google-site-verification=a29cQDLicXmx_KpxGtFuPjFzKNqoMZ3FEdNxkyQfTTk Kang Badi'

𝙆𝙖𝙨𝙢𝙖𝙧𝙖𝙣

Kumpulan Puisi Guru MI untuk Mr. Faisal

Harapan terbaik untukmu ialah menghargaimu karena Tuhan. 
Karena Tuhan pula aku mengagumimu. 
Karena Tuhan pula jiwa dan langkah ini tergerak mendekat. 
Karena Tuhan jua aku yakin semua akan indah pada masanya. 

Aku, sudah terlalu sering berpujangga dan mengungkap rasa dari relung hati dan sanubariku.
Jenuh pasti, namun aku seakan tak gentar karena dahsyatnya gelora asmara. 
Percayalah, sejatinya goresan tinta kata manis itu tak sebanding dengan saat kita dipersatukan nanti. 
Semuanya akan aku akhiri hanya dengan " Aku sayang dan cinta kamu", iya kamu, bukan yang lain. 

Kata pujuanganku akan lebih sempurna dan nyata saat kamu membersamaiku, 
Mengukir namaku, namamu, nama orang tua kita, dan juga dua orang saksi hidup di buku merah. 
Menyatunya aku dan kamu, sejatinya juga menyatunya dua keluarga. 
Juga, menyatunya dua perbedaan untuk saling menyempurnakan hingga akhir zaman. 

Cinta dan kasihku, ibarat sekuntum bunga. 
Ia akan selalu mekar, mewangi, asri, dan subur sepanjang waktu.
Percayalah, semua itu akan terjadi mulai pagi hingga fajar bersolek kembali. 
Aku berjanji akan selalu menyayangi, 
Aku berjanji akan selalu menyirami, 
Aku pun berjanji akan selalu menjaga, saat sulit dan lapang. 
Hanya satu pintaku, Agar cinta kita kokoh hingga diujung waktu. 

Meski awalnya cinta kita penuh misteri, tiada sangka kita bisa bersama. 
Hujan mengguyur begitu lebat, namun apakah sang hujan tahu ini tumbuh karenanya? Entahlah.. 
Yang pasti tetesan hujan jatuh ke bumi, darat, dan lautan, yang begitu luas. 
Tapi percayalah, tetesan air mataku tak lain hanya jatuh karena ingat dan merindukanmu, itu pula takdir Tuhan. 

Air mataku, pada saatnya nanti pasti ada saatnya pula bercucuran bak hujan lebat. 
Bukan aku meminta gelapnya hari-hari kita nanti. 
Namun, aku musti sadar dan siap, jika saat nanti datang aral melintang, gelapnya hari tiba di hadapan kita. 
Aku tetap milikmu, dan kamu juga tetap milikku. 
Saat kau menangis, akulah yang layak mengusap setiap tetes air matamu. 
Saatnya aku gembira, kamulah yang paling dahulu merasakannya. 
Aku tak kan letih untuk menyayangi dan mencintaimu. 
Hingga ujung waktu. 

By Faisal&Friend's





Sekapur Sirih Acara Pelepasan Santri Kelas 6 2021 [MITARBOY]

S u b a d i

Bismillah. Assalamu'alaikum Wr. Wb. 

Yang kami hormati, Ketua BP3MNU Lembaga Bpk. H. Mahsunuddin, M.H.I. Beserta pengurus Yayasan, Ibu Hj. Nur Maslahah, S.Ag
Yang kami hormati, Ketua Komite, Bpk. Sugianto, S.Pd.I
Yang kami hormati, Bapak Ibu wali murid kelas 6
Yang kami hormati, Bpk/Ibu guru MI Tarbiyatussibyan Boyolangu
Anak-anak ku yang kami sayangi dan banggakan. 

Pertama-tama, mari kita panjatkan puji serta syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat kepada kita, sehingga kita mampu beribadah, menuntut ilmu, dan beramal saleh. Semua bisa terjadi semata-mata karena hidayah dan taufik Alloh SWT. 

Shalawatullahi wa salamuhu, semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya. Dengan senantisa rajin melantunkan shalawat kepadanya, mudah-mudahan kita mendapatkan pertolongan dari nya kelak di yaumul akhir. Aamiin..

Bapak Ibu, anak-anakku.. Alhamdulillah wasyukurillah.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, sembari mematuhi protokol kesehatan, memakai masker, facesild, dan tidak berjabat tangan, sebab masih dalam suasana pandemi covid-19, kita dapat bertemu dalam acara pelepasan siswa kelas 6, yang sebentar lagi akan meninggalkan madrasah tercinta-nya ini.

Tidak terasa, enam tahun telah berlalu. Pada hari ini kami pihak sekolah harus melepas kepergian siswa/siswi yang kami cintai, dan mengembalikannya kepada Bapak/Ibu selaku orang tua anak-anakku semuanya. 

Terima kasih atas kehadiran Ibu dan Bapak (orang tua/wali siswa) di madrasah kami ini. Terima kasih juga atas kepercayaan dari Ibu dan Bapak kepada kami, yang telah menitipkan anak-anaknya bersekolah di sini dan mempersilakan mereka untuk kami didik. 

Ini adalah sebuah kebanggaan bagi kami.

