. Akan tetapi, kita bisa mengenali seseorang dari cerita yang kita dengar atau melalui tulisan dan karya-karya orang tersebut. Maka, dalam hal ini saya berkeyakinan bahwa di luaran sana sangat banyak sekali orang yang kenal dengan sosok Prof. Naim melalui blog pribadinya, facebooknya, grop WA nya, dan tentu dari karya buku-buku beliau yang tersebar di mana-mana. 

Topiknya terdengar sederhana [cerita dari para sahabat tentang: "Ngainun Naim dan dunia Intelektual"]. Akan tetapi saya bertanya-tanya keras dalam otak "Apakah saya bisa bercerita sesuai fakta tentang beliau?" entahlah... yang terpenting bagi saya ini adalah momentum untuk mulai giat menulis lagi. Saya tidak akan membebani fikiran saya apakah tulisan ini benar, enak dibaca, runtut, atau bisa dimengeti orang lain. Jujur, saya tidak bisa mengirim kado sebagai hadiah untuk Prof. Naim, namun saya yakin dengan mengirim tulisan ini beliau akan lebih bergembira ketimbang sekedar hanya mengirim kue atau peci hitam. hehe

Sudah cukup lama saya mendengar cerita tentang Prof. Naim, nyaris cerita yang saya dengar hanyalah cerita positif; "pak dosen yang disukai mahasiswanya, suka memberi suntikan motivasi manfaat literasi menulis, pak dosen yang spirit baca tulisnya tinggi, nama dan tulisannya sering terpampang di majalah, dan lain sebagainya". Intinya semua cerita positif tentang Prof Naim. Sehingga terbesit dalam otak saya, mudah-mudahan saya bisa dipertemukan dalam bangku kuliah dan diajar oleh beliau.

Walhasil, saya hingga sampai ini belum pernah menjadi anak didiknya di bangku kuliah, namun saya patut bersyukur telah dipertemukan dengan beliau dalam bangku diklat kepala madrasah yang diselenggarakan oleh PC. LP. Ma'arif NU Kabupaten Tulungagung di Kampus 2 STAI Diponegoro pada tahun 2020 lalu. Pada saat itu Prof. Naim menjadi salah satu pemateri di acara diklat tersebut. Dari sinilah pertemuan secara langsung terjadi. 

Materi "Litersi Digital" yang dibawakan beliau dengan santai itu dijadikan sarana untuk memompa spirit literasi para peserta diklat yang 99% adalah kepala sekolah/madrasah. Dari sinilah kemudian terbangun gerakan literasi di lingkungan kepala sekolah/madrasah di LP Ma'arif NU Tulungagung. Gerakan itu hingga kini terus eksis dengan adanya Group WA " Ma'arif Menulis". 

Awalnya group menulis itu hanya di huni oleh kepala sekolah/madrasah, namun kini sudah berkembang lebih maju dengan bergabungnya guru-guru dari wilayah Tulungagung dan luar Tulungagung. Bukti bahwa spirit literasi yang digelorakan oleh Pak Naim ini berhasil ditandai dengan terbitnya buku-buku karya ontologi maupun buku-buku pribadi dari anggota group WA "Ma'arif Menulis". Luar Biasa. 

Pak Naim bagi saya bukan sekedar pak dosen atau akademisi, namun beliau adalah "Teladan". Jujur tidak sering saya berjumpa langsung dengan beliau, dan juga tidak banyak karya beliau yang saya miliki. Akan tetapi saya berani menyimpulkan atas dasar membaca buku-buku beliau yang saya miliki, tulisan-tulisan beliau di blog, cara beliau memberi bimbingan kami di group menulis, suntikan motivasi, dan cerita bahwa Prof. Naim  adalah orang yang sangat gigih, tekun, pekerja keras, dan tidak mudah putuh asa.

Tidak sedikit orang yang memberi testimoni positif tentang beliau, dan bahkan gelar Prof. sejatinya sudah lama tersemat sebelum beliau secara de jure dikukuhkan menjadi Guru Besar. Jika kita pernah mengintip komentar facebook dan blog beliau rata-rata orang memanggil dengan Prof. Bahkan secara langsung pun banyak yang menyapa beliau dengan  panggilan Prof. Saat ini gelar itu benar-benar terjadi dan resmi. hehe 

Sebagai "teladan" berarti beliau layak untuk dicontoh. Kisah hidup dan perjuangan sampai titik kesuksesan hari ini banyak ditulis di blog dan bukunya. Prof. Naim lahir dari keluarga sederhana, namun kini Prof. Naim menjelma menjadi orang besar yang sangat inspiratif. Kesuksesan yang beliau raih hari ini bukan hal yang datang secara tiba-tiba, akan tetapi merupakan hasil dari ketekunan dan kerja keras. Konsistensi beliau dalam menulis pun kini menjadi keahlian yang luar biasa dan banyak menginspirasi orang lain.