Untuk anak-anak ku kelas 6 yang kami lepaskan hari ini, Bapak sekaligus mewakili seluruh guru yang talah mendidik kalian semua, berpesan kepada anak-anak kelas 6 yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, baik ke Mts, ke Pesantren, dan juga ke SMP, ada beberapa pesan dari kami untuk kalian semua. 

1. Jagalah selalu semangat belajar kalian.
2. Jadilah anak yang berbakti kepada orangtua.
3. Selalu menjaga nama baik sekolahmu, dimana pun itu.
4. Jadilah anak yang berguna bagi bangsa, negara dan agama kamu.
5. Jadilah anak yang selalu berakhlakul karimah di manapun kalian berada ( menjadi anak yang berakhal untuk diri pribadi, kepada sesama, kepada Nabi dan Allah SWT). 

Terakhir, kami juga tidak lupa meminta maaf pada anak-anak sekalian, atas segala kekhilafan dan kesalahan kami segenap dewan guru. Mungkin dalam pandangan anak-anakku semua kami terkesan keras atau bahkan mungkin sampai sedikit memukul pada kalian yang membuat kalian kurang berkenan, walaupun sesungguhnya itu kami lakukan, bukan karena ketidak sukaan atau kebencian terhadap kalian, tetapi itu semua terjadi pada dasarnya adalah demi kebaikan kalian semua. Namun demikian bila kalian anggap menyakitkan dan tidak berkenan kami pun minta maaf kepada kalian semua.

Akhirnya, dengan berberat hati kami ucapkan selamat jalan wahai anak-anakku tercinta, semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan memberkahi perjalanan kalian dalam menuntut ilmu. Apa yang menjadi cita-cita kalian semua semoga tercapai. Semoga kalian menjadi orang-orang yang beruntung baik di dunia dan akhirat. Amin. 

Kiranya itu yang bisa kami sampaikan. Mohon maaf atas segala kilaf. Ihdinasshiratol mustqim. Terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamu alaikum wr. wb.

Baper di Musim Wisuda [Tafsir Hymne Guru]

S u b a d i 

Bismillah. Antara bulan Mei sampai Juni merupakan bulan musim purnawiyata anak sekolah di setiap jenjangnya. Yang rampung sekolah TK bisanya diwisuda kemudian melanjutkan ke SD, yang rampung SD juga diwisuda kemudian mereka sibuk mencari sekolah lanjutan yang klik di hati anak dan orang tua, dan begitu seterusnya. Purnawiyata kini sudah menjadi tradisi tahunan bagi sekolah formal maupun non formal di Indonesia. 

Saat acara purnawiyata, ada satu lagu yang tak pernah ditinggalkan untuk dilantunkan, lagu itu ialah "Hymne Guru". Sebuah lagu yang liriknya menggambarkan urgensinya peran sosok seorang guru dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Lagu yang sampai hari ini terus lestari dan penuh makna itu adalah karya dari seorang guru SMP asal kota Madiun pada tahun 1980-an. Sosok guru pencipta lagu indah itu bernama Bapak Sartono.

Sebelum penulis mencoba mengulik makna di balik lagu Hymne Guru itu, ada baiknya dihadirkan lirik lagunya. Siap? 

"Terpujilah wahai engkau ibu-bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa".

Saat kita melantunkan lagu itu bersama para siswa di acara purnawiyata, tak jarang kita meneteskan air mata. Meski kita detik itu berada pada posisi guru, namun hati kita selalu ingat kepada guru-guru kita, yang telah mendidik dan menghantarkan kita menjadi manusia yang lebih bermartabat. Teruntuk guru-guru kita, semoga jasamu dalam jalan ilmu menjadi penuntun langkahmu kelak ke tempat kebahagiaan abadi, surga Allah. Aamiin. 

Saat kita mendengar lagu itu pula, kita akan teringat juga dengan satu istilah yang terpatri kuat dalam pandangan orang Jawa, yakni istilah yang disematkan untuk sosok seorang guru "digugu lan ditiru". Secara sederhana bisa dipahami guru itu diikuti dan dicontoh. Kemudian kita juga akan ingat apa yang telah dipesankan oleh Ki Hajar Dewantara; " Ing ngarso sungai tuladha". Yang maknanya di depan harus menjadi contoh. Tentu contoh yang mulia, bukan yang lain. 

Selain itu, sebagai mana termaktub dalam lirik lagu Hymne Guru mulai baris ke 6 di atas, sungguh "wah" Representasi sosok seorang guru di negeri Indonesia ini. Betapa tidak, sebab, laku pribadinya menjadi model kehidupan atau teladan yang banyak dipandang orang. Singkat kata, ini menandakan adanya pengakuan akan eksistensi sosok guru dalam kehidupan umat manusia.

Sadar ataupun tidak, peran-peran kita sebagai guru di tengah umat bagaikan mentari yang menerangi kehidupan setiap hari, bagaikan purnama yang menambah indahnya malam, dan bagaikan bintang-gumintang yang menyala terang dalam gelapnya malam.

Guruku, Sungguh engkau bagai angin penyejuk di tengah gersang dunia,bagaikan air yang mensucikan noda kehidupan, bagaikan induk tanaman yang tidak hentinya menumbuhkan tunas-tunas kebaikan.

Engkau Laksana hujan yang membasahi bumi di tengah bencana kekeringan. Jembatan yang menghubungkan cita-cita menuju kesuksesan, bumi yang siap disemai bibit-bibit unggul pembela-pembela kebenaran.

Guru adalah manusia yang berbeda dari sekian peserta di alam raya. Manusia-manusia berpengaruh yang pernah dilahirkan oleh sejarah. Engkau manusia spesial yang dikirim dari langit untuk membantu memakmurkan bumi.

Guru, sosok dan keberadaanmu menjadi wajib diadakan di bumi, karna engkau bukanlah makhluk kiriman gratis dari langit.  Pantas lah jika guru mendapat pujian dalam bentuk sebuah lagu, seperti Hymne Guru. 

Walhasil; Sebagai bagian dari orang pernah belajar Agama kita juga mengetahui, sejatinya Allah beserta rasulnya juga telah memberikan sanjungan yang lebih menggugah jiwa kepada orang-orang yang berilmu dan mau mendedikasikan hidupnya di jalan pendidikan, ta'lim wa al muta'allim. Oleh karena itu, Guru tak kan sudi bergeser niatnya dan tetap istikamah menjadi Guru, sebagai living model di tengah-tengah pusaran umat manusia. Wallahu a'lam bisshawab. 

Punjul, 16 Juni 2021

Perempuan & Dakwah

S u b a d i

Bismillah. Terbukti, bahwa keterlibatan kaum perempuan dalam berdakwah bukanlah hal yang baru. Nyatanya, sejak zaman Rasullulah, peran perempuan dalam dakwah Islam cukup besar. Taruhlah, Sayyidah Khadijah, Aisyah, maupun Fatimah. Sejarah mencatat bahwa peran mereka dalam membersamai Rasulullah mensyiarkan agama Islam sangat besar. 

Sejarah perjuangan bangsa juga merekam tokoh-tokoh perempuan hebat, seperti Raden Ajeng Kartini, Cut Nyak Din, dan para tokoh wanita lainnya. Peran dan semangat mereka dalam berdakwah mensyiarkan Islam patut diteladani. Pastinya, mereka dalam berdakwah melalui caranya masing-masing. Sesuai konteks, situasi, dan tantangan bangsa saat itu.

Tantangan berdakwah hari ini pasti berbeda dengan waktu silam. Saat ini, kita berada di era digital, gempuran informasi cukup deras, maka dakwah islam tidak hanya menjadi tugas kaum laki-laki semata. Akan tetapi, peran perempuan sangatlah dibutuhkan. Perlu diingat, perempuan berdakwah bukan hal yang tabu lagi, asal sesuai koridor. Mereka bisa berdakwah dengan benar dengan tuntunan guru yang Alim. 

Ya, tantangan pendakwah di era millenial seperti saat ini memang cukup berat. Maka dari itu, sebelum memulai dakwah melalui media digital musti diawali dengan belajar terlebih dahulu, membekali diri dengan ilmu agar mampu menguasai materi dengan benar. Karena, persoalan materi dakwah itu lebih kompleks, sehingga membutuhkan kehati-hatian dalam berbicara, supaya tidak menimbulkan masalah yang lebih besar, meskipun bukan persoalan pro kontra. 

Berdakwah melalui media digital, memang memiliki tantangan yang cukup berat. Karena dalam berdakwah terkadang benar pun masih dicari-cari celah kesalahannya, dan yang salah kadang juga masih dicari celah-celah pembenaranya. Oleh sebab itu, sebagai pendakwah musti memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan yang memadai, agar mampu menjawab semua tantangan yang ada. 

Di era digital seperti saat ini, banyak sekali pola pikir yang menyimpang, sebab hanya membaca dari literatur yang bergentayangan di media sosial yang menurutnya benar, namun sejatinya masih butuh filter. Maka disinilah pentingnya guru yang nyata. Sebab, jika ada hal yang kurang tepat, guru bisa memberikan pencerahan dan mampu membuktikan kebenarannya. Semoga ada manfaat. Amin. 

Boyolangu, 15 Juni 2021




RODA KEHIDUPAN


S u b a d i

Bismillah. Adakah orang yang sama sekali tidak pernah menghadapi persoalan dalam kehidupannya? ahh, sepertinya tidak ada satu pun orang yang bebas dari persoalan hidup, sekalipun itu kecil dan remeh. Semisal rasa ketakutan, lapar, kekurangan harta benda, pesakitan, dan lain sebagainya. 

Kehidupan manusia selalu mengalami perubahan. Setiap detik saja usia manusia terus bertambah, pagi masih segar-bugar sore hari bisa saja terserang batuk dan pilek, malam hari semangat begitu menggelora siang hari tiba-tiba semangat itu menjadi lembek bahkan hilang entah kemana, dan lain sebagainya.

Perubahan dalam kehidupan tidak mungkin terelakkan oleh setiap orang. Sebab perubahan adalah sebuah keniscayaan. Seseorang pada satu saat menjumpai kemudahan dalam segala hal, dan pada lain waktu menemui kesulitan. Di satu saat bisa bersedih, di saat yang lain tiba-tiba bahagianya tak terkira. Sejatinya ini adalah dinamika kehidupan yang musti disikapi dengan arif supaya hidupnya semakin bermakna begitu juga kualitas imannya semakin mantap .