"Menulis memiliki kekuatan yang luar biasa" dan " Spirit adalah kunci" Tulisan yang kaya akan makna ini adalah goresan tinta dari tangan Prof. Naim di buku yang saya miliki. Ingat menulis ingat Panjenengan Prof.

*Kamad MI Tarbiyatussibyan Boyolangu Tulungagung.














RINCIAN BUTIR PKKM


Rincian butir Penilaian Kinerja Kepala Madrasah (PKKM) sebagaimana disampaikan oleh Kasi Pendis

A.    Pertama, Penilaian Kompetensi Usaha Pengembangan Madrasah, mencakup:

1.         Kemampuan mengembangkan madrasah sesuai dengan kebutuhan, yakni kemampuan menggembangkan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan program, menempatkan personalia yang sesuai dengan kebutuhan, dan mengembangkan pedoman dan prosedur kerja organisasi madrasah.

2.         Kemampuan mengelola perubahan dan pengembangan madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif, yakni kemampuan mengembangkan program baru untuk meningkatkan pencapaian target yang lebih tinggi, terampil dalam membangun tim kerja yang efektif untuk mendapatkan produk kinerja yang lebih unggul, menerapkan berbagai teknik pembaharuan dalam pengelolaan pembelajaran dan mampu mengembangkan potensi dan meningkatkan prestasi madrasah.

3.         Kemampuan mengelola hubungan antara madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan yang dilihat dari adanya recana kerjasama dengan lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat, melakukan pendekatan-pendekatan dalam rangka mendapatkan dukungan dari lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat, dan memanfaatkan dan memelihara hubungan kerjasama dengan lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat.

4.         Kemampuan mengelola proses pencapaian 8 SNP sesuai dengan arah dan tujuan Pendidikan nasional, seperti mengaplikasikan pengembangan kurikulum yang mengacu kepada standar isi, mengaplikasikan pengembangan proses pembelajaran yang mengacu kepada standar proses , mengaplikasikan sistem penilaian pembelajaran yang mengacu kepada standar penilaian dan melaksanakan penjaminan mutu pencapaian standar kompetensi lulusan.

5.         Kemampuan mengelola unit layanan khusus madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di madrasah yang dilihat cara mengelola laboratorium madrasah agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan pembelajaran peerta didik, mengelola perpustakaan madrasah dalam menyiiapkan sumber belajar yang diperlukan oleh peserta didik, mengelola usaha madrasah untuk pembelajaran pesera didik dan pemasukan tambahan dana bagi madrasah dan mengelola koperasi madrasah baik sebagai media praktik maupun sebagai sumber belajar bagi peserta didik.

6.         Kemampuan mengelola sistem informasi madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan dengan cara memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam manajemen madrasah, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, baik sebagai sumber belajar maupun sebagai alat/media pembelajaran, memanfaatkan teknologi teknologi informasi dan komunikasi dalam menjalin kerjasama dengan pihak lain dan Memanfaatkan teknologi teknologi informasi dan komunikasi dalam promosi program madrasah dan prestasi yang telah dicapai.

7.         Kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen madrasah dalam hal mengembangkan sistem administrasi pengelolaan secara efektif dengan dukungan penerapan teknologi informasi dan komunikasi, mengelola adminsistasi pembelajaran secara efektif dengan dukungan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dan mampu  mengembangkan sistem pengelolaan perpustakaan secara efektif dengan dukungan penerapan teknologi informasi dan komunikasi.

 

B.    Kedua, Penilaian Kompetensi Pelaksanaan Tugas Manajerial, mencakup:

1.      Kemampuan menyusun perencanaan madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan, mencakup kemampuan mengembangkan RKJM, RKT/RKAM dengan program lainnya berdasarkan data hasil evaluasi dalam pemenuhan 8 SNP, merumuskan visi-misi sebagai arah pengembangan program RKJM, RKT/RKAS dan program lainnya, menentukan strategi pencapaian tujuan madrasah, dilengkapi dengan indikator pencapaian yang terukur dan mampu menyusun program dengan rencana evaluasi keterlaksanaan dan pencapaian program

2.      Kemampuan memimpin madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya madrasah secara optimal dengan memberi contoh berdisiplin; hadir tepat waktu, disiplin menggunakan waktu, dan tepat waktu mengakhiri pekerjaan, melaksanakan peraturan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, menunjukkan keteladanan dalam memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien dan menunjukkan kedisiplinan sebagai insan pembelajar.