Secara sederhana perubahan kehidupan biasa disebut dengan "roda kehidupan selalu berputar". Ibarat roda perputar, terkadang sisinya berada di atas, di samping, dan juga di bawah. Di atas biasa dikonotasikan kondisi sesorang dimana semua terasa baik dan menggembirakan dan saat di bawah dianggap kondisinya kurang beruntung dan tidak mengenakkan.

Kiranya tidak ada satu pun orang yang tak pernah mencicipi ujian dan cobaan hidup. Maka agama mengajarkan, saat diuji cobaan, sikap yang paling tepat hanyalah bersabar. Bersabar bukan berarti putus asa, melainkan menerima ketentuan yang diberikan Allah SWT dengan ikhlas, sembari terus menaruh prasangka baik tanpa meninggalkan ihtiyar untuk bisa lulus melewati ujian yang telah Dia berikan. Keyakinan ini musti ditancapkan kuat-kuat dalam hati bahwa Allah akan memberikan kemudahan, mungkin saja nanti, atau di kemudian hari. 

Barangkali, saat ini di antara kita sedang bertani, apakah menanan padi atau jagung, namun gagal panen. Atau panennya sukses, namun harganya jauh dari harapan. Atau yang jadi mahasiswa, nilai IPK nya jauh dari kata memuasakan sehingga sulit malamar pekerjaan. Atau yang menjadi sopir angkot, sebab pandemi Covid-19 pelanggan menjadi sepi sehingga pemasukan tak cukup untuk biaya operasional mobil, apalagi untuk biaya hidup keluarga sehari-hari. Yang jadi pegawai, gaji dan tunjangan tidak kunjung cair.  Yaaah, ini baru ususan pribadi sudah begitu pelik, belum lagi masalah bangsa yang imbasnya pasti dirasakan rakyat secara keseluruhan, termasuk peredaran Covid-19 yang tak kunjung beres, misalnya. 

Walhasil. Di saat-saat demikian, sebagai rakyat beriman kita harus tetap menata hati untuk memposisikan Allah pada dugaan yang selalu baik. Kita harus selalu yakin bahwa Allah pasti bisa menyelasaikan urusan yang nenurut ukuran kita sangat rumit. Jika kita meyakini bahwa Allah tidak akan bisa menyelesaikan masalah kita, bisa dipastikan masalah pun tidak akan kunjung tuntas. Sebab, dalam hadis Qudsi sudah disebutkan dan kerap kali kita dengar: "Aku itu pada posisi dugaan hamba-Ku pada-Ku" .

Sehingga, satu kata terbaik yang bisa menjadi solusi hanyalah sikap optimis. Sebab, optimisme merupakan sumber keilmuan, apa saja. Karenanya membangun optimisme adalah sebuah keniscayaan, sembari membenahi kekurangan yang ada, melakukan evaluasi akan sikap kepribadian, kinerja, dengan selalu mengedepankan do'a kepada Allah dengan rajin, supaya semua bentuk ujian, cobaan, dan permasalahan kehidupan lainnya terselesaikan dengan caraNya yang terindah. 

Boyolangu, 14 Juni 2021

Ayo Bercerita Tentang Indonesia !


S u b a d i

Bismillah. Termasuk bagian dari rakyat Indonesia, kita pada hari ini, selasa 1 Juni 2021 sangat layak untuk mengingat bahwa setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Mengingat-ingat saja ihwal hari bersejarah itu bagi penulis merupakan wujud syukur dan bukti kecintaan kita pada bumi pertiwi, sekaligus penghormatan kepada para Pahlawan bangsa yang telah memperjuangkan kemerdekaan Negara Indonesia.

Mengingat, ada satu tonggak awal dimana seluruh anak bangsa dengan leluasa untuk bergerak wewujudkan cita-cita kehidupan bangsa Indonesia yang lebih baik, adil, dan sejahtera. Tonggak awal itu adalah dikumandangkannya Proklamasi kemerdekaan. Ia sejatinya buah perjuangan panjang dan meletihkan seluruh anak bangsa dalam rangka menjaga, melawan, dan mempertahankan kehormatan bumi pertiwinya dari segala bentuk penjajahan. 

Semangat perjuangan merupakan nilai dasar yang dikandung oleh proklamasi. Semangat itu berkobar untuk berperan sebagai pembangkit semangat melakukan pembangunan diberbagai bidang, baik mental, spiritual, ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan juga keamanan.

Sejarah mencatat bahwa presiden pertama Republik Indonesia dalam pidatonya di forum PBB tanggal 30 September 1960 memperkenalkan kepada dunia bahwa Pencasila sebagai konsepsi dan cita-cita bangsa Indonesia. dst




LEBARAN Yesss!

S u b a d i 

Bismillah. Ada satu momen utama yang selalu ditunggu-tunggu oleh muslim Indonesia sehabis 1 bulan penuh menjalankan ibadah Puasa Ramadhan. Ya, momen itu disebut Lebaran. Lebaran bisa dimaknai sebagai ajang silaturrahim untuk berkunjung ke keluarga, sanak saudara, tetangga, teman, sesepuh, guru, dan masyarakat luas. 

Lebaran sendiri sudah sejak lama menjadi tradisi muslim Indonesia. Bahkan mereka rela berbondong-bondong mudik [pulang kampung] setiap Lebaran tiba. Tak lain karena sebuah tujuan untuk menyambung tali kasih, pengobat rindu, saling bermaafan, berbagi, dan mempererat tali persaudaraan. Sesungguhnya momen Lebaran yang demikian itu hakikatnya adalah Silaturrahim

Jika ditelisik lebih dalam lagi, silaturrahim sebagai agenda utama lebaran secara syariat merupakan amalan mulia yang diperintahkan agama yang harus selalu dijaga. Silaturrahim mampu menyambungkan apa-apa yang tadinya putus dalam relasi hablum minannas. Dan bahkan, sering disampaikan bahwa silaturrahim mempunyai fadhilah memperpanjang umur serta melapangkan rezeki. 

Muhammad Quraish Shihab menuturkan satu hadits tentang subtansi silaturrahim dalam karyanya Membumikan Al-Quran: Peran dan Fungsi Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat: 317. Bunyinya demikian: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Laysa al-muwashil bil mukafi’ wa lakin al-muwwashil ‘an tashil man qatha’ak. (Hadits Riwayat Bukhari)

Artinya: “Bukanlah bersilaturrahim orang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturrahim adalah yang menyambung apa yang putus.” (HR Bukhari). 

Dari Sabda Nabi Muhammad tersebut, jelas termaktub bahwa silaturrahim menyambung apa yang telah putus dalam hubungan hablum minannas. Manusia tidak terlepas dari dosa maupun kesalahan sehingga menyebabkan putusnya hubungan. Di titik inilah silaturrahim mempunyai peran penting dalam menyambung kembali apa-apa yang telah putus tersebut.

Perlu disadari, bahwa silaturrahim tidak musti menunggu momen Lebaran tiba. Manusia tidak mungkin harus menunggu berbulan-bulan untuk menyambungkan apa-apa yang telah putus, sebab batas umur manusia tidak ada yang pernah tahu. Sehingga manusia akan sangat merugi jika nyawa tidak lagi dikandung badan sedang ia masih menyimpan salah dan dosa kepada sesama, orang lain. 

Kendati demikian, bukan berarti momen Lebaran menjadi sia-sia. Malahan, ia bisa menjadi momen yang paling tepat jika di hari-hari lain belum mampu menyambungkan apa yang telah putus. Sebab, energi kembali ke fitri turut mendorong manusia untuk berlomba-lomba mengembalikan jiwanya pada kesucian. Idul Fitri-lah yang mampu melakukannya. 

Walhasil, jangan pernah memutus tali silaturrahim, karena disamping ia mengandung bukti konkret tentang kasih sayang, ketulusan, dan rasa rahmat, silaturrahim nyatanya merupakan bagian dari syariat islam. Wallahu a'lam bisshawab.

Punjul, 22 Mei 2021

3 HAL PENOPANG IBADAH KITA !


S u b a d i

Bismillah, alhamdulillah hari ini saya masih diberi kesempatan untuk mencicipi halaman demi halaman kitab yang lama tidak saya buka. Tradisi membaca memang perlu terus dilestarikan, meskipun hanya sedikit waktu yang disisihkan untuk membaca. Ya, saya percaya membaca sejatinya bukanlah aktivitas yang berat dan membutuhkan banyak biaya. Namun jika belum terbiasa, membaca rasanya bisa menjadi sesuatu yang sangat berat, malas seperti saya ini. Hehe

Kitab yang saya miliki rata-rata hanya seputar ibadah, akhlak, ilmu Qur'an, hadits, manthiq, blaghah, ilmu alat, dan tauhid saja. Itu pun masih dalam tingkatan yang sangat dasar sekali. Maklum, saat nyantri dulu selain hanya dalam waktu yang sangat singkat, barangkali kemalasanlah yang menjadi faktor utama, sehingga tidak sampai menjadi orang alim seperti teman-teman yang lain. Namun, meski demikian saya tetap wajib bersyukur dengan kesempatan yang telah Allah berikan kala itu. Alhamdulillah. Yang sedikit ini semoga bisa bermanfaat. Amin. 

Pada beberapa halaman kitab yang saya baca, coba mengulas keterkaitan lafadz iyyaka na'budu dalam surat al-fatihah dengan persoalan ibadah kepada Allah SWT. Disebutkan bahwa ibadah seorang hamba kepada Allah SWT keberhasilannya senantiasa ditopang oleh tiga hal, yakni hati, lisan, dan angota tubuh. 

Pertama, Hati. Disebutkan bahwa ibadah merupakan perjalanan seorang hamba menuju Allah SWT. Sebelum seseorang berkata dan bertindak maka hatilah yang paling pertama bergerak dan merespons segala sesuatunya. Dalam hal ini, hati akan melintasi beberapa tahapan untuk menuju al-Haq. Persinggahan hati yang pertama adalah al-Yaqzhah yakni kerisauan hati setelah terjaga dari kelenaan. 

Secara sederhana dapat dipahami begini, seseorang yang awalnya terlena kemudian mulai tersadar. Ya, dalam keadaan sadar seseorang hatinya akan mulai galau dan ingin melakukan amal ibadah. Saat keinginan muncul pada hati seseorang pasti ia akan mendapatkan ilmu/pengetahuan untuk menuju tahap selanjutnya. 