3.      Kemampuan menciptakan budaya dan iklim madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik dengan menjadi contoh  dan berbudaya mutu yang kompetitif dalam mendorong peningkatan prestasi akademik dan nonakademik peserta didik, melengkapi sarana dan prasarana untuk menciptakan suasana belajar kondusif dan inovatif bagi peserta didik, memfasilitasi kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan budaya baca dan budaya tulis peserta didik., dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan lomba di bidang akademik dan nonakademik bagi peserta didik

4.      Kemampuan mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal dengan menyusun perencanaan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, melakukan pembinaan berkala untuk meningkatkan mutu SDM madrasah, memfasilitasi guru dan staf administrasi untuk meningkatkan kegiatan pembinaan kompetensi dan memantau dan menilai penerapan hasil pelatihan dalam pekerjaan di madrasah.

5.      Kemampuan mengelola sarana dan prasarana madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal yang dilihat dari kemampuan mengelola fasilitas prasarana, perabot dan sarana madrasah (gedung, bangunan, dan lahan meja, kursi, lemari, peralatan kantor, dan alat kebersihan), mengelola perpustakaan madrasah, mengelola laboratirium madrasah dan kemampuan dalam mengelola fasilitas penunjang madrasah lainnya (bengkel, toko, koperasi, kebun, dsb)

6.      Kemampuan mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik, mencakup penyusunan perencanaan penerimaan, pengelolaan dan pengembangan kompetensi peserta didik, memiliki program pengembangan potensi diri dan prestasi peserta didik, memfasilitasi kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan pembiasaan melalui penanaman nilai-nilai. memfasilitasi kegiatan pengembangan diri bagi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya secara optimal

7.      Kemampuan mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional dengan mengarahkan secara efektif dalam menerapkan prinsip-prinsip pengengembangan KTSP dalam kegiatan IHT, Workshop, Rapat Koordinasi, dan kegiatan MGMP/KKG, mengendalikan pelaksanaan KTSP berlandaskan kalender pendidikan, menerbitkan surat keputusan pembagian tugas mengajar, dan menerapkan aturan akademik, memfasilitasi efektivitas tim kerja guru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran, mengembangkan pelayanan belajar yang inovatif melalui pengembangan perangkat dan sumber belajar yang terbarukan dan memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan kolaborasi dan kompetisi bidang akademik dan nonakademik.

8.      Kemampuan mengelola keuangan madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien yang dibuktikan dengan kemampuan merencanakan kebutuhan keuangan madrasah sesuai dengan rencana pengembangan madrasah, baik jangka pendek maupun jangka panjang, mengupayaan sumber-sumber keuangan terutama dari luar madrasah dan dari unit usaha madrasah, mengkoordinasikan pembelajaran keuangan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan berdasarkan asas prioritas dan efisiensi, membuat laporan dan evaluasi pengelolaan keuangan madrasah sesuai dengan prinsip efisien, tranparan, dan akuntabel.

9.      Kemampuan mengelola ketatausahaan madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan madrasah dengan dibuktikan kemampuan dalam mengelola administrasi surat masuk dan surat keluar sesuai dengan pedoman persuratan yang berlaku, mengelola administrasi madrasah yang meliputi administrasi akademik, kesiswaan, sarana/prasarana, keuangan, dan hubungan madrasah dengan masyarakat, mengelola administrasi kearsipan madrasah baik arsip dinamis maupun arsip lainnya, dan mengelola administrasi akreditasi madrasah sesuai dengan prinsip-prinsip tersedianya dokumen pendukung dan bukti fisik

10.  Kemampuan melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya dengan menyusun standar kinerja program pendidikan yang dapat diukur dan dinilai, melakukan monitoring dan evaluasi kinerja program pendidikan dengan menggunakan teknik yang sesuai, menyusun laporan sesuai dengan standar pelaporan monitoring dan evaluasi dan merumuskan program tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program sebelumnya

 