Tahap kedua yang akan dilintai oleh hati disebut al-Azm yang bisa dimaknai dengan niat atau tekad untuk memulai sebuh amal. Saat seseorang sudah mempunyai niat dan tekad yang kuat, ia akan segera mempersiapkan diri untuk belajar tentang cara dan lain hal yang dapat mengantarkan dia kepada tujuannya. Bahkan, disamping itu ia akan mencari cara bagaimana menyikapi godaan dan rintangan yang akan menghadang tujuannya. 

Kemudian, setelah niat dan tekad telah menjadi kuat, maka seseorang akan memasuki apa yang disebut dengan Fikrah. Al-fikrah merupakan fokusnya perhatian hati kepada sesuatu yang hendak dituju atau dicari, meskipun dia belum memiliki gambaran jalan yang akan ditempuh untuk mengantarkan kepada sebuah tujuan. Itulah makna fikrah

Sejatinya, hati yang sudah terfokus, hanya memiliki satu tujuan yakni kepada Allah semata, tanpa terpengaruh godaan dari kanan maupun kiri. Jika ini sudah terjadi, maka seseorang akan memasuki tahapan al-bashirah. Lalu apa maksud dari al-bashirah itu? Disebutkan bahwa ia adalah cahaya dalam hati untuk melihat janji dan ancaman, surga dan neraka. Tegasnya, cahaya bashirah merupakan sebuah keistimewaan atau ilmu yang disusupkan oleh Allah SWT ke dalam hati hambaNya. Ia menjadi mata batin yang mampu mengetahui apa-apa yang terkandung dalam sesuatu yang madharat maupun manfaat, begitu juga yang terkandung di balik larangan maupun perintah Allah SWT. 

Jika hati seseorang telah mendapatkan hal-hal tersebut, dapat dipastikan hatinya akan semakin tulus dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Hatinya mempunyai tujuan yang satu, yaitu terfokus kepada Allah SWT. Dan apabila maksud/tujuannya kuat maka ia akan memulai perjalanan menuju Allah SWT dengan tawakkal. 

Kedua, Lisan. Meskipun hati seseorang telah kokoh sebagai penopang utama ibadah seseorang, namun lisan tidak kalah penting. Dijelaskan ibadah secara lisan setidaknya harus memperhatikan lima perkara. Yang wajib bagi lisan diantaranya mengucapkan dua kalimat syahadat, sebuah kesaksian kepada Allah SWT serta merupakan pondasi ibadah. Kemudian lisan untuk membaca al-Qur'an, seperti menjaga keabsahan shalat, mengucapkan zikir yang wajib dalam shalat, dan membalas salam atau mengucapkan salam. 

Yang sunnah bagi lisan di antaranya membaca Al-Qur'an secara rutin/istiqomah, menyebut asma Allah, menggali ilmu dan lain sebagainya. Sedangkan yang haram bagi lisan di antaranya mengucapkan perkataan yang dibenci Allah SWT dan RosulNya, menyampaikan  sesuatu yang bertentangan dengan ketetapanNya, menyuruh kepada bid'ah, menuduh, mencaci, bohong, memberi kesaksian palsu, dan mengatakan tentang Allah SWT tanpa didasari ilmu. Sedangkan yang makruh bagi lisan adalah mengatakan sesuatu, padahal andai kata hal itu tidak dikatakan, maka akan lebih baik. 

Ketiga, Anggota Tubuh. Anggota tubuh seseorang tidak bisa dinafikan dalam urusan ibadah, karena ia sangat menentukan terjadinya sebuah tindakan ibadah atau amal ibadah. Munculnya sebuah amal untuk berbuat semata-mata terdorong oleh tujuan yang kuat. Tekat yang kuat itu menjadi daya yang memotivasi terjadinya tindakan/amal. Sehingga seseorang akan segera dapat mengawali ibadah, yakni berbuat dalam melakukan perjalanan menuju Tuhan Yang Maha Benar. 

Walhasil: Ketiga penopang ibadah ini [hati,lisan, dan anggota tubuh] haruslah sejalan dan disempurnakan, demi terlaksananya ibadah dengan baik dan benar, sampai pada tujuan, dan diridhai oleh Sang Khaliq, Allah Azza Wajalla. Wallahu a'lam bisshawab.

Punjul, 5 Mei 2021



MADU TEMANKU


S u b a d i

Bismillah, semenjak aku bergabung dengan HPAI 6 tahun yang lalu, selain bertambah banyak teman aku juga merasa lebih dekat dengan madu. Madu di bisnis ini masuk dalam kelompok produk sunnah, sederajat dengan minyak zaitun, susu, dan kurma. Dikatakan produk sunnah karena ia termasuk salah satu kegemaran Baginda Nabi Muhammad SAW.

Hal yang sangat membahagiakan ketika berteman dengan madu adalah saat pelanggan merasakan manfaat madu yang dibeli dariku. Selama ini sudah banyak sekali pelanggan setia yang merasakan manfaat dari madu. Badan menjadi lebih fit dan sakit yang mereka derita banyak mendapatkan kesembuhan lantaran rutin minum madu. Alhamdulillah ya Allah, semuanya hanya karena kehendakMu. 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa madu dipercaya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh bila dikonsumsi secara rutin dan tidak berlebihan. Saat ini madu juga digunakan untuk berbagai jenis pengobatan tradisional hingga modern. 

Literatur mengatakan, secara klinis madu mengandung antibakteri sehingga membuat tubuh dapat terhindar dari penyakit. Madu juga dapat membersihkan kotoran di usus, menyembuhkan batuk berdahak, menyembuhkan luka, menyehatkan pencernaan, hingga meningkatkan daya tahan tubuh. Subhanallah

Selain itu, madu menjadi minuman yang istimewa sebab ia memiliki kualitas antioksidan yang tinggi, termasuk asam organik dan senyawa fenolik. Kandungan antioksidan dapat bermanfaat pada risiko serangan jantung, stroke, meningkatkan kesehatan mata, dan beberapa jenis penyakit kangker. 

Soal manfaat madu yang luar biasa ini, Nabi Muhammad SAW bersabda: " Madu adalah penyembuh bagi segala penyakit dan al-Qur'an adalah penyembuh apa yang ada di dada. Maka bagi kalian ada dua penyembuhan; Al-quran dan Madu." , [HR. Ibnu Majah, 3452 dari Hadist Ibnu Mas'ud]. Dan Ibu Majah juga meriwayatkan bahwa Nabi juga pernah bersabda: "Barang siapa yang minum madu 3 tegukan dalam setiap bulannya, dia tidak akan terkena bala' yang besar". [HR. Ibnu Majah].

Subhanallah, sungguh sempurna ciptaanMu ya Allah... Alhamdulillah. 

Boyolangu, 4 Mei 2021



Sudahkan Kita Bermuhasabah Hari Ini?

S u b a d i

Bismillah. Secara ringan muhasabah bisa dimaknai menghitung. Dalam wacana kesufian, muhasabah artinya instrospeksi diri. Lebih spesifik lagi muhasabah bisa difahami sebuah kesadaran untuk menimbang antara baik dan buruk, antara manfaat dan madharat, antara  haq dan bathil, dan lain sebagainya.

Saat ini kita berada di bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh rahmat dan ampunan dari Allah SWT. Setiap umat yang beriman berlomba-lomba dalam kebaikan dan beribadah kepadaNya. Siang untuk berpuasa, malam untuk tarowih dan qiyamul lail. Ibadah kebanyakan umat bertambah lebih banyak dibanding bulan-bulan sebelumnya. Surau dan masjid pun selalu penuh dengan jamaah shalat, terlebih waktu malam hari. Sungguh pemandangan yang menyejukkan dan damai. 

Senyampang mengisi dan berdiri tegak menikmati welas-asih Allah Ta'ala di bulan yang penuh ampunan dan pembebasan ini, tak ada salahnya jika kita pergunakan untuk berfikir, selagi yang kita fikirkan adalah hal yang positif, terlebih bisa bermanfaat. 

Saat bicara soal ibadah, berarti kita sejatinya sedang membincang tentang berjalan menuju Tuhan. Maka sudah sepatutnya kita memperhitungkan sesuatu yang ada dalam perjalan, diawali dengan menyiapkan tekad dan bekal, kendaraan yang akan kita tumpangi, serta hal lain yang kita butuhkan untuk mensukseskan perjalanan kita. Sebab perjalanan yang kita lalui akan terus bergerak dan tak kan pernah kembali.

Satu point penting yang tidak boleh kita kesampingkan saat berjalan menuju Tuhan [ibadah] adalah muhasabah. Muhasabah menjadi sangat penting sebab dengannya kita akan selalu ingat dengan diri sendiri. Ia mampu menunjukkan kekurangan, ketidaksopanan, serta memperlihatkan dosa-dosa kita kepada Allah SWT. Dengan muhasabah kita akan terbantu untuk menimbang diri kita sendiri dan berhias untuk mengumpulkan bekal untuk menyambut masa depan, Akhirat. 

Sebagai hamba, kita sering merasakan nikmat, dan kita juga pernah melakukan kejahatan. Sekecil apapun nikmat yang pernah kita rasakan dan seremeh apapun kejahatan yang pernah kita lakukan. Dengan muhasabah kita akan menemukan apa sesungguhnya yang dari Allah dan apa yang berasal dari diri kita sendiri. Sehingga kita akan tahu di mana letak ampunan dan rahmatNya sekaligus tahu dimana letak kehancuran dan kerusakan. 

Dengan muhasabah pula kita akan terbantu membandingkan betapa luas kemurahan Allah dan betapa sempit pengabdian kita kepadaNya. Betapa Agungnya Allah dan betapa hinanya kita. Kita juga akan semakin menyadari bahwa Dia-lah yang layak disembah dan kita adalah hamba yang wajib menyembah. 

Namun perlu dicatat, bahwa muhasabah bukanlah hal yang mudah begitu saja dikerjakan. Sampai Ibnu Qoyyim al-Juziyyah menuturkan tiga syarat agar seorang hamba dapat bermuhasabah, tiga hal itu adalah :

Pertama, cahaya hikmah adalah ilmu yang dimiliki seseorang, dengan ilmu seseorang akan mampu membedakan mana yang haq dan bathil. Cahaya hikmah hanya akan akan datang kepada seseorang yang hatinya telah mendekat kepada Allah dan tekun berbadah kepadaNya. Jadi caya hikmah ini tidak akan datang begitu saja. 