C.    Ketiga, Penilaian Kompetensi Pengembangan Kewirausahaan, mencakup:

1.         Kemampuan menciptakan inovasi yang bermanfaat dan tepat bagi pengembangan madrasah dengan memahami dan menghayati arti dan tujuan perubahan (inovasi) madrasah, menggunakan metode, teknik dan proses perubahan madrasah, menumbuhkan iklim yang mendorong kebebasan berfikir untuk menciptakan kreativitas dan inovasi, dan mendorong warga madrasah untuk melakukan prakarsa/keberanian moral untuk melakukan hal-hal baru

2.         Kemampuan bekerja keras untuk mencapai keberhasilan madrasah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif dengan cara bertindak kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pekerjaan melalui cara berfikir dan cara bertindak, memberdayakan potensi madrasah secara optimal kedalam berbagai kegiatan-kegiatan produktif yang menguntungkan madrasah, menumbuhkan jiwa kewirausahaan (kreatif, inovatif dan produktif) di kalangan warga madrasah dan mencatat ide-ide baru, kemudian mengembangkannya

3.         Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin madrasah dengan acara bersedia belajar dari orang lain, ingin selalu melakukan yang terbaik dan menciptakan perubahan yang kuat

4.         Memiliki sifat pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi madrasah dengan cara melibatkan tokoh agama, masyarakat, dan pemerintah dalam memecahkan masalah kelembagaan, bersikap obyektif/tidak memihak dalam mengatasi konflik internal madrasah dan bersikap simpatik/tenggang rasa terhadap orang lain.

5.         Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa madrasah sebagai sumber pembelajaran peserta didik     dengan cara merencanakan kegiatan produksi /jasa sesuai dengan potensi madrasah, membina kegiatan produksi /jasa sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan yang rofessional dan akuntabel, melaksanakan pengawasan kegiatan produksi/jasa dan menyusun laporan dan mengembangkan kegiatan produksi/jasa dan pemasarannyA

 

D.    Keempat, Penilaian Kompetensi Supervisi Kepada Guru dan Tenaga Kependidikan

1.         Kemampuan menyusun program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru    dengan cara mengidentifikasi masalah yang guru hadapi dalam pelaksanaan pembelajaran, merumuskan tujuan yang dilengkapi dengan target pencapaian yang terukur, mengembangkan instrumen supervisi.

2.         Kemampuan melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat dengan mengadakan pertemuan awal untuk menjaring data rencana pembelajaran dan menetapkan fokus kegiatan supervisi., melaksanakan kegiatan pemantauan pembelajaran dan membuat catatan yang objektif dan selektif sebagai bahan pemecahan masalah supervisi, melakukan pertemuan refleksi, menganalisis catatan hasil observasi, dan menyimpulkan hasil observasi dan bersama guru menyusun rekomendasi tindaklanjut perbaikan dalam bentuk kegiatan analisis butir soal, remedial, dan pengayaan.

3.         Kemampuan menilai dan menindaklanjuti kegiatan supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru dengan cara memfasilitasi guru dalam merencanakan tindak lanjut perbaikan sistem penilaian hasil belajar, mengecek ulang keterlaksanaan rekomendasi oleh guru, melaksanakan pembinaan dan pengembangan guru sebagai tindak lanjut kegiatan supervisi dan menggunakan data hasil supervisi untuk pemetaan ketercapaian program sebagai dasar perbaikan siklus berikutnya.

 

E.    Kelima, Penilaian Kompetensi Hasil Kinerja Kepala Madrasah mencakup;

1.    Prestasi peserta didik yang pernah diraih seperti Prestasi akademik peserta didik dan Prestasi non akademik peserta didik

2.    Prestasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan seperti Prestasi akademik pendidik dan tenaga kependidikan dan Prestasi non akademik  pendidik dan tenaga kependidikan

3.    Prestasi Madrasah seperti kelebihan prestasi akademik dari madrasah/sekolah lainnya atau kelebihan prestasi non akademik dari madrasah/sekolah lainnya

4.    Prestasi Kepala Madrasah seperti Ijazah yang dimiliki kepala madrasah, Pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti oleh kepala madrasah, Penguasaan ICT kepala madrasah, Prestasi yang diraih oleh kepala madrasah, kegiatan penelitian kependidikan yang telah dilakukan oleh kepala madrasah, kgiatan pelibatan komite dalam mendukung program madrasah dan kegiatan kemitraan dengan stakeholder pendidikan dalam meningkatkan kompetensi guru madrasah.

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...