Kedua, kita harus berprasangka buruk kepada diri sendiri. Sederhananya jika kita tidak pernah berprasangka buruk kepada diri sendiri, pasti pada satu titik kita akan merasa selalu baik dan benar. Dan fatalnya jika kita sampai melihat yang sajatinya keburukan sebagai kebaikan dan aib sebagai kesempurnaan. Naudzubillah. Ingat, kehancuran Fir'aun tak lain karena disebabkan oleh selalu menganggap dirinya paling baik dan sempurna. 

Ketiga, dapat membedakan nikmat dan ujian. Maksudnya, kita musti memahami dan mengetahui mana yang mengandung rahmat kasih sayangnya dan mana nikmat yang hanya semu. Kita musti bisa menentukan mana nikmat yang merupakan kasih sayang Allah yang bisa membawa kepada kenikmatan abadi, dan mana kenikmatan yang sejatinya hanya tipuan semata. 

Semoga kita senantiasa dituntun oleh Allah SWT selalu berada pada jalan yang diridhai, diterima semua amal kebaikan kita, dan dijadikan menjadi hambaNya yang mampu bermuhasabah. Amin. 

Punjul, 03 Mei 2021







الام ‏هي ‏مدرسة ‏الاولى ‏


S u b a d i

Bismillah, sudah menjadi lazim bahwa seluruh manusia yang wujud di bumi ini terlahir melalui perantara seorang Ibu. Hal ini tentu sudah menjadi kodrat bagi hidup manusia. Kecuali manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT, sebagai cikal bakal -Ibu dan Bapak-  awal bagi manusia, siapa lagi kalau bukan Adam dan Hawa.

Membincang tentang sosok seorang Ibu pasti selalu menarik dan bermakna. Satu waktu bisa membuat hati dan raup muka gembira ria, di waktu yang lain bisa membuat kita sedih merintih. Gembira-ria sebab berjuta bentuk kasih sayang yang ia curahkan kepada kita banyaknya tak hitung. Sedih-merintih karena melihat perjuangan, jerih payah, pengorbanan, dan cucuran keringat serta air mata yang tak terkira. Percayalah, semuanya tak kan pernah kita mampu membalasnya, sampai kapan pun. 

Sudah banyak yang tahu, dalam perspektif islam kedudukan seorang Ibu sangatlah tinggi lagi mulia. Betapa tidak, Surga seorang anak pun berada di bawah telapak kaki Ibu. Dari sini, tatkala kita mau sejenak diam dan merenungkan secara singkat saja, pasti akan menemukan makna bahwa Ibu adalah sosok yang mampu mengantarkan anaknya menuju surga. Dengan kata lain, kita dapat memaknai bahwa Ibu adalah sosok yang bisa menjadi wasilah tergapainya kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak. 

Ibu adalah sosok yang paling dekat dengan kita, anak-anaknya. Bersama Ibu kita dikandung selama -+ 9 bulan, lahir ke dunia ini kemudian kita menyusu kepadanya dalam waktu yang cukup lama. Belum cukup, sehari-hari, siang malam kita selalu bersama dengan Ibu kita. Apapun kebutuhan kita, saat masih kecil selalu Ibu yang mencukupi, makan, mandi, tidur, ganti baju, belajar berjalan, bicara dan lain sebagainya. Semua Ibulah yang lebih banyak berperan. 

Tak berlebihan jika Ibu kita, kita sebut sebagai مدرسة الاولى, sekolah utama dan pertama bagi kita semua, seorang anak. Ibulah yang pertama menemani hidup kita. Ibulah yang pertama memberikan pengajaran sekaligus membangun pondasi dalam diri kita. Sampai kapanpun peran sosok Ibu tak kan pernah terputus, perjuangannya tidak mengenal kata pensiun.

Yakinkan bahwa Ibu adalah guru kita yang memiliki kecintaan, kehangatan, kebaikan, keceriaan, cinta, dan kasih sangat besar kepada kita. Ia sanggup membersamai kita dalam suka dan duka. Sebesar apapun suka yang kita miliki, sedalam apapun duka yang kita hadapi, Ibu pasti akan sanggup bersama dengan kita.

Ibu adalah مدرسة الاولى anak-anaknya. Dari sosok ibulah kita belajar hal baru dalam hidup ini. Berbicara, mengenakan baju, cara makan, hingga budi pekerti yang luhur. Dengan sentuhan dan didikan yang lembut dan penuh kasih, suatu saat akan membuat seorang anak menjadi sosok yang kuat, sekaligus lembut, dan percaya diri.

Meskipun pernah kita jumpai anggapan bahwa jasa dan perjuangan seorang Ibu dianggap suatu hal yang kecil, namun yakinlah sejatinya jasa dan perjuangannya sangat besar. Melupakan jasa dan perjuangannya adalah kesalahan besar dan fatal. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita sebagai seorang anak senantiasa berusaha untuk membahagiakan dan menghargainya. Sebab, dengan cara ini akan menjadi bagian dari bentuk membalas jasa seorang Ibu. 

Bersambung.... 






𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗞𝗲𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯𝗮𝗻

𝘒𝘦𝘸𝘢𝘫𝘪𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘰𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪...